Jumat, 19 April 2024

Sulap Duriangkang jadi Tempat Edukasi, Belajar Kondisi Lingkungan dan Air Batam

Berita Terkait

Menjaga hutan di Daerah Tangkapan Air (DTA) merupakan tanggungjawab bersama. Namun butuh upaya edukasi yang berkesinambungan untuk menumbuhkan kesadaran tersebut. Terutama untuk mengupayakan menjadi budaya.

Menumbuhkembangkan budaya menjaga hutan menjadi kebutuhan bagi Batam. Karena kota tanpa sumber air alami ini benar-benar hanya mengandalkan hutan untuk menjaga keberlangsungan sumber airnya.

Sayangnya, kepedulian terhadap hutan masih belum tumbuh menjadi kesadaran bersama. Sehingga program-program menjaga DTA kerap dilakukan parsial dan tak berkesinambungan. Akibatnya, hasilnya tidak optimal.

Berangkat dari kesadaran tersebut, PT Adhya Tirta Batam (ATB) bersama Komunitas Budaya Mangrove Batam mendesain skema berkelanjutan dari kegiatan ATB-BP Batam Festival Hijau. Upaya pemeliharaan pasca penanaman pohon jadi edukasi bagi masyarakat Batam, akan pentingnya menjaga hutan di area DTA.

“Kami berterimakasih kepada Komunitas Budaya Mangrove yang telah membantu kami merealisasikan program ini,” ujar Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus, Rabu (4/12).


Kegiatan ATB Festival hijau yang di gelar ATB beberawa waktu lalu. ATB mendukung upaya pemerintah dalam menjaga daerah tangkapan air.

Tahun ini ATB telah menanam 1.200 bibit pohon di 2 DTA berbeda. Yakni DTA Sei Harapan dan Duriangkang. Diharapkan dengan kegiatan ATB Festival hijau bisa turut menjaga DTA sebagai tulang punggung DAM dalam menghasilkan air baku.

Sejalan dengan itu, pemerintah melalui BP Batam dan Pemko Batam juga fokus menjaga konservasi DTA sejumlah waduk di Batam. Hal ini dilakukan guna menjaga keberlangsungan sumber air untuk Batam dimasa depan.

Salah satunya, melalui kegiatan penanaman pohon atau reboisasi untuk menjaga agar sumber air baku di Batam tidak mengalami masa-masa kritis. BP Batam secara aktif menanam ribuan pohon dengan menggandeng sejumlah perusahaan multinasional yang dilakukan di Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk Duriangkang.

“Penanaman pohon merupakan upaya nyata yang terus dilakukan. Hal ini untuk meningkatkan kondisi DTA dalam rangka meningkatkan ketahanan untuk penyediaan air dengan kuantitas, kualitas dan kontinuitas yang baik,” ucap Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan beberapa waktu lalu.

Waduk Duriangkang yang mensuplai 70 persen kebutuhan air bersih masyarakat Batam, membutuhkan peran serta dan kesadaran dari masyarakat menjaga ketersediaan air baku di Kota Batam

Daerah tangkapan air di sejumlah waduk di Batam perlu mendapat perhatian khusus dalam merawatnya. Upaya ATB memberikan edukasi pentingnya menjaga DTA untuk menumbuhkan pemahaman tentang pentingnya menjaga hutan kepada pelajar.

“Tujuannya untuk menanamkan kecintaan tentang hutan sejak dini kepada generasi muda di Batam. Kalau pemahaman mereka sudah benar, maka kulturnya akan tumbuh dengan sendirinya. Jadi kita ingin mengembangkan kesadaran ini menjadi budaya,” ujar Feri Iryandi, Ketua Komunitas Budaya Mangrove Batam.

Maria menyampaikan, ATB mendukung upaya-upaya pemerintah menjaga DTA di kawasan DAM yang ada. Bahkan sinergitas ATB bersama pemerintah yang terus berkelanjutan bagian dari upaya ATB memberikan nilai-nilai edukasi dan pemahaman bagi masyarakat.

“Tentu ATB sangat mendukung upaya pemerintah menjaga daerah tangkapan air. Diharapkan upaya ATB menjaga DTA bisa melibatkan banyak instansi dan institusi, mengingat DAM merupakan satu-satunya sumber air bagi masyarakat Batam,” tutup Maria. (*)

Update