Jumat, 29 Maret 2024

Kock Meng Dituntut Penjara 2 Tahun

Berita Terkait

batampos.co.id – Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut pengusaha Kock Meng dua tahun penjara. Ia didakwa menyuap Gubernur Kepri nonaktif Nurdin Basirun untuk memperoleh izin pemanfaatan ruang laut di Tanjungpiayu, Batam. Selain itu, jaksa juga menuntut Kock Meng membayar denda Rp 100 juta atau diganti kurungan enam bulan.

”Menuntut supaya majelis hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini, menyatakan terdakwa Kock Meng terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi,” kata Jaksa KPK di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Kock Meng diyakini bersalah melanggar Pasal 5 Ayat 1 huruf a UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 Jo pasal 64 ayat (1) KUHP pidana.

Kock Meng memberikan uang Rp 45 juta dan 11 ribu dolar Singapura kepada Nurdin Basirun. Uang suap itu bertujuan agar Nurdin membantu Kock Meng memberikan izin usahanya di Tanjungpiayu.

Perbuatan Kock Meng tersebut dilakukan bersama-sama dengan Abu Bakar dan Johanes Kodrat. Nurdin Basirun menerima uang tersebut melalui eks Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri, Budy Hartono, dan eks Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kepri, Edy Sofyan.

Jaksa mengatakan, Kock Meng berniat membuka restoran dan penginapan terapung di daerah Tanjungpiayu dengan meminta bantuan Johanes Kodrat. Dari situ, Johanes Kodrat mengenalkan Abu Bakar ke Kock Meng yang mengurus surat izin usaha itu.
Atas permohonan izin itu, Budy Hartono menyampaikan kepada Abu Bakar syarat pengajuan ada biaya pengurusan sejumlah Rp 50 juta. Permintaan itu disetujui, Kock Meng memberikan uang ke Abu Bakar melalui Johanes Kodrat.

Abu Bakar menyerahkan Rp 45 juta kepada Budy Hartono di rumah Edy Sofyan, sedangkan Rp 5 juta digunakan Abu Bakar untuk biaya operasionalnya. Uang itu digunakan saat Nurdin Basirun melakukan kunjungan ke pulau-pulau yang dilanjutkan makan bersama dengan rombongan.

Setelah itu, jaksa menyebut Kock Meng kembali mengajukan izin prinsip pemanfaatan laut yang berlokasi di Tanjungpiayu seluas 10,2 hektare dan izin reklamasi. Kedua izin tersebut rencananya dimasukkan ke dalam daftar Rencana Peraturan Daerah Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Pantai dan Pulau-Pulau Kecil (Perda RZWP3K).

Namun, Budy menyampaikan kepada Abu Bakar adanya biaya. Atas permintaan itu, Kock Meng memberikan uang 28 ribu dolar Singapura ke Johanes Kodrat untuk diserahkan kepada Abu Bakar. Sisanya disimpan Johanes Kodrat dan Abu Bakar.

Abu Bakar memberikan uang 5 ribu dolar Singapura dan 6 ribu dolar Singapura ke Budy Hartono dengan total 11 ribu dolar Singapura. Budy kemudian memberikan uang itu ke Edy, yang kemudian menyerahkannya ke Nurdin.

”Berdasarkan fakta hukum di atas dapat disimpulkan telah terjadi pemberian uang Rp 45 juta, 5 ribu dolar Singapura, dan 6 ribu dolar Singapura dari terdakwa melalui Abu Bakar dan Johanes Kodrat kepada Nurdin Basirun melalui Edy Sofyan dan Budy Hartono,” papar jaksa. (*)

Update