Rabu, 24 April 2024

Sagulung Jadi Kampung Inklusi Keuangan

Berita Terkait

batampos.co.id – Pemahaman akan literasi dan inklusi keuangan terus dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepri dengan menghadirkan Kawasan Terpadu dan Unggul (Kampung) Inklusi Keuangan yang diresmikan pada Kamis (24/10/2019).

Kecamatan Sagulung terpilih sebagai pilot project Kampung Inklusi Keuangan untuk wilayah Kepri.

”Kegiatan ini juga bagian dari salah satu program kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kepri guna meningkatkan kebijakan keuangan inklusif, dimana masyarakat dapat aktif memanfaatkan produk dan jasa keuangan formal seperti menabung hingga asuransi,” kata Kepala OJK Kepri, Iwan M Ridwan.

Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal hingga nasional secara berkelanjutan.

”Pemerintah bersama OJK dapat mendukung stabilitas sistem keuangan dan efisiensi ekonomi melalui inklusi ini,” terang Iwan.

Ia menjelaskan, inklusi dan literasi keuangan harus seiring sejalan untuk mendukung perekonomian, jika inklusi mengacu pada pengguna jasa keuangan, maka literasi keuangan mengarah pada pengelolaan uang yang dimiliki.

Kepala OJK Kepri, Iwan M Ridwan (kiri) beserta jajaran tamu undangan meresmikan Kampung Inklusi di Sagulung, Kamis (24/10/2019). Foto: Febby Anggieta Pratiwi/batampso.co.id

Nasabah dengan literasi keuangan yang baik akan tahu bagaimana memanfaatkan uang semaksimal mungkin.

”Di Kampung Inklusi inilah program-program edukasinya akan disosialisasikan secara aktif, menyasar kepada masyarakat terutama pelajar agar mengerti untuk mengelola keuangan sejak dini,” paparnya.

Dalam pengembangannya, OJK memberikan literasi kepada masyarakat kemudian meningkat ke inklusi dengan melihat seberapa besar pergerakannya di masyarakat.

Jika dalam tiga sampai enam bulan pilot project ini berhasil, maka proyek ini akan dikembangkan di setiap kota/kabupaten Kepri.

”Rencananya satu kota/kabupaten satu kampung inklusi. Jadi, tidak hanya inklusi keuangan dari perbankan, tapi juga berkembang untuk asuransi, pegadaian dan pasar modal,” sebut Iwan.

Alasan pemilihan Sagulung sebagai pilot project Kampung Inklusi Keuangan Kepri dikarenakan area tersebut memiliki jumlah penduduk terpadat.

Serta berada pada transisi kehidupan masyarakat menengah yang berpenghasilan cukup tinggi.

”Masih kurangnya literasi keuangan, sehingga masyarakat di sini masih bingung akan dikemanakan uang yang dimiliki,” tutur Asisten II Bidang Ekonomi Sekretariat Daerah Kepri, Syamsul Bahrum, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.

“Maka dilihat dari struktur penduduknya, stratanya, dan perkembangan jasa keuangan di Sagulung ini, semuanya sangat memenuhi syarat untuk dijadikan daerah percobaan kampung inklusi,” kata dia lagi.

Peresmian Kampung Inklusi Keuangan di Sagulung itu melibatkan peserta dari 150 warga Sagulung, 50 perwakilan siswa SD hingga SMK, 31 perwakilan bank penyelenggara tabungan Simpel (simpanan pelajar) Kepri.

Serta peserta stand dari bank umum, BPR, BPRS, asosiasi jasa keuangan, asosiasi asuransi umum Indonesia, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Perhimpunan Bank Swasta Nasional (Perbanas), Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI).(nji)

Update