Jumat, 19 April 2024

Evakuasi WNI dari Wuhan Tak Mudah

Berita Terkait

batampos.co.id – Rencana evakuasi 243 warga negara Indonesia (WNI) dari Kota Wuhan, Tiongkok menemui berbagai kendala. Hambatan utama adalah karena kota asal virus corona itu dalam status lockdown atau diisolasi oleh pemerintah Tiongkok. Semua akses masuk dan keluar Kota Wuhan ditutup untuk mencegah meluasnya penyebaran virus.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, komunikasi dengan 243 WNI di Wuhan terus dilakukan. Pemerintah Tiongkok, kata dia, menyiapkan hotline 24 jam bagi warga negara asing yang berdomisili di wilayah yang dikarantina.

Dari komunikasi dengan WNI, diketahui bahwa kebutuhan bahan pokok menipis. Diperkiraan hanya cukup hingga lima hari kedepan. Memang beberapa toko masih buka. Namun, harganya lebih tinggi. Untuk itu pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan tersebut.

“Setiap waktu dicek. Apakah ada kebutuhan yang bisa dibantu,” bebernya.

Opsi evakuasi, menurut Retno, juga terbuka. Namun karena status lockdown maka perlu pembahasan dengan otoritas Tiongkok. Kemenlu juga berkomunikasi dengan negara lain yang memiliki warga negara di titik karantina. Contohnya dengan Australia.

”Saya kemarin bicara dengan menteri luar negeri Austalia,” ungkapnya.

Untuk opsi evakuasi ini menunggu status darurat 1 di Hubei.

”Perlu data lengkap dan saat ini masih berstatus darurat 2 jadi belum diperlukan evakuasi,” ujarnya.

Untuk rute evakuasi dan proses evakuasi sudah disiapkan sesuai standar kebijakan Pemerintah Tiongkok.

Selain bahan pokok, WNI di sana juga perlu masker. Melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), akan dikirim masker. Sebab di Hubei sendiri kekurangan masker.

”Pengiriman masker menggunakan Garuda Indonesia ke Bejing. Nantinya dari Beijing akan ada layanan yang diizinkan untuk masuk ke wilayah yang dikarantina,” ungkapnya.

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok cabang Wuhan, Nur Musyafak, menceritakan Kedutaan Besar Indonesia di Beijing memenuhi tanggung jawabnya. Mereka berusaha memenuhi persediaan logistik WNI yang berada di daerah karantina dengan memberikan bantuan dana melalui WechatPay.

”Langkah nyata dan cepat. Dana dikirim ke akun ketua ranting (PPI Tiongkok) masing-masing,” terang Musyafak melalui pesan singkat, kemarin.

Menurut dia, tidak mudah memang melakukan evakuasi. Membutuhkan banyak prosedur yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Mengingat proses evakuasi juga mempunyai risiko tinggi. Baik untuk petugas yang mengevakuasi maupun yang diamankan. Selain itu, juga mempertimbangkan kesiapan fasilitas kesehatan yang disediakan.

”Dari Kemenkes pastinya butuh menyiapkan rumah sakit di Tanah Air untuk pemeriksaan teman-teman yang dievakuasi,” bebernya.

Informasi terbaru yang diperoleh PPI Wuhan dari National Health Commission RRT (Republik Rakyat Tiongkok) terdapat 2.823 orang terinfeksi virus korona. Makanya, pemerintah Tiongkok menutup akses masuk dan keluar di 14 kota Provinsi Hubei. Data yang dimiliki PPI Wuhan ada 244 orang WNI yang tersebar di Wuhan, Xianning, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, dan Enshi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Panjaitan, juga mengatakan sulit melakukan evakuasi Sebab, wilayah tersebut sudah di-lockdown. Sehingga bukan hanya Indonesia saja yang mengalami kesulitan untuk evakuasi warganya.

”Karena tidak bisa lagi. Sudah diisolasi kotanya,” ungkapnya.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan, bila Kemenlu memang akan mengevakuasi WNI di Wuhan, pihaknya akan ikut ambil bagian. Dalam arti, menyiapkan segala sesuatunya untuk menyambut mereka di Tanah Air. Mulai pemeriksaan hingga antisipasi kemungkinan suspect corona.

(han/dee/syn/byu/mia/lyn)

Update