Kamis, 25 April 2024

Warga Diminta Hemat Air, Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca Tak Sesuai Harapan

Berita Terkait

batampos.co.id – Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengatasi kekeringan ekstrim tidak sesuai harapan.

Sekitar 3 minggu sejak dinyatakan dimulai pada 23 Juli lalu, belum satupun misi penerbangan (sortie) yang dilakukan untuk melakukan penyemaian awan.

Kepala Bidang TMC Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jon Arifianto membenarkan bahwa sampai saat ini penerbangan untuk menyebar benih awan hujan belum dilakukan.

“Untuk wilayah Jawa dan Bali belum, namun untuk wilayah Riau sudah seratus sortie lebih,” kata Jon pada Jawa Pos (grup Batam Pos) kemarin (18/8/2019).

Jon menambahkan, bahwa pesawat, bahan dan peralatan masih tetap berada di Base Operasi TMC. Untuk Pulau Jawa berada di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Sejumlah warga menggunakan payung dari terik matahari di Tembesi, Sagulung, Batam, beberapa waktu lalu. Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

Sementara itu, data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menunjukkan bahwa kekeringan kategori ekstrim dengan Indikator Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 60 hari tersebar merata mulai dari ujung barat pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Kota Batam Tetap Panas Hingga Akhir Agustus

Wilayah lain seperti Sumatera dan Kalimantan terutama bagian selatan juga mengalai kekeringan dengan kategori panjang hingga sangat panjang.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fcahri Radjab mengungkapkan hingga saat ini pertumbuhan awan yang dibutuhkan untuk wilayah Jawa dan Bali masih sangat kecil.

“Massa udara yang bertiup di atas Jawa Bali masih bersifat kering, jadi sulit untuk pertumbuhan awan,” jelasnya.

Dalam operasi gabungan TMC yang diperintahkan oleh Presiden Jokowi pada Juli lalu, BMKG bertugas memantau dan mengabarkan posisi awan yang berpotensi menjadi sasaran semai TMC.

Namun hingga saat ini kata Fachri belum satupun awan yang cukup potensial.

Baca Juga: Cuaca Panas, Suhu Bisa sampai 35 Derajat Celcius

“Namun kami terus memantau hari per hari, kalau diantara hari-hari tersebut ada peluang hujan, kami akan langsung infokan ke BPPT,” jelasnya.

Kondisi kering ini lanjut Fachri angin yang bertiup dari Samudera Hindia tidak membawa uap air yang cukup untuk pembentukan awan.

Hal ini salah satunya karena suhu permukaan Samudera Hindia yang relatif dingin. “Selain itu, ada sumbangan angin kering dari Australia,” katanya.(tau/jpg)

Update