Sabtu, 20 April 2024

Kapal Patroli Bea Cukai Kepri dan Batam Sering Diteror dan Diserang

Berita Terkait

batampos.co.id – Serangan terhadap dua kapal patroli milik Kantor Wilayah (Kanwil) Khusus Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kepri dan Kantor Pelayanan Utama (KPU) BC Batam oleh penyelundup, Minggu (1/12/2019) lalu, di perairan Nongsa dan Karang Galang, Batam, bukan kasus pertama.

Kapal BC sudah sering kali mengalami teror bahkan penyera­ngan langsung oleh penyelundup.

“Bahkan kejadian semacam ini bukan hanya menimpa kami, tapi kerap dialami juga penegak hukum lainnya di laut,” ujar Kepala Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau di Graha Kepri, Agus Yulianto, Selasa (3/12/2019).

“Selalu ada benturan ataupun kecelakaan,” katanya lagi.

Lalu siapa penyelundup yang berani menyerang dengan cara menabrakkan speedboat mereka ke kapal patroli BC?

Agus mengatakan, jajarannya masih mencari tahu. Ia juga belum mau berspekulasi siapa di balik penyelundup yang melakukan aksi penyerangan itu.

Ia juga belum bisa memastikan barang selundupan apa yang dibawa penyerang, sebab kapal milik penyelundup tidak berhasil diamankan.

Dugaan sementara barang kena cukai (BKC) atau minuman me­ngandung etil alkohol (MMEA) dengan modus Ship to Ship menggunakan high speed craft (HSC).

Ilustrasi personel Bea Cukai Kota Batam. Foto: Cecep Mulyana/batampos.co.id

“Itu kan kecelakaan dalam operasi di laut. Kapal (milik BC) kejar satu, satu tabrakan. Memang kecelakaan,” jelasnya.

Kini, kata Agus, pihaknya bersama tim SAR fokus menindaklanjuti kabar adanya korban hilang dan tewas di lokasi kejadian.

Korban tewas dan hilang dikabarkan dari pihak kapal penyerang kapal patroli BC.

“Kewajiban kami kalau ada kejadian melakukan evakuasi juga melakukan pencarian,” ucapnya.

Dia mengatakan, investigasi tengah dilakukan. Hasilnya akan diinformasikan nanti. Agus juga mengungkapkan, letak geografis Batam yang berada di perbatasan dan berdekatan dengan perairan internasional memang rentan masuknya penyelundupan.

Apalagi dengan keberadaan pelabuhan tikus yang menjamur di Kepri.

“Tapi pelabuhan tikus bukan wewenang kami, itu wewenang Kemenhub. Kami sudah beberapa kali usulkan agar pelabuhan tikus diminimalisir dengan ditutup atau apapun namanya untuk memudahkan pengawasan,” paparnya.

Sementara itu, Humas Kanwil Khusus DJBC Kepri di Tanjungbalai Karimun, Refly Feller, mengatakan, kini pihaknya fokus menindaklanjuti kabar adanya satu penabrak kapal BC yang tewas dan satu hilang.

“Kami bersama tim SAR masih berada di TKP mencari dugaan adanya satu penabrak yang hilang,” ujar Refly yang dihubungi tadi malam.

Namun, ia membantah kabar adanya korban tewas atau hilang akibat kontak fisik kapal patroli dengan speedboat penyelundup.

“Kabar yang mengatakan ada satu penabrak yang tewas dan hilang sampai saat ini belum bisa dibuktikan,” jelasnya.

“Kami masih fokus mengecek kembali ke TKP untuk memastikan ada tidaknya korban. Jadi, sampai saat ini tidak benar kalau dikatakan sudah ada korban tewas dari si penabrak,” tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua kapal patroli BC dari Kanwil Khusus DJBC Kepri dan KPU BC Batam diserang penyelundup, Minggu (1/12).

Penyerangan itu terjadi saat dua kapal patroli ini melakukan pengejaran kapal yang diduga membawa barang kena cukai atau minuman keras selundupan di perairan Nongsa dan Karang Galang. Akibat serangan itu, upaya penangkapan menjadi gagal.(iza/gas)

Update