Kamis, 18 April 2024

Ada GPS di Rompi Para Pemain

Berita Terkait

DIA tak tahu nama-namanya. Tapi, hafal nomor punggung mereka.

”Nomor 20 itu penyerang bagus,” katanya. ”Dua gelandang kalian, nomor 6 dan 18 juga (bagus),” tambahnya.

Nomor 20 yang dimaksud Corryn Bonavita itu adalah Bagus Kahfi. David Maulana adalah pemakai nomor punggung 6 dan 18 adalah Brylian Aldama.

Saat itu, Rabu sore lalu (22/1), uji coba antara Garuda Select II dan Inter Milan U-17 tengah memasuki jeda. Indonesia unggul 2-1, dengan Bagus menyumbangkan satu gol. David serta Brylian juga turut berperan besar atas keunggulan sementara dalam laga yang berlangsung di Suning Youth Development Centre, Milan, tersebut.

Corryn ada di tribun sore itu untuk menyaksikan sang anak, Simone Bonavita, bermain. Simone merupakan wakil kapten Inter Milan U-17 sekaligus penggawa timnas Italia U-17.

”Saya dengar petinggi Inter ngobrol di belakang bench pemain. Dia bilang gak nyangka anak-anak kita setinggi ini levelnya,” tutur Timo Scheunemann, technical translator Garuda Select, setelah laga berakhir dengan kemenangan tipis 3-2 Inter Milan U-17.

Tentu masih banyak yang perlu dibenahi dari Garuda Select. Misalnya, soal penyelesaian akhir.

”Kita punya banyak peluang dan hanya dua yang bisa jadi gol. Sedangkan Inter punya 1,5 peluang dan bisa mencetak 3 gol,” kata Des Walker, pelatih kepala Garuda Select, seusai pertandingan.

Tapi, setidaknya pujian-pujian tadi memperlihatkan bahwa kerja keras Garuda Select II mulai berbuah. Garuda Select adalah program kerja sama antara Mola TV dan PSSI yang berdurasi 10 tahun.

Dimulai tahun lalu. Satu season berlangsung sekitar 6 bulan. Tiap tahun, 24 pemain terbaik yang dipilih dari kompetisi Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-16 dan U-18 (usia di bawah 17 tahun) diikutkan program itu.

Sebelumnya, alumnus Garuda Select angkatan pertama juga mendominasi skuad timnas U-19. Tim tersebut sukses merebut satu tiket ke putaran final Piala Asia U-19 2020 Uzbekistan.

Diharapkan, dalam rentang tak terlalu panjang bisa didapatkan pemain-pemain berkelas yang bisa memperkuat Indonesia di ajang Piala Dunia U-20 tahun depan. Juga, membawa Indonesia berlaga di Olimpiade 2024 Paris.

Indonesia tak cuma sekali ini mengadakan program ”menyekolahkan” pemain-pemain pilihan ke luar negeri. Pada 1990-an ada Primavera dan Baretti. Lalu, SAD (Sociedad Anonima Deportiva) ke Uruguay pada 2000-an.

Program-program itu memang melahirkan sejumlah pemain yang kemudian menjadi pilar timnas di berbagai level. Tapi, secara kolektif sebagai sebuah tim, tak ada prestasi kelas dunia yang bisa dicatat Indonesia sebagai hasil berbagai program tersebut.
Melihat rekam jejak itu, bisa jadi tak sedikit yang kemudian ragu apa mimpi ke ajang dunia lewat Garuda Select bakal terwujud. Tapi, tidak bagi Dennis Wise.

”Kenapa tidak. Indonesia punya pemain-pemain muda dengan talenta hebat seperti Bagus (Kahfi), Brylian (Aldama), Rafli (Asrul), Supriadi, dan lainnya. Jika mereka ditangani dengan tepat, tampil di Olimpiade Paris bukan sebuah mimpi,” papar mantan kapten Chelsea dan eks gelandang timnas Inggris yang kini jadi direktur teknik Garuda Select tersebut.

Dalam laga melawan Inter Milan U-17, secara keseluruhan Garuda Select bisa mengimbangi tuan rumah.

”Para pemain sudah mengalami banyak perkembangan. Mereka sudah banyak belajar,” kata Walker, mantan bek tengah Nottingham Forest, Sampdoria, dan timnas Inggris, itu.
Selama menjalani pemusatan latihan di Como, Italia, sejak awal Januari, Garuda Select sudah beruji coba melawan Juventus U-17 (16/1). Pertandingan itu memang berakhir dengan skor 2-1 untuk tuan rumah.

