Kamis, 25 April 2024

Penampakan 7 Makam di Dalam Masjid Baitusysyakur Kota Batam

Berita Terkait

batampos.co.id – Umat islam di Kota Batam mungkin sudah tidak asing lagi dengan Masjid Baitusysyakur yang berada di kawasan Jodoh, Nagoya, Kota Batam.

Masjid yang berada tepat di depan pos polisi Jodoh itu ternyata memiliki tujuh makam dan usia diperkirakan sudah ratusan tahun.

Makam-makam tersebut seluruhnya sudah diberikan keramik putih. Makan-makam itu  juga diberikan kain kuning dan putih.

Makam-makam itu pun bukan berada di luar, namun persis di dalam area masjid. Penjaga makam, Edwar, mengatakan, tujuh makam tersebut sudah ada sejak masjid itu dibangun.

Tampak depan masjid Baitusysyakur, Jodoh, Kota Batam. Foto: Dhiyanto/batampos.co.id

Informasi yang didapatknya, usia ketujuh makam itu diperkirakan sudah ratusan tahun.

“Saya mimpi dan disuruh datang ke makam ini,” katanya saat ditemui batampos.co.id, Rabu (31/7/2019).

Kata dia, dari tujuh makam tersebut hanya dua saja yang diketahui namanya. yaitu Raja Sulaiman, yang posisi makamnya berada di tengah.

Sementara dua makam yang disebelah kanan, salah satunya diketahui bernama Zubaidah.

“Yang satunya lagi saya tidak tahu dan yang berjejer empat ini makam cucu dan cicitnya Raja Sulaiman,” jelasnya.

Tujuh makam yang berada di dalam masjid Baitusysyakur, Kota Batam. Makam-makam itu diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Foto: Dhiyanto/batampos.co.id

Pria asal Palembang, Sumatera Selatan, itu menuturkan, dirinya mulai menjaga makam-makam tersebut sejak tahun 1999 hingga sekarang.

Selama 20 tahun menjadi juru kunci makam di Masjid Baitusysyakur, Edwar, mengatakan, tidak pernah mengalami hal-hal mistis.

Hanya saja lanjut, Edwar, tujuh makam tersebut pernah hendak dipindahkan. Namun anehnya, alat berat yang digunakan untuk memindahkan makam-makam itu selalu mati.

Akhirnya makam-makam tersebut dibiarkan ditempatnya hingga saat ini di dalam masjid.

Ia juga mengatakan, koin-koin yang berada di atas makam Raja Sulaiman merupakan milik para peziarah.

“Selain koin, peziarah terkadang memakai kemenyan atau dupa, itu adalah cara mereka untuk berziarah,” ujarnya.

Namun lanjutnya yang paling penting adalah para peziarah tidak boleh syirik.

“Karena kita semua hamba allah,” tuturnya.(nto)

Update