Jumat, 29 Maret 2024

Hang Nadim Ikat Perjanjian dengan Anak Pak Habibie

Berita Terkait

batampos.co.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam telah mengikat perjanjian kontrak sewa lahan selama lima tahun dengan Ilthabi Rekatama. Lokasi lahan berada di samping lahan milik Lion di kawasan Bandara Hang Nadim.

Seperti yang diketahui, Ilthabi Rekatama ini digawangi oleh anak-anak Presiden Ketiga Indonesia, BJ Habibie, yakni Ilham Habibie dan Thariq Kemal Habibie. Ilthabi berencana membangun pabrik pesawat komersil, R80 di Batam.

“Untuk anak Pak Habibie, kami sudah memorandum of understanding (MoU) dua bulan yang lalu terkait sewa lahan sementara selama lima tahun. Lahannya seluas 50 hektar,” kata Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim, Suwarso, Rabu (21/8) di kantornya.

Suwarso yakin investasi ini akan terwujud. Pasalnya rekam jejak perjanjian ini mirip dengan MoU dengan Lion beberapa tahun lalu. Pada awalnya, Lion mengikat kontrak sewa lahan sementara selama setahun dengan BP Batam.

foto: batampos.co.id / dalil harahapp

“Dulu Lion setahun untuk sementara. Mereka mengurus administrasi yang diperlukan. Baru setelah itu investasi terwujud, Lion dapat sewa lahan selama 25 tahun dan yang terbaru dapat perpanjangan sewa 50 tahun,” ungkapnya.

Ilthabi sudah berminat sejak lama untuk membuka pabrik pesawat di Batam, bahkan sebelum Lion membuka hanggar pesawat di Hang Nadim delapan tahun yang lalu.

Dalam perjalanannya, Garuda juga berminat pada lahan yang sama yang diinginkan Ilthabi. Garuda ingin membangun hanggar dan mengajukan permohonan lahan ke BP Batam

Tapi setelahnya proyek tersebut tidak terlaksana. Dan saat ini maskapai plat merah ini bekerja sama dengan Lion untuk membangun hanggar yang baru di lahan milik Lion. Sehingga lahan yang diminati Garuda sekarang dialokasikan kepada Ilthabi.

Sebelumnya, Ilham Habibie sudah menyatakan minat untuk membangun pabrik pesawat di Batam. Hal tersebut diungkapkan saat ikut meresmikan proyek properti Megablock Meisterstadt di Batam, Apri lalu. Tapi saat itu ia masih malu-malu mengungkapkan keinginannya.

“Kami baru liat tanahnya di Batam. Kira-kira nanti luasnya butuh 60 hektar lebih. Tapi, untuk sekarang masih terlalu dini. Kami belum ada gambaran, masih nol besar. Ini semua masih dimulai dengan perencanaan dan untuk buat pesawat masih lama, mesti bangun pabriknya dulu,” katanya saat itu. (leo)

Update