batampos.co.id – Kementerian PUPR memperluas penggunaan aspal karet untuk pemeliharaan jalan nasional di seluruh Indonesia.
Tahun 2019 ini, 2.542 ton aspal dengan campuran karet akan digunakan. Dengan asumsi campuran penggunaan karet 7 persen terhadap aspal, maka jumlah karet yang terserap diperkirakan sebanyak 177,95 ton.
Hal ini akan membantu menciptakan demand domestik untuk menyerap hasil petani karet.
Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo saat bersilaturahmi dengan Para Petani Karet Se-Provinsi Sumatra Selatan, di Kabupaten Musi Banyuasin pada bulan Maret 2019 lalu.
“Aspal karet memiliki tingkat perkerasan lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, dan daya tahan lebih tinggi dibanding aspal biasa,” kata Menteri Basuki dalam pernyataannya, Selasa (20/8/2019).
Basuki mengatakan, beberapa kelebihan campuran aspal karet alam diantaranya adalah meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.
Penggunaan aspal karet untuk pengaspalan jalan sudah dilakukan Kementerian PUPR di beberapa lokasi jalan nasional.
Baca Juga: Ini Proyek Kementerian PUPR Selanjutnya di Provinsi Kepri
Salah satunya di ruas Ciawi-Sukabumi dan Jalan Karawang-Cikampek. Penggunaan aspal karet salah satunya pada pengerjaan preservasi jalan nasional Lintas Tengah Jawa pada ruas Ajibarang-Banyumas-Klampok-Banjarnegara sepanjang 4,8 km dari total yang ditangani 63,03 Km.
Kepala BBPJN VII, Akhmad Cahyadi, mengungkapkan, pada pekerjaan preservasi meliputi rehabilitasi mayor sepanjang 10,5 km.
Dari 6 ruas yang dikerjakan, dua di antaranya menggunakan pelapisan aspal karet sepanjang 4,8 km.
”Ruas Sokaraja-Kaliori sepanjang 2,9 km dan ruas Patikraja-Rawalo sepanjang 1 km sepenuhnya menggunakan aspal karet. Sisanya aspal modified,” jelasnya.
Selain menggunakan aspal karet pada pekerjaan rehabilitasi mayor, BBPJN VII melalui Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah, melakukan peningkatan kualitas jalan pada ruas Purwokerto-Patikraja dengan mengganti jalan aspal menjadi beton rigit.
Cahyadi mengatakan, penanganan Jalur Lintas Tengah Jawa dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan bagi pengendara.
“Karena ruas ini menjadi penghubung antara jalur Lintas Selatan dengan Tol Trans Jawa dan jalur Pantai Utara (Pantura),” ujarnya.(tau/jpg)