Sabtu, 20 April 2024

DPRD Nilai Perencanaan RSUD Embung Fatimah Kurang Bagus

Berita Terkait

batampos.co.id – DPRD Batam menilai kekosongan obat yang terjadi di RSUD Embung Fatimah Batam di Batuaji disebabkan perencanaan yang tidak matang.

Apalagi, kekosongan obat ini terjadi hampir setiap tahun. Selain itu, belanja anggaran juga disinyalir menjadi penyebab kekosongan, mengingat belanja dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baru bisa turun dan digunakan pada pertengahan Januari ini.

”Kekosongan obat di RSUD, berarti dari sisi perencanaannya yang kurang bagus,” ujar anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Aman, Jumat (17/1/2020).

Menurut Aman, seharusnya masalah kekosongan obat ini bisa diantisipasi dari awal. RSUD sebagai pihak pengelola rumah sakit, mestinya sudah bisa memperkirakan kebutuhan obat setiap bulan.

Berapa jumlah stok dan persediaan obat, serta berapa jumlah obat yang sudah keluar dari RSUD.

”Sudah berapa tahun RSUD beoperasi, seharusnya mereka punya data kebutuhan ini,” jelasnya.

Suasana pelayanan pasien di RSUD Embung Fatimah Kota Batam. Foto: Dhiyanto/batampos.co.id

“Sehingga ke depan, bisa menjadi acuan guna mengantisipasi kekosongan obat. Kita berharap ini tidak terulang lagi,” tuturnya lagi.

Selanjutnya, dari sisi anggaran, dimana Januari baru memulai anggaran. Mestinya di sanalah dibutuhkan percepatan eksekusi anggaran dari APBD, sehingga belanja langsung obat bisa didahulukan.

”Maksudnya agar untuk pembelian obat ini di awal Januari sudah bisa dibelanjakan,” ucap Aman.

Masalah anggaran di awal tahun ini, lanjutnya, bukan hanya di RSUD. Tapi juga hampir terjadi di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemko Batam.

”Hanya saja ini rumah sakit. Ketika obat enggak tersedia, berbahaya bagi pasien. Artinya ini tak boleh terjadi lagi di RSUD,” tambahnya.

Ketua Komisi IV DPRD Batam, Ides Madri, menyayangkan kekosongan obat ini. Menurutnya, sistem pesan obat dengan sistem e-Katalog di RSUD seharunya bisa disinkronkan dengan jumlah pasien yang terjadwal.

”Misalnya seminggu ke depan akan ada berapa pasien yang dioperasi. Obat apa yang dibutuhkan yang belum ada, itu harusnya sudah diantisipasi dengan order yang dipercepat,” paparnya.

“Bukan seperti yang sudah terjadi ini, pasien butuh operasi hari ini juga jadwalnya, terpaksa ditunda karena tak ada-nya obat. Ini namanya sistemnya tak sinkron,” ujarnya lagi.(rng)

 

Update