Jumat, 26 April 2024

Warga Bandara Mas Tolak Pembangunan Tower SUTT

Berita Terkait

batampos.co.id – Warga Perumahan Bandara Mas, Batam Kota, menolak pembangunan tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di kawasan perumahan mereka.

Aksi penolakan ini diperlihatkan dengan membongkar paksa tenda pekerja pembangunan SUTT di kawasan perumahan Bandara Mas, Rabu (18/12/2019).

Sebagian besar warga beralasan, penolakan ini demi menjaga keselamatan masa depan anak-anak mereka.

Ketua RW Bandara Mas, Dharta Pratama, mengakui keresahan warga dengan adanya pembangunan menara atau tower SUTT tersebut.

”Keberadaan tower ini berdampak terhadap kesehatan warga sekitar,” kata Dharta saat ditemui Batam Pos, Rabu (18/12/2019).

Ia mengatakan, penolakan ini sudah lama disuarakan, persisnya sejak 2013 lalu. Pembangunan tower ini, kata Dharta, tidak sesuai dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) awalnya.

Menurutnya, sesuai dengan Amdal, tower tersebut dibangun di seberang perumahan, bukan di lingkungan dalam perumahan.

”Kalau dari bundaran ke bandara, rencananya tower itu di sisi kanan jalan. Tapi tahunya di sisi kiri jalan, pas di kawasan perumahan kami,” ucapnya.

Ilustrasi. Foto: Jawa Pos

Dharta mengaku tidak tahu menahu dengan perubahan rencana ini. Seharusnya, kata dia, pemindahan tempat pembangunan tower tersebut harus melibatkan warga.

”Perubahan pembangunan ini tidak mengajak runding warga. Tahu-tahunya sudah berada di sini. Harusnya kan diajak, kami ini warga yang terdampak,” tuturnya.

Ia mengatakan, permintaan warga sederhana, yakni meminta tower dibangun di lokasi awal, bukan di area perumahan.

”Silahkan bangun, tapi kembali ke titik awal mulanya,” ucapnya.

Protes warga atas pembangunan tower ini dijaga oleh petugas kepolisian dan TNI. Protes ini berhenti setelah adanya mediasi antara kedua belah pihak.

Camat Batam Kota, Fairuz Batubara, meminta pengembang menghentikan sementara pembangunan SUTT tersebut. Ia meminta tidak ada keributan di saat perayaan Hari Jadi Kota Batam.

”Jangan ada ribut-ribut lah,” ujarnya.

Ia mengatakan, sangat mendukung pembangunan di Kota Batam. Namun, bila ada protes dari warga, harusnya jadi perhatian.

Ia mengatakan, protes ini disebabkan belum terealisasinya secara maksimal sosialisasi di kalangan masyarakat.

”Kasus lama, tahun 2013. Saya camat ke-3 yang mengurus protes ini,” katanya.

Menurut Fairuz, pihaknya sudah menyurati pimpinan serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

”Sudah kami surati. Pertemuan demi pertemuan juga beberapa kali dilaksanakan. Tapi selalu deadlock (tak ada mufakat),” ujarnya.

Sementara itu, pihak PLN Batam yang dikonfirmasi terkait rencana pembangunan tower SUTT tersebut, belum memberikan penjelasan.

Corporate Secretary PLN Batam, Denny Hendri Wijaya, tak ingin berkomentar terkait pembangunan tower itu.

”Nanti saja ya, ada rilis yang akan kami sampaikan,” ujarnya.(ska)

Update