Jumat, 29 Maret 2024

BBM Tercampur Air, Ini Kata Manajemen SPBU Nomor 14.294.713 Batuampar

Berita Terkait

batampos.co.id – Belasan kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Nomor 14.294.713 di Jalan Yos Sudarso, Batuampar mogok setelah mengisi BBM di SPBU tersebut, Selasa (23/10/2019) malam.

Hal itu dikarenakan BBM jenis Pertalite dari SPBU tersebut mengandung air.

Penanggungjawab SPBU, Gabriel Sianturi, mengatakan, tercampurnya BBM jenis Pertalite dengan air diketahui pertama kali sekitar pukul 19.00 WIB.

Dimana, kendaraan roda dua maupun roda empat yang baru saja mengisi bahan bakar Pertalite langsung mogok.

“Kejadian kemarin malam itu dikarenakan adanya kelalaian dari pada pihak vendor yang memasang sistem ATG di saluran tangki,” jelasnya.

Kata dia, campuran air pada BBM jenis Pertalite di SPBU itu mulai dari 30 persen sampai 50 persen.

BBM jenis Pertalite di SPBU Nomor 14.294.713 di Jalan Yos Sudarso, Batuampar tercampur air pada Selasa (22/10/2019) malam. Akibatnya 18 kendaraan yang baru selesai mengisi BBM mogok. Foto: Dhiyanto/batampos.co.id

“Semakin kebelakang, semakin tinggi persentase air dibandingkan minyak,” katanya lagi.

Dari hasil pengecekan yang dilakukan oleh pihaknya bersama dengan PT Persero dan Polresta Barelang, diketahui pipa kabel yang tersambung ke tangki, tidak diberikan waterprof oleh Vendor.

Sehingga air meresap masuk ke dalam tangki penyimpanan BBM.

“Konsumen yang mendapat musibah, kami sudah sepakat bersama, kami akan mengganti rugi transportasi pada malam itu juga memberikan Rp 500 ribu dan kendaraan mereka yang rusak, itu biayanya kami tanggung,” tuturnya.

Menurutnya malam itu 18 unit kendaraan. Terdiri dari 14 unit kendaraan roda dua dan 4 unit mobil.

Ia memastikan, untuk kebocoran hanya terjadi di tangki penyimpanan BBM jenis Petalite saja.

Sementara untuk tangki BBM jenis Solar maupun Premium tidak ada bermasalah.

“Tapi setelah kami cek juga, pemasangan di setiap tangki produk itu masih ada juga kelalaian dari pihak vendor yang belum dipasang waterprof,” jelasnya.

“Kami dari pihak SPBU juga masih menunggu kedatangan dari pihak vendor untuk bertanggungjawab,” tuturnya.

Ia menjelaskan, pemasangan sistem ATG tersebut dilakukan oleh pihaknya sebagai upaya transparansi yang dilakukan oleh kepada masyarakat dan Pertamina.

Dimana, sistem ATG tersebut bisa langsung memantau jumlah bahan bakar yang berada di dalam bunker penyimpanan dan tersambung ke Pertamina.

“Jadi kalau BBM baru diantar, kemudian habis dalam 4 jam, maka disitu akan ketahuan oleh pihak Pertamina dari sistem ATG ini,” bebernya.

Ia mewakili pihak SPBU meminta maaf atas kejadian tersebut. Selain itu, pihak SPBU memberhentikan sementara penjualan BBM ke konsumen hingga pihak vendor menyelesaikan perbaikan dan Pertamina melakukan pengecekan dan dinilai bisa beroperasi kembali.

“Walaupun ini kesalahan dari pihak vendor, akan tetapi ini juga kelalaian dari pihak kami. Dimana kami tidak melakukan pengecekan dengan debit hujan yang deras kemarin,” imbuhnya.(gie/nto)

Update