Rabu, 27 November 2024

Move On ke BBM RON Tinggi, Rider Ninja Makin Percaya Diri

Berita Terkait

Bagi anggota komunitas Rider Ninja Community (RNC) Batam, masalah bahan bakar minyak (BBM) adalah segala-galanya. Tak hanya berdampak pada mesin si kuda besi, penggunaan BBM berkualitas tinggi juga mampu membuat para riders makin percaya diri.

SUPARMAN, batampos.co.id

ASRIN benar-benar kapok. Gegara menggunakan premium, motor Kawasaki Ninja kesayangannya harus masuk bengkel, awal 2018 lalu.

Anggota komunitas motor Ninja, Rider Ninja Community (RNC) Batam ini menceritakan, saat ini ia memang sengaja membeli premium untuk kuda besi kesayangannya itu. Padahal selama ini ia selalu menggunakan pertamax untuk motor kesayangannya itu.

“Saat itu belum gajian, jadi saya beli premium,” kenangnya.

Hari pertama pemakaian premium, Asrin tak merasakan perubahan apa-apa pada motornya. Namun memasuki hari kedua, motornya mulai rewel. Mesin motornya ‘ngempos’ alias tak bertenaga. Si kuda besi kesayangan tak bisa lagi lari kencang.

Tak ingin terjadi hal yang lebih buruk, Asrin langsung membawa motornya itu ke bengkel langganan. Mekanik bengkel tersebut menyatakan, penggunaan premium adalah biang penyebab ‘ngempos’ nya mesin motor Asrin.

Segera Asrin ambil tindakan. Ia meminta dilakukan service menyeluruh pada mesin motornya. Tak hanya itu, ia juga meminta agar tanki motornya dicuci bersih supaya tak ada premium yang tersisa di dalamnya.

“Niatnya ngirit, malah keluar banyak duit,” katanya.

Sejak saat itu, Asrin mengaku tak pernah lagi coba-coba menggunakan premium untuk motor bermesin 4 tak-nya itu.

ANGGOTA komunitas RNC Batam saat touring ke Barelang, Batam, belum lama ini.
foto: www.facebook/RNC Batam

Tak hanya Asrin, langkah move on dari premium ke BBM dengan Research Octane Number (RON) yang lebih tinggi ini juga dilakukan 55 anggota RNC Batam lainnya. Terutama untuk yang memiliki Ninja bermesin 4 tak.

“Ada beberapa anggota yang motornya 2 tak. Semua pindah ke pertalite, tak ada lagi yang pakai premium,” kata Ghanes Bagus, Sekjend RNC Batam, Rabu (28/8/2019).

Seperti Bagus sendiri yang selalu menggunakan pertamax. Apapun kondisinya, ia tak mau menggunakan premium untuk motor Ninja-nya. Menurut dia, penggunaan BBM berkualitas tinggi pada dasarnya merupakan langkah nyata melakukan perawatan kendaraan bermotor untuk jangka panjang.

Yang paling terlihat, kata Bagus, menggunakan pertamax akan membuat mesih motor tetap bersih. Selain itu, pembakaran mesin juga maksimal sehingga tenaga yang dihasilkan juga optimal.

“Kalau bicara irit tidak irit, sebenarnya relatif. Karena kalau dipakai untuk perjalanan jarak jauh, sebenarnya pakai pertamax lebih hemat dibandingkan premium,” kata Bagus.

Tak hanya berdampak positif bagi mesin kendaraan, penggunaan BBM RON tinggi juga mampu membuat para rider Ninja ini merasa lebih tenang, nyaman, dan percaya diri. Terutama saat melakukan touring, baik di dalam Kota Batam maupun ke luar daerah. Mereka merasa yakin mesin motornya tidak akan mengalami kendala selama di perjalanan karena menggunakan BBM berkulitas, seperti pertalite dan pertamax.

Sebab, kata Bagus, sejak dibentuk pada 2014 lalu, RNC Batam cukup sering menggelar touring hingga ke luar kota. Misalnya ke Medan, Sumatera Utara. Biasanya, touring ke luar daerah ini dilakukan dalam rangka silaturahmi dengan komunitas Ninja lainnya.

“Karena kami bernaung di bawah bendera Kawasaki Ninja Indonesia yang membawahi beberapa komunitas motor Ninja di Indonesia,” kata Bagus.

Terpisah, Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, M Roby Hervindo, mengatakan gerakan move on konsumen dari BBM subsidi ke BBM berkualitas tinggi terus mengalami tren peningkatan. Tak terkecuali di wilayah Kepulauan Riau (Kepri).

Roby mencatat, dalam rentang waktu Januari hingga Juli 2019 ini, distribusi bahan bakar khusus (BBK) di Kepri rata-rata mencapai 354 kiloliter (KL) per hari. Angka tersebut naik jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang rata-rata mencapai 346 KL per hari.

“Artinya ada kenaikan sekitar 2 persen. Ini menunjukkan progres yang positif,” kata Roby, Rabu (28/8/2019).

