Jumat, 29 Maret 2024

Ismed Pimpin Asosiasi Depo Kontainer Indonesia Provinsi Kepri

Berita Terkait

batampos.co.id – Ismed Safriady dipercaya memimpin Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki) Kepri periode 2019-2024.

Ismed dikukuhkan dan dilantik bersama pengurus Asdeki Kepri oleh Ketua DPP Asdeki Pusat, Muslan AR di Ballroom Hotel Swissbell Harbourbay, Batuampar, Kamis (29/8/2019) malam.

Menurut pria yang akrab dipanggil Amek ini, Kepri terutama Batam baru ada beberapa perusahaan depo yang sampai saat ini tidak memiliki payung hukum atau aturan yang jelas.

“Selama ini hanya sebagai tempat penumpukan kontainer (peti kemas) sementara saja. Seharusnya yang namanya depo itu ada kegiatan washing (pembersihan) dan perbaikannya,” ujarnya.

“Setelah itu dipakai ulang atau di-return ke shipping atau perusahaan pelayaran lainnya,” ujar Ismed didamping Sekretaris Jenderal Asdeki Kepri, Delfian Hertinus.

Ismed ingin di masa kepemimpinannya nanti, dengan bimbingan dari DPP Asdeki Pusat, mampu menata depo-depo yang ada di Batam agar bisa seragam sesuai aturan dari Permenhub.

Menanggapi terbentuknya Asdeki Kepri di bawah kepemimpinan Ismed, Ketua DPP Asdeki Pusat, Muslan AR menegaskan jika DPW Asdeki Kepri ini sudah lama dicanangkan untuk dibentuk.

Ismed saat dilantik sebagai Ketua Asdeki Kepri. Foto: Galih/batampos.co.id

“Sekalipun terlambat, akhirnya tahun ini terbentuk juga, saya melihat penataan depo kontainer di Batam dulunya memang masih berantakan,” tuturnya.

“Sekarang ini sudah mulai rapi. Sebelumnya di Batam itu banyak kontainer yang berserakan di pinggir-pinggir jalan. Itu menjadi potret yang tidak bagus,” ujarnya lagi.

Muslan berharap dengan terbentuknya Asdeki Kepri yang dinahkodai Ismed bisa memberikan suasana, tata cara, dan standar operasional yang baru.

Sehingga, nilai daripada logistik nantinya dapat diukur secara kompetitif, tepat guna, aman, dan sistemnya nanti akan disamakan seperti di Jakarta.

“Untuk di Kepri, saya sendiri juga masih belum tahu apakah akan berada di bawah BP Batam, Wali Kota Batam, kami belum tahu,” terangnya.

Muslan mengkritisi pelayanan sistem one stop service atau pelayanan satu atap (OSS) yang baru belum bisa memberikan satu arah yang lebih pasti.

”Apakah keberadaan Asdeki akan tetap di bawah departemen perhubungan atau nanti akan ikut juga pada sistem OSS yang diberlakukan oleh pemerintah sekarang ini?” katanya.(gas)

Update