Jumat, 29 Maret 2024

Kualitas Udara Batam Berangsur Normal

Berita Terkait

batampos.co.id – Kualitas udara Batam masih berada di kategori sedang. Namun, secara umum, kualitas udara berangsur normal dalam beberapa hari terakhir. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Didi Kusmarjadi, Selasa (24/9/2019).

Menurutnya, meskipun di daerah tetangga status sudah masuk berbahaya, ia berharap kondisi tersebut tidak terjadi di Batam karena asap kiriman dari daerah lain.

”Sejauh ini masih sedang. Tapi belum tahu sore nanti (kemarin) karena selalu ada perubahan kualitas udara,” sebutnya.

Didi mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker dan mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama untuk ibu hamil dan anak-anak, hingga status dan kualitas udara normal kembali.

”Cerah tapi status masih sedang. Mudah-mudahan hujan kembali turun jadi bisa mengusir asap ini,” imbuh Didi.

Ia menyebutkan, hingga kini peningkatan kasus gangguan pernapasan sudah mulai terlihat hampir di seluruh puskesmas yang ada. Peningkatan 50-100 persen sejak serbuan kabut asap menyelimuti Kota Batam.

”Nanti kita lihat grafiknya awal bulan depan. Berapa jumlah pasien akibat gangguan kabut asap ini,” ucapnya.

Ratusan ribu masker N90 masih tersedia untuk dibagikan kepada masyarakat jika stasiun Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan angka di atas 100.

”Persediaan masih cukup. Tetap gunakan masker bagi yang ingin ke luar rumah,” imbaunya.

Sementara itu, Humas Kapal Dumailine, Asmadi, mengatakan pelayaran tetap berjalan normal. Untuk daerah yang berdekatan dengan lokasi kebakaran lahan sejauh ini juga masih aman untuk dilalui.

”Kapten kapal hanya mengurangi kecepatan saja,” katanya.

Kondisi saat ini, menurutnya, lebih baik dari kebakaran lahan yang terjadi beberapa tahun lalu. Kala itu, keberangkatan kapal harus dihentikan karena kabut asap yang sangat tebal dan tidak aman bagi pelayaran.

Kendaraan menembus kabut asap tipis yang menyelimuti kawasan di sekitar Jalan Ahmad Yani, Batam Center, Selasa (24/9).
F. Dalil Harahap/Batam Pos

”Tentu kita berharap asap segera pergi. Agar tidak ada kekhawatiran baik penumpang maupun operator kapal,” tutupnya.

Rute Pesawat ke Luar Daerah Terganggu

Rute penerbangan dari Bandara Internasional Hang Nadim Batam ke beberapa daerah terdampak kabut asap mengalami gangguan. Sejak kasus kabut asap, gangguan yang terjadi seperti penundaan (delay) hingga pembatalan penerbangan.

Direktur Badan Usaha Bandar Udara Hang Nadim, Suwarso, mengaku ada enam daerah tujuan yang terkendala penerbangannya akibat kabut asap.

”Yakni Letung (Anambas), Natuna, Dumai, Jambi, Pekanbaru dan Pontianak,” katanya, Selasa (24/9).

Ia merinci, untuk penerbangan Batam menuju ke Letung, beberapa kali terjadi pembatalan. Sedangkan ke Natuna ada yang mengalami delay, namun sering juga terjadi pembatalan penerbangan. Sementara itu, rute Batam menuju ke Pekanbaru, Jambi, Dumai dan Pontianak, rata-rata mengalami delay.

”Biasanya penerbangan pagi hari (sering) delay. Karena kabut asap mulai memudar di siang hari. Setiap harinya ke Letung ada satu penerbangan, Natuna satu penerbangan, Pekanbaru itu sekitar 2 hingga 3 penerbangan, Jambi satu penerbangan, Pontianak satu penerbangan dan Dumai juga satu penerbangan,” ungkapnya.

Ia berharap kabut asap ini segera hilang. Sehingga, penerbangan dapat kembali lancar dan normal ke beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan.

Terkait kabut asap, Prakirawan Forecaster Stasiun Meteorologi (Stamet) Hang Nadim, Noah Dirgantara Ginting, mengatakan peluang hujan beberapa hari ke depan akan semakin meningkat. Hujan, katanya akan menghilangkan titik api (hotspot) dan memudarkan kabut asap.

”Kemungkinan hujan cukup besar, dan akan terjadi mulai siang hingga sore. Kemungkinan hujan saat dini hari juga cukup besar,” ungkapnya.

Kabut asap di Batam dan beberapa daerah lainnya di Kepri, kata dia, merupakan kiriman dari Riau dan Pontianak. Walaupun begitu, dalam beberapa hari ini kabut asap sudah mulai memudar. Jarak pandang di beberapa wilayah juga mulai membaik.

”Hari ini saja, di Hang Nadim jarak pandang sudah mencapai 5 ribu meter. Sementara itu di Natuna dan Tarempa sudah di atas 2 ribu meter. Semoga saja terus membaik,” tuturnya.

Kini, hotspot di Kepri hanya tersisa satu. Dan ia berharap masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan.

”Saya mengimbau untuk wilayah Natuna dan Anambas agar berhati-hati, karena potensi gelombang hingga 2 meter,” pungkasnya. (yui/ska/eja)

Update