Jumat, 19 April 2024

Warna-Warni Idul Adha dari Negeri Tanduk Afrika

Berita Terkait

Roda pesawat Turkish Airlines membentur keras aspal Bandara Ade Adde, Mogadishu, Ahad (11/8). Lokasi bandara di tepian laut, ditambah angin yang bertiup kencang khas pesisir Mogadishu, memang sempat membuat pesawat goyah untuk mendarat. Setelah penerbangan langsung hampir 5 jam perjalanan dari Istanbul, benturan keras dengan aspal landasan pacu seakan menjadi ucapan selamat datang untuk kami, Tim Global Qurban, di Kota Mogadishu, Somalia.

Namun, sebelum pendaratan keras dan goyah di Bandara Ade Adde, pemandangan di ketinggian sebelum mendarat begitu memesona. Mogadishu – kota penuh debu di Tanduk Afrika – biru dengan garis pantainya yang eksotis. Sayangnya, meski garis pantai biru memesona, Mogadishu tetap menjadi kota yang penuh krisis. Jutaan jiwa pengungsi internal, kemiskinan akut, kelaparan meluas, kemarau panjang, hingga ancaman keamanan terjadi sepanjang tahun.

Alasan itu pula yang membawa kami kembali ke kota ini untuk menyampaikan amanah ribuan dermawan dari Indonesia. Sejak hari pertama Iduladha di Somalia, kami memulai pemotongan hewan kurban. Berjalan beriringan dengan kurban dari dermawan Indonesia yang juga disembelih serentak di puluhan negara lainnya.

Warna-warni bahagia, begitu satu kalimat yang bisa menggambarkan bagaimana perayaan Iduladha di Somalia. Dalam segala keterbatasan, hari Iduladha hingga hari-hari tasyrik setelahnya tetap dirayakan meriah di penjuru Kota Mogadishu.

Perempuan Somalia dengan baju panjang dan jilbab panjang berwarna-warni memenuhi jalan-jalan kota. Tertiup angin kencang dan debu khas Somalia yang beterbangan, warna-warni jilbab panjang mereka mencolok sepanjang jalan.

Menurut mitra Global Qurban di sini, perempuan-perempuan Somalia itu keluar dari tenda-tenda pengungsian mereka menuju ke lokasi pemotongan hewan kurban. Menggandeng tangan putra-putri mereka dengan baju lebaran terbaiknya, mereka menunggu pemotongan usai. Dalam penantian, mereka berharap mendapat sebagian daging-daging kurban, termasuk kurban dari dermawan Indonesia.

Global Qurban sembelih ribuan sapi di Somalia

Andi Noor Faradiba dari Tim Global Qurban untuk Somalia mengatakan, sekitar 1.200 sapi disembelih dan didistribusikan di Mogadishu, juga di beberapa kota lain di Somalia.

“Somalia masih dibelit dengan sejumlah masalah kemanusiaan. Ratusan ribu pengungsi internal tinggal di tenda-tenda yang hanya dibangun dari ranting pohon dan kain. Sepanjang perjalanan di Mogadishu, yang terlihat hanya deretan kamp-kamp internal.

Pendistribusian daging kurban dilakukan di sejumlah kamp-kamp tersebut,” tutur Faradiba.
Sampai hari tasyrik terakhir di Somalia, Rabu (14/8), pendistribusian daging kurban menjangkau tiga distrik yang berbeda. Ketiga distrik itu meliputi Distrik Mogadishu di Provinsi Banadir, Distrik Washeikh di Provinsi Middle Shabelle, dan Distrik Baidoa di Provinsi Bay.

Krisis kemanusiaan yang terjadi di distrik-distrik tersebut, semuanya serupa. Misalnya saja, kekeringan sepanjang tahun, kelaparan akut, dan kemiskinan yang dirasakan oleh jutaan pengungsi internal. Faradiba mengatakan, setiap potongan besar daging kurban dari Global Qurban, dikirimkan untuk para pengungsi internal ini.

“Kami mendatangi kamp-kamp pengungsi yang paling membutuhkan, memberikan daging kurban agar bisa segera mereka jemur di tengah panasnya matahari Somalia. Daging kurban ini yang nantinya bakal menjadi pelengkap gizi tiap keluarga pengungsi, hingga beberapa pekan ke depan,” ujar Faradiba.

Ucapan “mahadsanid Indonesia” atau “terima kasih Indonesia” pun diutarakan. Mereka menitip rasa terima kasihnya untuk setiap daging kurban dari dermawan Indonesia.
Ungkapan terima kasih tersebut juga diucapkan seorang ibu bernama Farihah dengan jilbab merah muda panjangnya. Di Kamp Al Adala, daerah Wedoouw, Farihah menitipkan pesannya “Mahadsanid Indonesia, Barakallah,” ujarnya kepada Faradiba. [*]

Update