Sabtu, 20 April 2024

Satu Pedagang Punya 7 Gudang di Pasar Induk Jodoh

Berita Terkait

batampos.co.id – Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Kabid Trantib) Satpol PP Kota Batam, Imam Tohari menegaskan, pedagang Pasar Induk Jodoh yang menolak untuk direlokasi sebagian besar mereka memiliki gudang di sana. Bahkan, ada satu pedagang punya tujuh gudang.

”Sebagai pelaksana di Pasar Induk Jodoh, saya paham runtutan dari awal hingga saat ini. Banyak di antara mereka (pedagang) yang menguasai gudang dan ada kepentingan bongkar bisnis di sana,” ungkap Imam, saat rapat dengar pendapat (RDP) di DPRD Batam, Senin (25/11/2019).

Diakuinya, Pemko Batam dari awal sudah melakukan pendekatan kepada pedagang. Mulai dari pertemuan hingga mencari solusi bersama agar pasar tersebut bisa dikosongkan. Namun begitu, tidak ada titik terang dan pedagang tetap ngotot dan besikeras tak mau meninggalkan lokasi tersebut.

”Ya, salah satunya karena itu (menguasai gudang, red),” bebernya.

Imam melanjutkan, pihaknya juga sudah melakukan pendekatan kepada pihak swasta, agar mereka yang memiliki kontainer bisa ditampung di tempat relokasi. Bahkan pihak swasta menyanggupi kontainer mereka ditampung gratis selama enam bulan. Tetapi dengan syarat dibongkar sendiri. Sementara jika memakai tenaga orang, di lokasi itu juga telah disediakan tenaga bongkar muatan.

”Tapi lagi-lagi mereka (peda­gang) tak mau. Yang dulunya merasa raja kecil yang minum susu satu cangkir, sekarang harus berbagi dan ini yang membuat mereka enggan menerima solusi kami. Ini harus diluruskan,” tegas Imam.

Dilanjutkannya, gudang-gudang tersebut sudah dikuasai sejumlah pedagang hampir selama 12 tahun. Sementara bagi pedagang tak memiliki gudang sebagian besarnya sudah pindah dan bersedia direlokasi dari Pasar Induk.

”Sebetulnya mereka harusnya berterima kasih sudah menempati gudang ini sekian lama dan itu mau diperbaiki pemerintah untuk kepentingan yang lebih besar. Seharusnya mereka berpikir seperti itu,” sesal Imam.

Disinggung apa isi gudang tersebut, ia mengaku sebagiannya berisi pakaian bekas yang nanti akan dijual di Jodoh. Sebagian lain berisi bahan pokok seperti cabai, bawang, kentang, dan lain sebagainya. Satu pedagang di sana ada yang memiliki hingga tujuh gudang dan tak hanya ditempati, mereka juga menyewakan kepada pedagang lain bahkan ada juga dijadikan sebagai kos-kosan.

”Makanya kami maklum saja jika tidak akan menemukan titik terang selagi belum ada kesadaran dari para pedagang,” bebernya.

Ketua Tim Terpadu Pemko Batam, Yusfa Hendri, mengatakan revitalisasi pembangunan Pasar Induk Jodoh menjadi dasar pengosongan lahan. Proses tersebut sudah dilakukan sejak awal, bahwa untuk membangun pasar induk lahan tersebut harus dikososngkan karena pemerintah pusat akan segera membangun.

”Prosesnya sudah lama, pelaksanaan pembangunan sudah beberapa kali tertunda. Jadi kalau bicara gak ada komunikasi itu salah,” tegas Yusfa.

Hanya saja, sambungnya, yang menjadi persoalan saat ini harus bersama-sama dicari solusi terbaik. Semisal, lanjutnya, ketika ada pedagang yang tidak tertampung, pemerintah akan mencari solusi. Begitu juga dengan alasan biaya sewa yang mahal, akan diselesaikan.

”Tapi jangan rencana pembangunan pasar induk menjadi persoalan. Karena tim terpadu memiliki dasar dan legalitas yang sah,” tegas mantan Kadispar itu.

Sempat Ricuh

Sementara itu, suasana rapat RDP antara Pemko Batam dan pedagang Pasar Induk Jodoh di DPRD Batam kemarin sempat ricuh. Para pedagang menuntut haknya agar kembali bisa berjualan di pasar yang sebelumnya sudah digusur itu.

Suasana rapat dengar pendapat.
foto: batampos.co.id / cecep mulyana

Seorang perwakilan pedagang, Naomi, langsung angkat bicara karena menurutnya pendataan yang dilakukan Pemko Batam tidak merata.

”Saya pedagang lama, tapi saya tidak didata,” klaimnya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, ketika ditemui di ruang kerjanya mengungkapkan, tuntutan-tuntutan para pedagang telah dipenuhi Pemko Batam.

”Mereka (pedagang) minta lahan untuk lokasi bongkar muat kontainer sudah kami sediakan di belakang tempat penampungan sementara. Mereka juga minta lokasi untuk berjualan dan tidak dipungut biaya, kami juga sudah sediakan di TPS Pasar Induk Jodoh, Pasar TPID, Pasar Hang Tuah di Nongsa, dan Pasar Serumpun Seibeduk,” sebut Amsakar. (rng/zis)

Update