Rabu, 24 April 2024

Kejar Ketertinggalan Batam dari Singapura

Berita Terkait

batampos.co.id – Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Komando Armada I TNI AL bersama pengusaha dan sejumlah pihak terkait menggelar pertemuan sambil ngopi bareng membahas masalah kemaritiman di Kepri dan Batam, di Kantor Guskamla, Batam Center, Senin (2/12/2019).

Pada pertemuan itu, para pihak sepakat mengembangkan fungsi laut demi kemakmuran masyarakat Batam.

“Kita ada forum yang namanya forum komunitas pengguna laut dan industri maritim di Batam. Kita sepakat bagaimana memajukan Batam dan kemaritiman di Batam,” kata Johanes Kennedy, salah satu pengusaha yang hadir di pertemuan tersebut.

Jhon mengatakan, forum tersebut sudah sepakat untuk memanfaatkan ruang laut. Dimana selama ini Batam selalu tertinggal dengan Singapura. Bahkan selama ini ruang laut di Batam hanya untuk lay-up.

“Bahkan untuk cost di sinipun sampai tiga kali lipat lebih mahal dibanding Singapura. Ini yang harus menjadi perhatian pemerintah,” jelasnya.

“Dan jumlah kapal yang lay-up pun di Batam jauh lebih sedikit dibanding Singapura,” sebutnya lagi.

Menurutnya, kemudahan regulasi dan harga yang murah akan menjadi daya tarik bagi kapal asing yang ingin bersandar maupun lay-up di Batam.

Penyerahan kartu secara simbolis Forum Komunikasi Komunitas Pengguna Laut dan Industri Maritim dari Laksamana Yayan Sofyan kepada pengusaha Batam, Johanes Kennedy, di Kantor Guskamla, Batam Center, Senin (2/12/2019). Foto: Alfian/batampos.co.id

“Menurut saya, laut kita jangan hanya fokus untuk lay-up, tetapi untuk fungsi lainnya. Hasil pertemuan kita ini akan kami sampaikan ke Pak Menko Kemaritiman,” ujarnya.

Terkait keamanan laut, ia menga-takan, saat ini sudah relatif kondusif. Tidak pernah lagi terdengar kejahatan di tengah laut.

Ini berkat kerja semua petugas keamanan yang ada di Indonesia, khusus yang bertugas di Kepri.

Sementara itu, Komandan Guskamla Koarmada I, Laksamana Pertama TNI Yayan Sofiyan, berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk terus terjalinnya komunikasi antar-pemangku keamanan laut dari berbagai instansi.

“Juga dengan pengguna laut, sehingga terbangun sinergitas yang baik,” ujar Yayan di acara tersebut.

Menurut dia, upaya menciptakan keamanan laut yang kondusif juga sudah dilaksanakan sejumlah instansi secara terpadu.

Hal itu dilakukan melalui kegiatan Patkor Optima antara TNI AL, Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM), Polairud, Bea Cukai, Imigrasi, Kementerian Kelau-tan, hingga Bakamla RI.

“Walaupun berbagai upaya telah dilaksanakan untuk menciptakan iklim yang kondusif dan rasa aman bagi para pengguna laut,” tuturnya.

“Sampai dengan saat ini belum memberikan konstribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat maritim maupun devisa negara,” jelas Yayan.

Hal tersebut, kata dia, dapat terlihat dari tingginya berbagai aktivitas pelayaran maupun industri kemaritiman di sepanjang Selat Malaka, namun masih didominasi Singapura dan Malaysia.

Kedua negara ter­sebut terus memacu pem­bangunan berbagai infrastruktur yang diperlukan, guna menunjang pelayaran global dan industri kemaritiman dari berbagai sektor di sepanjang Selat Malaka.

“Guna mengembalikan kejayaan masa lalu, kita semua tidak mungkin hanya menjadi penonton dari industri yang terus menggeliat,” tuturnya.

“Harus dilaksanakan secara sinergis baik antar-pemangku keamanan laut dari berbagai instansi dengan para pengguna laut maupun pelaku bisnis kemaritiman guna membangkitkan ekonomi maritim,” ungkap Yayan.

Gelaran kegiatan tersebut juga dalam rangka meningkatkan sinergitas laut dan membangun silaturahmi guna mewujudkan iklim yang kondusif. Kegiatan disejalankan dengan rangkaian peringatan HUT Armada RI tahun 2019.(ian/she)

Update