Kamis, 25 April 2024

Pelebaran Jalan R Suprapto Terbentur JPO

Berita Terkait

batampos.co.id – Proyek pelebaran jalan tepatnya di ruas Jalan R Suprapto depan Simpang Dam menuju Simpang Panbil, Mukakuning terbentur keberadaan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang berdiri di jalur pelebaran jalan tersebut.

Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam menyatakan, proyek pelebaran jalan memang sedikit terhalang oleh JPO.

Namun, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kepri karena JPO tersebut dibangun Pemprov Kepri.

”Harapan kita Pemprov bisa memberikan solusi apakah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) akan dipindahkan,” ucap Kepala SBM SDA Batam, Yumasnur, Senin (14/10/2019).

Ia menambahkan, sembari menunggu koordinasi dengan Pemprov Kepri, proyek pelebaran jalan tersebut juga terus berjalan.

Berdasarkan pengerjaan, pelebaran jalan tersebut dari arah Batuaji menuju Batam Center, tepatnya di depan Simpang Dam ke arah Simpang Panbil, Mukakuning.

”Tentu butuh waktu untuk memindahkan JPO tersebut,” lanjutnya.

Beberapa warga yang sering melintas di ruas jalan tersebut berharap proyek pelebaran jalan itu segera selesai.

Proyek pelebaran Jalan Letjen Suprapto, Seibeduk, terbentur dengan adanya JPO yang masuk area pelebaran jalan. Foto diambil, Senin (14/10/2019). Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

Pasalnya, jalan itu kerap macet, terutama saat waktu berangkat dan pulang kerja.
Ardhito, 52, seorang pengendara, mengatakan pelebaran jalan ini sangat bagus untuk mengurai kemacetan yang terjadi hampir tiap hari.

Namun, ketika proyek jalan tersebut ini terbentur dengan JPO, ia berharap ada solusi yang lebih bijaksana.

”Sangat disayangkan apabila JPO tersebut harus dibongkar. Sebab, dari kalangan pekerja di daerah kawasan industri Batamindo sangat terbantu dengan JPO tersebut,” katanya.

Yumasnur, mengatakan, pengerjaan jalan disesuaikan dengan perhitungan dan perencanaan jumlah serta jenis kendaraan yang melintas di jalan yang akan dibangun.

Seperti, proyek pelebaran Jalan Kerapu, Batuampar yang menghubungkan Jalan Yos Sudarso menuju ke kawasan McDermott dan Sengkuang.

Karena, jalan itu merupakan langganan kendaraan berat sehingga pengerjaan jalan membutuhkan penanganan yang lebih dari jalan lainnya.

”Lapisan betonnya ganda. Jadi, tahap pertama dibangun lantai kerja dulu, yakni jalan dibeton tanpa menggunakan besi,” kata Yumasnur, Senin (14/10).

Ia menjelaskan, karena jalan dilalui kendaraan berat, pembangunan jalan membutuhkan ketebalan agar bisa menahan beban dan jalan yang dibangun tidak cepat rusak.

”Memang perhitungannya seperti itu. Sebelum membangun jalan, ada kajian yang kami lakukan lebih dulu,” jelasnya.

“Kalau tidak, nanti baru dibangun jalan sudah rusak. Makanya, untuk lapisan pertama tidak pakai besi dan selanjutnya baru pakai besi seperti jalan lainnya,” kata Yumasnur lagi.

Ia menegaskan, pengawas pembangunan jalan setiap hari selalu berada di lapangan.

Hal ini untuk memastikan pengerjaan jalan sesuai dengan kesepakatan, termasuk penggunaan material pembangunan jalan.

”Kalau tidak diawasi justru berbahaya. Sebab, sudah memasuki akhir kontrak. Jadi, tidak saja memastikan proyek tepat waktu selesainya namun juga menghindari pengerjaan yang asal,” tegasnya.

Untuk proyek fisik, menurutnya sudah mencapai 70-80 persen. Pengerjaan ini sudah masuki tahap finalisasi.

Ia berharap semua pengerjaan berjalan sesuai dengan kesepakatan.

”Tentu kami memastikan tak ada yang molor. Kecuali pengerjaan tahun jamak, semua harus sesuai kontrak,” imbuhnya.(zis,yui)

Update