Menurut Roby, meningkatnya konsumsi BBK seperti pertamax, pertalite, pertamax turbo dan dex series, merupakan dampak dari bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan. Sebab dengan menggunakan BBM berkualitas tinggi, secara tidak langsung konsumen membantu menjaga kesehatan lingkungan, terutama mengurangi pencemaran udara.

Di wilayah kerja MOR 1 yang meliputi Sumut, Aceh, Riau, Kepri, dan Sumbar, konsumsi BBK di Kepri berada di urutan keempat. Urutan pertama dipegang Sumut, disusul Aceh, lalu Sumbar, Kepri, dan Riau di urutan terakhir.


KONSUMEN membeli BBM jenis pertamax plus di sebuah SPBU di Batam, beberapa waktu lalu. Konsumsi BBM dengan RON tinggi Kepri terus meningkat dalam sepanjang 2019 ini.
foto: batampos.co.id / Dalil Harahap

“Kami terus mendorong agar konsumen beralih ke BBK dan meninggalkan BBM bersubsidi,” kata Roby.

Sementara itu, data di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di Batam juga menunjukkan adanya peningkatan konsumsi pertalite dan pertamax. Sebaliknya, pembelian BBM jenis premium mengalami tren penurunan dalam dua atau tiga tahun belakangan.

Di SPBU Kapital Raya, Batam, misalnya. Permintaan konsumen akan premium dan pertalite atau pertamax sudah cukup berimbang. Hal ini bisa dilihat dari jumlah antrean kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.

“Walaupun premium tersedia, beberapa konsumen tetap memilih antre di jalur pengisian pertamax dan pertalite,” kata Yanto, Foreman SPBU Kapital Raya.

Edukasi dan Promosi
Meningkatnya konsumsi BBK di wilayah Kepri tak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan PT Pertamina MOR 1. Mulai dari upaya edukasi, hingga program-program promosi yang terus digalakkan.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, M Roby Hervindo, mengatakan selama ini pihaknya banyak melakukan edukasi tentang plus minus penggunaan premium versus BBK. Selain ke masyarakat umum, edukasi ini dilakukan di kalangan komunitas motor maupun mobil, serta kalangan pelajar dan mahasiswa.

“Kami menekankan plus minus penggunaan premium dibandingkan pertamax dan pertalite. Baik dari sisi economic values-nya maupun dari sisi kesehatan lingkungannya,” kata Roby.

Dari segi nilai ekonomis, kata Roby, sebenarnya penggunaan pertamax atau pertalite jauh lebih irit dibandingkan dengan premium. Hal ini sudah dilakukan pengujian di berbagai daerah dengan berbagai jenis kendaraan.

Selain itu, dengan menggunakan BBM berkualitas tinggi maka konsumen sudah berkontribusi merawat mesin kendaraan. Sebab dengan BBM RON tinggi mesin kendaraan akan lebih bersih dan awet.

“Kalau mesin awet, tak perlu sering-sering ke bengkel. Sehingga pengeluaran bisa berkurang,” katanya.

Kemudian dari sisi kesehatan lingkungan, penggunaan BBM kualitas tinggi juga berkontribusi dalam mengurangi pencemaran udara. Itulah sebabnya, pertamax dkk sering disebut sebagai BBM ramah lingkungan.

Roby menjelaskan, BBM dengan RON rendah seperti premium yang kadar oktannya 88 memiliki sejumlah kandungan yang merugikan kesehatan udara. Sebab kandungan gas karbon dioksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan partikel lain yang berdampak negatif pada manusia dan lingkungan pada premium sangat tinggi.

Penggunaan BBM dengan RON rendah, kata Roby, akan menghasilkan emisi gas buang yang akan mencemari udara. Seperti diketahui, tingkat pencemaran udara di Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Dan, emisi gas buang kendaraan bermotor menjadi penyumbang terbesar bagi polusi udara itu.

“Bahkan menurut penelitian, pencemaran udara ini menjadi penyebab kematian terbesar nomor empat di dunia. Inilah yang terus kita sampaikan ke masyarakat agar peduli dengan kesehatan lingkungan dengan beralih ke BBM berkualitas tinggi,” katanya.

Kata Roby, sering muncul pertanyaan, mengapa premium tidak dihapus saja? Mengapa Pertamina tetap menyediakan premium jika secara kualitas kurang bagus?

Soal pertanyaan ini, Roby menjelaskan premium merupakan BBM penugasan dari pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014. Sehingga Pertamina wajib menyediakan pasokan premium sesuai dengan kuota yang ditentukan.

“Premium ini bukan BBM subsidi lagi, tapi harganya tetap ditentukan pemerintah,” katanya.

Selain gencar melakukan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat, lanjut Roby, Pertamina MOR 1 juga menggelar berbagai promosi agar konsumen move on dari premium ke BBM berkualitas tinggi. Salah satunya melalu program Berkah Energi Pertamina.

Melalui program ini, Pertamina memberikan berbagai hadiah kepada konsumen yang membeli BBM berkualitas melalui aplikasi MyPertamina. Tentunya, hadiah diberikan kepada konsumen yang beruntung setelah dilakukan pengundian secara periodik.

“Salah satu hadiahnya adalah gratis umrah ke Tanah Suci,” kata Roby. (*)

Update