Hadirnya jaringan pipa gas PT PGN yang bisa diakses usaha komersil seperti rumah makan, memberikan penghematan hingga jutaan rupiah terhadap pengeluaran bahan bakar gas.
Hal ini diungkapkan salah satu Rumah Makan Sunda di Batam, yaitu Warung Bu Joko, dimana dua Rumah Makan miliknya baik di Nagoya maupun Batam Center, sudah menjadi pelanggan gas PT. Perusahaan Gas Negara (PGN), tbk.
“Semenjak berganti ke PGN, lebih ringan jadi ga usah beli gas. Kami bisa menghemat 30% pengeluaran bahan bakar. Kalau pakek tabung gas perhari bisa sampe Rp 800 ribu tapi tergantung pemakaian sih kadang Rp 600 ribu pernah. Sekarang perbulannya kami bisa menghemat Rp 5 jutaan lebih lah,” kata Pengelola Warung Makan Sunda Bu Joko Nagoya, Rika Hardiyanti, Rabu (31/7/2019).
Konsumsi gas yang tinggi untuk memasak setiap harinya, membuat usaha komersil seperti warung Bu Joko ini, sangat terasa dampaknya ketika beralih ke saluran gas PGN. Setiap harinya gas mereka selalu menyala sekitar 9 jam setengah nonstop.
Lanjut Rika, selain menghemat pengeluaran, beralih ke Gas PGN juga turut menghemat waktu dan tenaga. Sehingga biaya yang tinggi saat investasi pemasangan sudah terbayarkan dengan manfaat yang jauh lebih menguntungkan. Saat ini mereka juga tak perlu lagi menghabiskan waktu untuk mengangkut dan memasang gas.
“Disini nyala-nyala terus, kalau tabungkan harus masang lagi, apalagi masak dilantai 3 harus naik turun tabungnya pake kerekan, lebih susah itu harus angkat. Kalau jaringan gas PGN kan tinggal nyalain kompor aja, gas udah selalu tersedia,” ujarnya.
Selama 2 tahun pemakaian gas Rika menyatakan hampir tidak pernah memiliki keluhan terhadap pelayanan PGN. Hanya dua kali saja itupun gangguan tak terencana. Dan menurutnya itu bukan masalah besar karena waktu perbaikannya cepat.
“Kami jarang nelpon, paling mereka yang menghubungi karena ada gangguan penyaluran gas, ada gangguan cuma 2 kali aja sejak pertama kali pasang,” ucapnya.
Sales Area Head PT PGN Batam, Wendi Purwanto, mengatakan selama beroperasinya ada dua macam gangguan yang mungkin di alami di jaringan gas PGN ke pelanggan. Yaitu gangguan terencana, dan gangguan tak terencana.
Ketika gangguan tersebut terencana seperti perawatan pipa gas, PGN akan memberikan informasi kepada pelanggan sejak hari sebelumnya. Namun ketika terjadi gangguan tak terencana dalam waktu lama, untuk menopang produksi pelanggan, PGN saat ini bisa menyiapkan CNG untuk back up sementara.
“Kalau mati lama dan satu kawasan tersebut sangat membutuhkan aliran gas untuk produksi kita bawa gas CNG untuk digunakan sementara sesuai kebutuhan mereka,” jelasnya.
Namun gas CNG ini hanya disediakan untuk gangguan yang terjadi diatas 24 jam. Gas CNG ini bisa digunakan oleh usaha komersil dengan produksi tinggi jika melapor ke PGN.
Setiap ada gangguan, PGN selalu memprediksi waktu perbaikan dan menjadikan patokan waktu penyelesaian terlama. Namun menurut Wendi, perbaikan selalu selesai kurang dari waktu yang diinformasikan ke pelanggan.
“Kami biasanya ambil waktu terburuk, tapi biasanya ketika kami bilang selesai waktu perbaikan 8 jam, justru sudah selesai 6 jam. Makanya belum pernah ada pelanggan yang mengajukan peminjaman gas CNG, karena gas CNG inikan butuh waktu pengisian. Ketika dalam pengisian kadang perbaikan sudah selesai,” ungkapnya.
Saat ini PGN melayani 4809 pelanggan di Batam. 43 pelanggan industri besar, 65 pelanggan komersil seperti hotel dan rumah makan, serta 4701 rumah tangga.
Wendi mengakui ketiga kategori tersebut ada perlakuan yang berbeda karena tekanan yang dibutuhkan juga berbeda. Sehingga memerlukan waktu dan cara perbaikan yang berbeda. Namun PGN tetap menjamin layanan yang sama kepada pelanggan dengan kecepatan tanggap petugasnya.
Setiap keluhan yang diajukan pelanggan terhadap aliran gas PGN, petugas mempunyai standar waktu maksimal 2 jam untuk sampai ketempat. Dan untuk kondisi lalu lintas Batam, biasanya hanya membutuhkan waktu 30 menit saja untuk tiba di lokasi gangguan. (*)