Sabtu, 20 April 2024

Limbah Minyak di Belakangpadang Menyebar ke Pulau Sekitar

Berita Terkait

batampos.co.id – Nelayan yang beraktivitas di perairan Belakangpadang mendesak pemerintah untuk segera mencarikan solusi serta menemukan penyebab limbah minyak.

Pasalnya, limbah minyak hitam itu dikhawatirkan merusak mata pencaharian mereka yang bergantung dengan ekosistem laut tersebut.

”Kalau terganggu sudah pasti. Serangan limbah ini bisa mengganggu keberlangsungan ikan dan merusak terumbu karang,” kata seorang nelayan Belakangpadang, Mus, Rabu (20/11/2019).

“Jadi kami ingin pemerintah serius mencari asal limbah ini,” ujarnya lagi.

Akibat limbah minyak, dia dan nelayan lainnya mengalami kesulitan menemukan umpan ikan yang biasanya banyak ditemukan di terumbu karang.

Selain itu, sisa-sisa minyak juga masih ada, ditakutkan bisa berakibat tidak baik terhadap hasil tangkapan.

”Makanya kami sangat berharap pemerintah punya solusi agar serangan ini bisa diatasi. Limbah ini sangat merugikan kami sebagai nelayan,” sebutnya.

Limbah minyak hitam mencemari perairan Belakangpadang. Foto diambil Minggu (17/11/2019). Foto: Yudhi Admajianto untuk Batam Pos

Ia mengungkapkan, kejadian ini selalu terjadi, terutama ketika musim angin utara. Namun, karena sering terjadi, harusnya pemerintah ada langkah pencegahan.

”Kalau kita lihat sekarang ketika air surut, bekas limbah terlihat jelas, bahkan ikan kecil-kecil juga mengapung akibat limbah,” ujarnya.

Camat Belakangpadang, Yudi Admajianto, mengatakan, jika limbah minyak terus ada, tentu akan menyulitkan nelayan.

Selain itu, bau yang tidak sedap dari limbah tersebut juga pasti mengganggu warga.
Meskipun saat ini endapan limbah sudah diatasi, ia tetap berharap pihak terkait segera menemukan asal limbah.

Karena, limbah minyak ini sudah sampai ke pulau lainnya.

”Kalau dibandingkan dengan kondisi beberapa waktu lalu memang sudah lumayan. Namun, tetap kami berharap pembuang limbah ini bisa segera diketahui,” imbuhnya.

Menurut dia, kadar minyak tergenang berkurang berkat penyemprotan oil spill dispersant yang dilakukan tim dari Pertamina Pulau Sambu.

”Secara umum sudah berkurang sejak disemprot kemarin,” kata Yudi.

Sebelumnya, limbah minyak berwarna hitam pekat me-ngotori perairan Belakangpadang. Semua pihak bekerja sama turun untuk membersihkan limbah.

Pertamina hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH), baik kota maupun provinsi sudah membantu membersihkan limbah dan melaporkan kejadian ini ke pusat.(yui)

Update