Jumat, 29 Maret 2024

6 Balon Wali Kota Batam Bertemu, Mereka Bahas Ini

Berita Terkait

batampos.co.id –  Pilkada boleh saja kental dengan persaingan sengit antarpasangan calon kepala daerah demi meraih dukungan masyarakat. Tapi, suasana persahabatan dan perdamaian harus tetap dijaga.

Bertempat di Excelsso Kafe Tiban, enam Bakal Calon Walikota Batam 2020 berbicara tentang nasib Kota Batam dalam agenda Ngopi Bareng, Minggu (8/12/2019) malam.

Keenam bakal calon kepala daerah itu adalah, Mustofa Widjaya, Lukita Dinarsyah Tuwo, Surya Makmur Nasution, Yuhendri, Candra Ibrahim, dan Haris Junardian Lambey.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kepri, Sriwati.

Ketua DPW Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLPI) Kepri, Lenny Terek, Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Tupa Simanjuntak, ketua perhimpunan, dan perwakilan komunitas di Kota Batam dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Ketua KPU Provinsi Kepri, Sriwati, menyampaikan, pemilu akan dilaksanakan pada 23 September 2020.

Namun untuk pelaksanaan pemilu sudah dilaksanakan sejak September 2019. Ia juga mengapresiasi atas pemilihan tema yang menarik menjelang Pemilu di Tahun 2020.

“Tema ini sangat menarik. Lewat forum ini KPU ingin menyampaikan kepada masyarakat luas, bahwa di 2020 kita akan melaksanakan pemilu serentak,” katanya.

Sriwati juga berpesan dengan kegiatan ini bisa mencari solusi mau dibawa kemana Batam lima tahun ke depan.

“KPU sebagai pelaksana akan independen dan nasib Batam akan ditentukan oleh masyarakat Batam sendiri,” tuturnya.

Acara tersebut menggali informasi sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai gambaran nasib Batam dalam 5 tahun ke depan dari pandangan para bakal calon wali kota. Ada dua tema besar yang akan dibahas bersama para calon.

“Di sini kita akan membahas mengenai insfrastruktur, pariwisata, ekonomi dan perkembangan milenial yang ada di Batam. Diskusi ini lebih santai, ngobrol ringan sambil mikir nasib Batam,” kata moderator, Agus Tri Harsanto.

Enam bakal calon wali kota Batam berfoto bersama setelah mengtikuti kegiatan Ngopi Bareng. Pada kegiatan tersebut mereka memaparkan pandangan untuk Batam lima tahun ke depan. Foto: Rengga/batampos.co.id

Pertanyaan pertama diberikan kepada Ketua PWI Kepri Candra Ibrahim dan Lukita. Kedua kandidat diminta menjelaskan tentang ekonomi kerakyatan dan infrastruktur penunjang pariwisata kota Batam ke depannya.

Chandra Ibrahim dalam penjelasannya mengatakan, infrastuktur bukan melulu tentang pembangunan fisik tetapi bisa seperti persiapan, pengembangan tempat wisata dan sebagainya.

“Infrastruktur kerakyatan itu tidak hanya berbentuk fisik. Contohnya pusat-pusat inkubasi bisnis baru, UMKM, pengembangan destinasi wisata di kampung-kampung tua, pengembangan souvenir juga merupakan infrastruktur kerakyatan,” ujar Chandra.

Dalam kesempatan itu Chandra menegaskan, selain infrastruktur fisik seperti pembangunan jalan raya, pembangunan gedung ada yang lebih penting di luar itu ialah infrastruktur kerakyatan.

“Infrastruktur fisik penting tapi menurut saya lebih penting infrastruktur kerakyatan,” tegas Chandra.

Sementara Lukita, menyampaikan konsep pengembangan pariwisata yang paling sederhana. Menurutnya ada tiga hal yang dibutuhkan agar Batam lebih diminati wisatawan.

Pertama event atau destinasi wisata, akses yang baik dan dukungan mainded, seperti hotel, restoran keamanan dan sebagainya.

Saat ditanya terkait pembangunan Batam saat ini apakah sudah menunjang pariwisata Batam, Lukita mengatakan, pembangunan pariwisata belum mengarah ke sana.

“Berbicara pariwisata bukan infrastuktur semata. Dalam kondisi saat ini ekonomi Batam di bawah rata-rata ekonomi nasional. Bagaimana cara meningkatkan itu, ini yang akan kita dorong,” katanya.

Selain infrastuktur dan pariwisata, persoalan dan kisruh taksi online juga menjadi topik diskusi.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Tupa Simanjuntak, mengatakan, permasalahan taksi online dan konvensional sangat mengiris hati para pelaku usaha di bidang hotel dan restoran.

“Saya berharap para bakal calon memiliki langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini,” tuturnya.

Haris Junardian Lambey yang diminta menanggapi itu mengatakan, konflik taksi online dan konvensional mulai teriris sejak kejadian di bandara dan Batam Centre beberapa waktu lalu.

Ia mengaku hal ini tidak hanya merugikan masyarakat Batam. Tapi juga masyarakat internasional yang berkunjung ke Batam.

“Saya bicara aspek yuridis, yang bertanggung jawab sebenarnya wali kota bukan dilempar ke provinsi, karena wilayahnya di Batam,” jelasnya.

“Oleh sebab itu marilah kita semua pihak bersama-sama menyelesaikan permasalahan ini. Karena kalau tetap dibiarkan makin lama makin besar,” katanya lagi.

Diakuinya, persoalan taksi online dan konvensional di Batam menunjukan perekonomian di Batam masih belum labil.

“Karena untuk membangun Batam, perbaiki dulu sektor ini (ekonomi),” tegas Lambey.

Sementara itu Yuhendri menyebutkan, perlu ada kajian khusus dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan taksi online dan konvensional ini.

Diskusi Ngopi Bareng tersebut juga diwarnai oleh diskripsi diri para bakal calon wali kota melalui 3 kata dan juga pertanyaan yang menuntut para bakal calon memilih jawaban dari 2 pertanyaan yang diajukan.

Dari pertanyaan yang diajukan oleh Agus selaku moderator, Candra Ibrahim mendeskripsikan dirinya dengan kata muda, profesional dan investmen minded.

Sementara itu, Yuhendri mendeskripsikan dirinya dengan kata Batam Masa Depan. Untuk Lukita Dinarsyah Tuwo, ia mendeskripsikan dirinya dengan kata Kerja, Tulus dan Bahagia.

Sementara Mustofa Widjaya menggambarkan dirinya dengan kata Orang Batam Lama. Surya Makmur Nasution mendeskripsikan dirinya dengan kata Visioner, Cerdas, Berintegritas, serta Haris Lambey menggambarkan dirinya dengan kata Eksekutor, Visioner dan Tegas.(rng)

Update