batampos.co.id – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam mencatat, sepanjang 2019, ada 40 ribu pencari kerja mendaftarkan diri di Disnaker.
Namun yang berhasil mendapatkan pekerjaan hanya 30.799 orang dari 34.970 total lowongan kerja yang tersedia.
“Hanya sekitar 70 persen yang sudah terserap. Ini berdasarkan tren lowongan yang dibuka perusahaan tahun ini,” ujar Rudi Sakyakirti, Kepala Disnaker Kota Batam, Kamis (26/12/2019).
Jika diperhatikan setiap bulannya, jumlah pencaker yang terserap tahun ini memang lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Pada 2018 jumlah pencaker mencapai 42.395 orang yang mendaftar, sementara jumlah lowongan yang tersedia hanya 30.345.
Sementara yang terserap hanya 25.108 pencaker. Terdiri dari 13.114 perempuan dan 11.994 pekerja laki-laki.
Namun, jika dicermati data yang masuk ke Disnaker, baik melalui kartu kontrol ketenagakerjaan (AK1) maupun laporan langsung perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan, seharusnya serapan paling tidak sama dengan jumlah lowongan yang tersedia.
Namun, faktanya jauh di bawah lowongan yang tersedia. Persoalannya ada di pencakar itu sendiri.
Umumnya pencaker di Batam, baik itu warga Batam maupun pendatang dari berbagai daerah di Indonesia, minim keahlian.
Umumnya pencaker muda yang baru tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat yang tergiur upah di Batam yang terbilang tinggi.
Bahkan, di level sarjana, juga rata-rata baru lulus, sehingga belum memiliki pengalaman kerja sesuai yang dibutuhkan perusahaan di Batam.
“Jadi bukan tak ada lowongan di sini. Banyak malah, tapi mereka butuh yang ada keahlian. Bukan sekelas operator, kalau itu memang iya belum banyak,” ungkapnya.
Rudi merinci, jika dilihat dari usia pencaker, rata-rata memang masih muda. Kelompok usia 20-29 mencapai 26 ribu lebih dari total 40 ribu AK1 yang dikeluarkan.
Disusul usia 30-44 tahun yang jumlahnya tidak banyak hanya 270 orang. Ia menyebutkan, serbuan pencaker paling banyak di 2019 terjadi pada Juli lalu yang mencapai 1.053 pencaker.
Hal ini dikarenakan dua momen besar, yakni Lebaran dan kelulusan SMA. Umumnya baru berusia usia 15-19 tahun.
“Banyak wajah-wajah baru tamat sekolah untuk mencari pekerjaan. Tapi lagi-lagi unskilled,” jelasnya.
Kata dia, persoalan itulah yang menjadi kendala saat ini.(yui)