batampos.co.id – Pulau Natuna yang berada di perbatasan laut China Selatan hingga saat ini menyimpan banyak peninggalan masa lalu yang berasal di masa perdagangan lintas negara. Salah satu peninggalan perdagangan yang masih diburu kolektor adalah peninggalan keramik kuno.
Bahkan belum lama ini belasan barang pecah belah berbahan keramik dijual kepada kolektor dari luar daerah. Harganya pun mencapai ratusan juta. Tingginya harga jual membuat beberapa warga masih sering mencari keramik di kapal yang tenggelam.
”Kemarin itu ada keramik dari Dinasti Yuan ditemukan warga. Tapi sudah dibeli kolektor,” ungkap Yudi, warga Ranai.
Menurut informasinya, kolektor barang antik tersebut sudah mengincar temuan-temuan berasal dari Natuna. Karena usianya cukup tua dan memiliki nilai jual cukup tinggi di pasaran.
”Kalau pembelinya lewat perantara bisa ratusan juta, apalagi harga sebenarnya di pasaran. Bisa sampai miliaran,” ungkap Yudi yang sebelumnya pernah menggeluti profesi memburu barang antik.
Sementara sebagian masyarakat Natuna sangat menyayangkan, masih terjadinya penjualan dan perburuan barang peninggalan budaya di masa perdagangan lintas negara. Masa lalu Natuna merupakan pulau persinggahan pedagang dari beberapa negara, baik Tiongkok, Thailand, dan Vietnam.
Arifin, tokoh pemuda di Natuna mengaku, semestinya pemerintah lebih tegas dengan mencari solusi mengatasi persoalan ini, bukan hanya pada penegakan hukum. Sehingga setiap penemuan warga tidak diselundupkan ke luar daerah.
”Biasanya penyeludupan barang antik ini jalurnya ke Batam lewat kapal barang. Mestinya pemerintah secepatnya menyelesaikan museum yang sudah dibangun. Supaya dapat menampung barang peninggalan budaya Natuna,” harapnya. (arn)