Sabtu, 20 April 2024

Kenduri Seni Melayu Masuk 100 CoE Indonesia 2020

Berita Terkait

batampos.co.id – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI meluncurkan 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia 2020 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (15/10/2019) malam.

Salah satu event pilihan itu yakni Kenduri Seni Melayu (KSM), acara yang ditaja Pemko Batam dan melibatkan beberapa negara tetangga.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, mengatakan, CoE Wonderful Indonesia sebagai kalender pariwisata nasional merupakan salah satu program strategis Kemenpar dalam mempromosikan destinasi pariwisata.

Terutama melalui atraksi dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara serta menggerakan wisatawan Nusantara untuk berwisata di Tanah Air.

Arief berharap, CoE 2020 akan berdampak besar dalam mendongkrak kunjungan wisman serta menggerakkan wisnus ke destinasi yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Tercatat, sebanyak 100 event pariwisata unggulan itu akan digelar sepanjang tahun depan.

Murid SD menunjukan kebolehannnya saat bermain permainan tradisional gasing di jalan Engku Putri beberapa waktu lalu. Acara tersebut merupakan rangkaian Kenduri seni Melayu dalam rangka Hari Jadi Kota Batam. Foto: Cecep Mulyana/batampos.co.id

“Kami harapkan pemerintah daerah serius menyusun dan menggarap event-event yang masuk dalam 100 CoE 2020, agar bisa mendatangkan wisman lebih banyak lagi ke Indonesia,” kata Arief dalam rilis kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam.

CoE Wonderful Indonesia pertama kali dibukukan dan dibuat pada 2017, namun, saat itu belum menggunakan kurator dalam pemilihan event.

Kemenpar hanya meminta usulan tiga event dari masing-masing provinsi.

Kemudian tahun berikutnya 2018 hingga sekarang penentuan CoE wajib menggunakan kriteria 3C (Cultural/Creative Values, Commercial dan Communication Values, dan CEO Commitment) dan dikurasi oleh para kurator profesional di bidangnya.

Kriteria cultural/creative values sebagai unsur kreatif dalam mengangkat tema-tema pariwisata (local content dan pengembangannya), koreografi (memanfaatkan panggung yang besar, camera genic), desainer, aransemen musik.

Sementara kriteria commercial dan communication values sebagai unsur dalam upaya meningkakan jumlah wisatawan, media value, dan multiplier effect yang memiliki dampak ekonomi dan sosial, sedangkan CEO commitment merupakan komitment gubernur dan bupati (kepala daerah).

Kepala daerah harus mempunyai komitmen kuat (committed) untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya.

Antara lain dengan pengalokasian anggaran di sektor pariwisata; dalam melaksanakan CoE harus konsisten (waktu penyelengggaraannya tidak boleh berubah), dan pelaskanaan event pariwisata itu telah berjalan selama 3 tahun berturut-turut agar dapat dimasukkan dalam CoE 2020.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam, Ardiwinata, mengatakan, KSM merupakan salah satu andalan Batam.

Bahkan, event ini sudah digelar selama 19 tahun dan melibatkan sejumlah negara.

“KSM ini rutin kita laksanakan, setiap tahun, tak pernah ada jeda. Tahun ini digelar yang ke-20,” kata Ardi.

Ajang ini juga sebelumnya mendapat penghargaan di ajang Anugerah Pariwisata Kepulauan Riau 2019 di Pacific Palace Hotel, Sabtu (31/8/2019) malam lalu.

Ardi menjelaskan, KSM merupakan agenda kebudayaan. Namun, kemasannya layak untuk mendatangkan kunjungan wisatawan mancanegara.

Karena pesertanya saja banyak dari negara serumpun. Sementara untuk mendatangkan wisman sebagai penonton, Ardi mengaku sudah promosi sejak jauh hari sebelum pelaksanaan.

Tahun ini akan sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena lokasi akan pindah dan ada tambahan acara serta kategori.

“Tahun ini tidak lagi di Dataran Engku Putri tapi kita coba pindahkan ke Dataran Engku Hamidah, depan Edukits Batam Centre,” jelasnya.

“Serta akan dikombinasikan dengan bazar dan akan ada parade budaya,” ujarnya lagi.

Pelaksanaan KSM ini, kata Ardi, juga sejalan dengan amanah Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu.

Melalui agenda kebudayaan ini, pemerintah bisa menampilkan berbagai macam segmen kemelayuan. Seperti, sastra lisan, tulisan, tarian, dan sebagainya.

“Tahun ini juga akan kita kemas lomba cipta lagu Melayu. Kita merasa lagu Melayu sekarang ini belum produktif,” katanya.

“Kita butuh lagu Melayu Kepri yang lebih ba-nyak, dan populer. Kita akan menggandeng anak-anak milenial yang kreatif untuk memeriahkan KSM tahun ini,” paparnya lagi.(iza)

Update