batampos.co.id – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri memprediksi perekonomian Kepri pada 2020 mendatang akan tumbuh di angka 4,7 persen hingga 5,1 persen.
Meski terdampak dari pelemahan ekonomi global dan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok, perekonomian Kepri relatif stabil.
Penyebabnya karena tingkat konsumsi rumah tangga dan kontribusi industri pengolahan mengalami tren peningkatan.
“Ekonomi Kepri 2019 lebih tinggi dari 2018. Triwulan III 2019 tumbuh 4,89 persen, lebih tinggi dari triwulan III 2018 yang tumbuh 4,66 persen,” kata Kepala Perwakilan BI Perwakilan Kepri, Fajar Madjardi saat acara pertemuan tahunan BI 2019 di Hotel Radison, Senin (16/12/2019).
“Jadi, prediksi untuk keseluruhan 2019 itu 4,6 hingga 5 persen,” katanya lagi.
Kontribusi pertumbuhan ekonomi ditopang oleh industri pengolahan dan konsumsi rumah tangga. Selain itu, net ekspor juga membaik.
“Tapi agak sedikit tertahan karena investasi agak lambat,” ujarnya.
Sedangkan industri pengolahan kata dia, mengalami tren peningkatan meski sedikit tertahan karena kontraksi di sektor pertambangan akibat menurunnya harga barang tambang dunia saat ini.
Meski begitu, Fadjar mengakui bahwa ekonomi global yang menurun pada 2019 belum akan pulih sepenuhnya pada 2020.
“Musim dingin telah tiba. Kita harus mampu menghadapinya,” jelasnya lagi.
Kekuatan mata uang Rupiah akan tetap stabil di 2020 setelah sebelumnya menguat di 2019.
Ditambah lagi neraca pembayaran tetap stabil sehingga devisa meningkat. Non performing loan (NPL) di perbankan juga rendah.
Sedangkan tingkat inflasi terjaga di poin 3.1. Faktor-faktor tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi Kepri tahun depan akan tetap stabil.
Lalu, sektor apa yang dapat diandalkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kepri di 2020.
Fadjar menyebutkan, Kepri perlu meningkatkan tren pertumbuhan ekonomi digital dan mendorong inklusi keuangan ke sektor UMKM. Tujuannya agar penyerapan kredit semakin meningkat.
Dan yang paling utama adalah menggali potensi investasi dari perang dagang Amerika dan Tiongkok. Kepri harus bisa memanfaatkannya.
Menurutnya, potensi komoditas unggulan Kepri yang bisa diekspor ke Amerika yakni barang-barang rajutan, berbagai produk kimia, mesin dan pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik dan kakao.
Saat ini, Tiongkok juga mengekspor produk yang sama, tapi karena tensi perang dagang, produk-produk tersebut tak terkirim.
Sehingga ini merupakan kesempatan bagi Kepri untuk meningkatkan ekspornya ke Amerika.
Sedangkan ke Tiongkok, potensi komoditas unggulan yakni produk kimia, plastik dan barang dari plastik, mesin dan peralatan listrik, bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati.(leo)