Rabu, 17 April 2024

Antrean Haji di Malaysia Capai 121 Tahun

Berita Terkait

batampos.co.id – Saat ini rata-rata antrean haji di Indonesia mencapai 20 tahun. Namun, ternyata di Malaysia antreannya lebih panjang lagi. Masa tunggu berhaji di negeri jiran itu mencapai 121 tahun.

Keterangan tersebut disampaikan Ketua Rombongan Haji Malaysia 1440 H, Dato Sri Syed Saleh Abdul Rahman, ketika bertemu dengan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi di Makkah, Selasa (20/8) malam. Dia menjelaskan, kuota haji Malaysia sebesar 32.200 orang.

Dia mengungkapkan saat ini ada sekitar tiga juta orang Malaysia yang masuk dalam antrean berhaji.

’’Yang baru daftar sekarang, 121 tahun menunggu,’’ katanya. Dato Sri Syed Saleh menjelaskan, mereka menggunakan sistem first come first serve. Siapa yang mendaftar lebih dahulu, maka diberangkatkan lebih awal.

Jemaah haji Malaysia yang berhaji tahun ini, rata-rata sudah menunggu 12 tahun. Dia menjelaskan terjadi peningkatan tren jumlah pendaftar haji di Tabung Haji Malaysia setelah 2008. Saat ini, rata-rata ada seribu orang mendaftar haji dalam sehari di Malaysia.

Dia mengungkapkan aturan terbaru di Malaysia, masyarakat yang sudah berhaji tidak boleh mendaftar haji lagi. Pada aturan yang sebelumnya, orang yang pernah berhaji diperbolehkan daftar kembali. Tetapi harus menunggu lima tahun dari keberangkatan haji sebelumnya.

Dato Sri Syed Saleh menjelaskan, urusan haji di Malaysia ditangani oleh Tabung Haji. Bahkan petugas yang diberangkatkan ke Arab Saudi adalah petugas Tabung Haji. Sedangkan untuk petugas kesehatan direkrut dari Kementerian Kesehatan Malaysia.

Di Malaysia penduduk baru lahir sudah diperbolehkan membuka akun di Tabung Haji. Dengan biaya pembukaan rekening 2 ringgit atau sekitar Rp 6.817. Sementara untuk bisa mendaftar haji di Malaysia, ’’nasabah’’ Tabung Haji harus menyetor uang muka 1.300 ringgit atau sekitar Rp 4,4 juta.

’’Biaya haji di Malaysia tetap sejak 2009,’’ katanya.

Besaran biaya haji yang diselenggarakan Tabung Haji adalah 9.980 ringgit (Rp 34 jutaan). Sebenarnya biaya riil haji di Malaysia adalah 22.900 ringgit (Rp 78 juta). Namun, jemaah mendapatkan subsidi sebesar 12.920 ringgit (Rp 44 jutaan). Dana subsidi tersebut diambil dari kegiatan bisnis yang dijalankan oleh Tabung Haji.

Biaya riil yang dibayar jamaah haji Malaysia hampir sama dengan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2019. Tahun ini rata-rata jemaah haji Indonesia membayar BPIH Rp 35 juta/orang. Besaran BPIH itu bervariasi di setiap embarkasi. Sementara di Malaysia titik penerbangan menuju Arab Saudi hanya dari Kuala Lumpur saja.

Di ujung pertemuan yang diselingi makan bihun goreng itu, Dato Sri Syed Saleh mengatakan kekagumannya dengan pelayanan haji Indonesia. Dengan kuota jamaah yang mencapai 231 ribu orang, pengaturannya bisa rapi dan sistematik. Dia juga mengakui bahwa pengaturan jamaah Indonesia adalah yang terbaik.

’’Bukan hanya dari pengendalian. Tetapi juga jemaahnya disiplin dan tidak me­nimbulkan perkara yang tidak diinginkan,’’ jelasnya. (*)

Update