Jumat, 29 Maret 2024

Harga Bawang Putih Melonjak Drastis, Akibat Penghentian Impor Bahan Pangan dari Tiongkok

Berita Terkait

batampos.co.id – Penghentian impor berbagai barang asal Tiongkok mulai berpe-ngaruh terhadap harga komoditas bahan pangan di Batam. Seperti, harga bawang putih impor yang harganya terus merangkak naik hingga Rp 55 ribu per kilogram (kg).

Misalnya di Pasar Tos 3000 Jodoh, harga bawang putih dijual Rp 48 ribu per kg. Padahal sebelumnya, harga komoditas tersebut berada di kisaran Rp 18-20 ribu per kg.

”Seminggu terakhir ini harganya naik terus,” kata Ardi, pedagang bawang di pasar tersebut, Kamis (6/2).

Sementara di Pasar Botania 1, Batam Center, harga bawang putih dijual Rp 50-55 ribu per kg. Kenaikan harga bawang putih ini mulai terjadi sejak tiga hari belakangan ini. ”Bawang putih sekarang yang mahal, Rp 55 ribu per kg, sudah tiga hari naik,” ujar Asman, salah satu pedagang di pasar tersebut.

Menurut dia, kenaikan harga bawang putih cukup membuat sejumlah pihak, terutama kalangan ibu yang berbelanja, kaget. Banyak yang tidak terima dengan harga yang tiba-tiba naik.

”Banyak yang protes, kok bisa harga-nya naik drastis. Saya bilang memang dari distributornya,” jelas Asman.

Harga yang hampir sama terpantau di Pasar Mitra Raya Batam Center. Meski harga-nya tinggi, masyarakat yang membeli bawang putih juga tetap ada.

”Iya, harga bawang putih naik dratis. Berkisar Rp 50-55 ribu per kg,” imbuh Edi, salah satu pedagang.

Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau, membenar-kan harga bawang putih tinggi di pasaran Batam. Hal itu terjadi sejak beberapa hari lalu, sejak bawang putih impor asal Tiongkok tak masuk lagi ke Indonesia, khususnya Batam.

”Memang bawang putih sedang tinggi, hampir Rp 60 ribu per kg. Bawang putih dari Tiongkok memang tak masuk lagi sejak beberapa hari ini, namun bukan karena dilarang,” ujar Gustian.

Menurut dia, 70 persen bawang putih asal Batam diimpor dari Tiongkok. Selebih-nya, dari beberapa daerah di Indonesia, India hingga Thailand. Tak masuknya bawang putih, langsung membuat keberadaan langka dan harga mahal.

”Memang 70 persen dari China, kalau dari Indonesia memang tak mencukupi, makanya ada impor. Kalau dari India dan Thailand, memang dibatasi,” imbuh Gustian.

Ia menyebut, pihaknya te-ngah melakukan upaya pencegahan agar harga bawang putih tak terus merangkak naik. Pihaknya juga telah menghubungi Kementrian Perdagangan terkait kebijakan nasional. Pihaknya berharap, pemerintah pusat mengalihkan impor bawang putih dari India dan Thailand.

”Arahan ini yang mau kami tanya. Besok (hari ini, red), kami akan menggelar rapat dengan instansi terkait seper-ti pihak Karantina Pangan, Bea Cukai dan lainnya. Semoga ada titik terang,” jelas Gustian. (she)

Update