Jumat, 19 April 2024

Terkait Proyek IPAL, BP Batam dan Hansol Akan Pecat Subkon Tak Becus

Berita Terkait

DK PBB Bahas Keanggotaan Penuh Palestina

Batam Segera Miliki Premium Outlet

Batam Segera Miliki Premium Outlet

batampos.co.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam dan kontraktor utama proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Hansol dari Korea Selatan, bersiap memecat subkontraktor (subkon) yang dinilai tak becus bekerja.

Meskipun, subkon-subkon tersebut merupakan rekomendasi politikus di DPRD Batam, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan pejabat BP Batam sendiri.

Project Manager Hansol, Kim Sang Chun, mengatakan Hansol sudah sering mencari subkon saat acara sosialisasi pemasangan jaringan pipa IPAL.

Hasilnya, Hansol banyak menerima rekomendasi subkon dari LSM, DPRD Batam, pejabat BP Batam dan lain-lain.

”Subkon ini awalnya Hansol yang mengumumkan. Kualifikasinya disyaratkan cukup ketat. Tapi yang daftar sedikit,” paparnya.

“Makanya saat sosialisasi ditawarkan, ada rekomendasi dari anggota DPRD, LSM, BP Batam yang menawarkan. Jadi, Hansol segera analisis dan evaluasi,” katanya lagi.

Pemilihan subkon ini memang menjadi wewenang dari Hansol selaku kontraktor utama. Dalam hal ini, BP Batam berperan sebagai pengawas proyek.

Sayangnya, karena keterbatasan subkon yang berpengalaman di bidang limbah yang mengajukan penawaran, Hansol sempat kebingungan saat menentukan subkon.

Tapi pada intinya, Hansol dan BP akan merasa lebih nyaman jika subkon yang direkrut mengenal warga perumahan yang akan dipasangi pipa Ipal.

”Karena komunikasinya akan baik tentunya. Kami akan menggaransi pekerjaan ini,” jelasnya.

“Kalau subkonnya bagus terus jalan, kalau tak bagus diberhentikan. Itu tanggung jawab kami,” katanya lagi.

Direktur Batam Pos, Guntur Marchista Sunan, dan Pemred Batam Pos, M Iqbal, menyambut tamu dari BP Batam dan Hansol di Kantor Batam Pos, Kamis (12/12/2019). Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

Seperti diketahui, proyek pemasangan pipa IPAL menimbulkan kerusakan pada jalan-jalan di sejumlah perumahan maupun jalan utama di Kota Batam. Imbasnya, banyak masyarakat komplain atas hal ini.

Kepala Bidang Pengelolaan Limbah BP Batam, Iyus Rusmana, mengatakan, ada sejumlah kendala yang membuat perbaikan jalan rusak belum bisa terealisasi.

Di antaranya, subkontraktor yang minim pengalaman di bidang jaringan pipa limbah.

”Proyek IPAL di Indonesia sangat minim, dan subkon yang ada lebih banyak berpengalaman di bidang pipa air bersih,” terang Iyus, saat berkunjung ke redaksi Batam Pos untuk menjawab komplain dari masyarakat terkait proyek ini, Kamis (12/12).

Berbeda dengan pipa air bersih yang pemasangannya tidak bergantung pada tingkat elevasi tanah, pipa air limbah harus ditanam lebih dalam. Butuh teknik dan pengalaman untuk mengerjakannya.

”Proyek ini misinya juga untuk memberdayakan perusahaan lokal. Tapi, dengan SDM (Sumber Daya Manusia) terbatas, maka kita coba awasi sebaik mungkin,” katanya.

Pihak BP Batam dan kontraktor Hansol meninjau titik jalan yang rusak karena proyek IPAL di Perumahan Dutamas, Batam Centre. Foto: BP Batam untuk Batam Pos

“Komplain-komplain akan ditampung karena komplain itu dapat menjadi indikator BP Batam melihat kinerja Hansol dan subkonnya,” paparnya lagi.

Iyus menuturkan, ada 19 subkon yang pernah ikut serta dalam proses pembangunan IPAL.

Menurutnya, BP Batam sudah memberhentikan enam di antaranya. Ke depannya, BP juga tidak segan-segan untuk memberhentikan subkon yang tidak bagus pekerjaannya.

”Saya selalu tekankan kan kalau pekerjaan di perumahan jangan dilakukan secara sporadis. Tiap satu blok harus selesai saat itu juga,” ungkapnya.

Komunikasi yang baik dengan perangkat RT/RW di perumahan-perumahan yang akan dipasangi pipa IPAL juga penting.

Tapi Iyus mengakui subkon belum memiliki pola komunikasi seperti itu. Hal lain yang juga jadi kendala adalah cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Dengan kondisi yang hujan dan basah, pengerjaan konstruksi juga tak bisa cepat.

”Siapapun pelaksana pekerjaan konstruksi yang mendapat cuaca begini, pasti akan terkendala. Saat menggali, maka menutupnya harus menunggu sampai (hujan) reda,” tuturnya.

Ia meminta agar media ikut memonitor proyek besar ini.

”Kami bukan alergi dikritik. Kami malah berterima kasih karena ini menjadi kontrol bagi BP untuk bekerja lebih baik,” ujarnya.

Proyek IPAL bertujuan untuk menjamin ketersediaan air bersih di Batam di masa depan. Proyek yang dimulai sejak April 2017 itu pada tahap awal dilakukan di kawasan Batam Center yang membutuhkan 114 kilometer (km) pipa serta 11 ribu sambungan rumah warga untuk proses ini.

Untuk konsultan hingga pembangunan, dilakukan langsung oleh Hansol dari Korea. Penyebabnya, karena proyek ini bisa terwujud karena bantuan dari Korea.

Proyek IPAL ini ditargetkan selesai pada Desember 2020 mendatang dan bisa beroperasi pada Januari 2021.

Adapun, kapasitas produksinya mencapai 230 liter per detik dan akan melayani kawasan Batam Centre dan sekitarnya.

Air bersih hasil olahan dari proyek ini rencananya akan disuplai ke industri-industri di Batam.(leo)

Update