Tapi, perlu dicatat, kedua gol Juventus lahir dari titik penalti. Sedangkan pada uji coba pertama di Negeri Pizza, Garuda Select menang telak 3-0 atas Torino. Sebelum kembali bertolak ke Birmingham, Garuda Select akan menjalani uji coba sekali lagi di Italia menghadapi Como FC U-17, hari ini (27/1).

Garuda Select II telah berlatih mulai awal Oktober 2019 di Birmingham, Inggris. Setiap pekan mereka dijadwalkan melakoni laga uji tanding untuk mengetahui perkembangan hasil latihan.
Di Inggris, selama Oktober hingga Desember 2019, Garuda Select telah menjalani 11 kali uji coba. Hasilnya, mereka memetik 5 kali kemenangan, 3 kali seri, dan 3 kali kalah.

”Setelah sekitar empat bulan berlatih keras, inilah hasilnya. Masih ada kekurangan memang, tapi pemain-pemain sudah banyak sekali berkembang,” papar Des Walker.

Selama mengikuti program Garuda Select, bakat-bakat potensial yang mayoritas masih berusia 16 tahun itu mendapatkan fasilitas papan atas serta sentuhan dari pelatih level dunia. Walker dan Wise sama-sama kenyang jam terbang internasional sebagai pemain. Sebagai pelatih, Wise juga pernah membawa Milwall ke final Piala FA.

Wise juga pernah menduduki kursi director of football Newcastle United. Posisi tersebut membuatnya bertanggung jawab dalam operasi transfer pemain. Termasuk memantau bakat-bakat muda.
Kini pengalamannya mencari dan membentuk perkembangan talenta muda itu diuji dalam penggalian potensi para pemain muda Indonesia.

”Meski memiliki kemampuan teknik yang tinggi, pemahaman taktik sepak bola pemain Indonesia sangat tertinggal,” kata Wise.

Tujuan dari Garuda Select, lanjut dia, adalah mengejar ketertinggalan itu. ”Dan membekali para pemain untuk bisa melanjutkan perkembangan mereka sebagai pemain sepak bola profesional di tingkat yang lebih tinggi,” tuturnya.

Untuk membentuk profil pemain yang diinginkan, dalam keseharian mereka menjalani aturan ketat. Selain latihan dua kali sehari dan nge-gym, urusan asupan gizi dan pola hidup dijaga ketat.

”Sebelum menyantap makanan, kami diharuskan memfoto makanan dan dikirimkan ke tim pelatih,” ujar Brylian. ”Secara rutin kandungan lemak kami juga dites,” lanjut gelandang asal Sidoarjo, Jawa Timur, itu.

Setiap kali latihan, rompi pemain juga dipasang GPS (global positioning system). Gunanya, mengetahui siapa pemain yang berlari dengan jarak tempuh paling jauh dan paling pendek. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi.

Satu pekan Jawa Pos (grupo Batam Pos) mengikuti latihan Garuda Select di kompleks Lambrone Sport E Benessere, Como, Italia. Di tiap sesi, Walker dan tim pelatih sangat detail dan tegas dalam memberikan arahan.

Jika membuat kesalahan, para pemain akan diminta mengulang sampai sesuai yang diinginkan. Tim pelatih menginginkan sebuah tim yang benar-benar solid sebagai satu kesatuan. Ketika ada pemain yang menekan lawan secara individu tanpa bantuan teman-temannya, oleh Walker, pemain tersebut dihukum dengan cara bertahan sendirian. Tentu saja dia menjadi bulan-bulanan dan tak bisa merebut bola.

”Mental saya benar-benar terbentuk di sini,” kata Bagus Kahfi yang ikut di Garuda Select I dan II. Buntutnya, di timnas pun dia jadi bisa lebih menikmati pertandingan. ”Saya merasa lebih cepat dan lebih pintar di lapangan,” bebernya.

Tinggal ditunggu pembuktian hasil gemblengan itu. Demi terwujudnya mimpi timnas Indonesia tampil di Olimpiade yang kali terakhir, sekaligus juga satu-satunya, dirasakan pada 1956. (*/c10/ttg)

Update