Kamis, 25 April 2024

Terjawab, Segini Kebutuhan Listrik di Kota Batam

Berita Terkait

batampos.co.id – Sejumlah wartawan media elektronik, cetak, dan online nasional mengunjungi kantor bright PLN Batam, Rabu (23/10/2019).

Kedatangan wartawan lintas media yang dipimpin langsung Vice President Public Relation PT PLN Persero, Dwi Suryo tersebut ingin mengetahui lebih dalam proses bisnis anak perusahaan PT PLN persero tersebut.

“Awalnya kita mengajak 22 orang wartawan yang menjadi mitra kerja kita di kantor pusat,” jelasnya.

“Dari 22 media yang kita undang, hanya delapan orang yang bisa ikut,” kata Dwi Suryo di hadapan Direktur Utama bright PLN Batam, Dadan Kurniadipura, Direksi, dan staf bright PLN Batam.

Dwi mengatakan, tahun ini pihaknya memiliki dua hingga tiga program pengenalan bisnis yang ada di internal PLN, termasuk di antaranya bright PLN Batam.

“Kami sudah mengajak (wartawan,red) ke Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang meraih penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yaitu Proper Emas melalui Unit Pembangkitan Paiton 1,2,” katanya.

Pihaknya juga mengajak wartawan mengunjungi PT Indonesia Power yang meraih penghargaan tertinggi dalam kinerja pengelolaan lingkungan dalam pemeringkatan periode 2017-2018.

Sebagai salah satu anak usaha PT PLN , Indonesia Power melalui salah satu unitnya yaitu Unit Pembangkitan Bali meraih penghargaan Proper Emas.

Proses instalasi turbin mesin pembangkit PLTG Panaran. PLN Batam menyebutkan kebutuhan listrik di Kota Batam mencapai 14,9 persen. Foto: Humas PLN Batam.

“Ini (kunjungan ke bright PLN Batam,red ) merupakan kali ketiga,” bebernya.

Dwi mengaku kinerja wartawan sangat membantu perusahaan dalam menyebarkan informasi ke masyarakat luas.

Sehingga program dan kegiatan yang ada di PLN dapat diketahui masyarakat secara luas.”Tak hanya (berita,red) pemadaman bergilir saja,” kata pria yang pernah bertugas di PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) tersebut.

Direktur Utama bright PLN Batam, Dadan Kurniadipura, menyampaikan bahwa perusahaan yang ia pimppin dari 2012 lalu itu diberikan kewenangan penuh untuk mengelola sistem kelistrikan mulai dari hulu hingga ke hilir.

Meskipun tarif yang diberlakukan jauh lebih murah ketimbang listrik persero, aset bright PLN Batam terus bertambah.

Hal itu sejalan dengan tingginya pertumbuhan kebutuhan listrik di Batam.

“Tahun ini pertumbuhan kebutuhan listrik di Batam mencapai 14,9 persen, jauh di atas persero,” katanya.

Meskipun saat ini PLN Batam memiliki 20 persen cadangan daya atau sekitar 100 MW, bright PLN Batam berencana membangun PLTMG berkapasitas 30 MW di Baloi pada 2020 nanti.

Berikutnya, pada 2024-2025 PLN Batam berencana membangun PLTU berkapasitas 2×65 atau 2×100.

“Sehingga tahun 2025 nanti, kita memiliki tambahan sekitar 150 MW,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Dadan juga menyampaikan perusahaan yang awal mulanya dikelola Pertamina itu murni tanpa subsidi pemerintah.

“Karena konotasi PLN itu subsidi, sementara bright PLN Batam nol subsidi. Tagline kita mandiri tanpa subsidi,” sebut dia.

Namun hal tersebut bukan halangan untuk beronovasi, bright PLN Batam terus mengembangkan teknologi teranyar.

Salah satunya mewujudkan smard grid yang dimulai dengan proyek Advanced Metering Infrastrcuture (AMI) pada awal 2020 nanti.

Program ini menjadi pilot project setelah sukses diujicobakan. Kini bright PLN Batam dihadapkan dengan persoalan baru, pada Juli 2019, pemerintah resmi menikkan alokasi gas untuk sektor kelistrikan Batam.

Kenaikan ini tentu saja berdampak pada kelangsungan operasional bright PLN Batam.

Apalagi kenaikan gas yang ditetapkan sangat tinggi, dari US$ 3,32 per MMBTU menjadi US$ 6.9 per MMBTU.

Kenaikan harga gas ini tentunya sangat berpengaruh terhadap Biaya Pokok Penyediaan (BPP) apabila tidak ada penyesuaian harga gas khusus untuk PLN Batam, mengingat biaya BPP sudah di atas harga jual.

Setelah menceritakan panjang lebar dan diberikan waktu tanya jawab, rombongan wartawan kemudian mengunjungi beberapa pembangit bright PLN Batam.(*)

Update