Kamis, 25 April 2024

Pemerintah Minta Maskapai Turunkan Harga Tiket

Berita Terkait

batampos.co.id – Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) menyebut penurunan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) akibat merebaknya virus corona cukup besar. Penurunan ini terjadi setelah perayaan Imlek.

Ketua ASITA Kepri, Andika Lim, mengatakan penurunan tidak hanya berasal dari wisman asal Tiongkok, tapi juga dari Singapura.

“Penyebabnya kekhawatiran penyebaran virus corona,” katanya, Kamis (6/2).

Walaupun begitu, Andika memiliki keyakinan pariwisata Batam akan kembali pulih. Namun, syaratnya adalah kondisi aman dan terkendali.

Selain itu, tidak ada lagi kasus virus corona yang baru. “Kalau market Singapura bisa cepat pulih. Kalau Tiongkok, mungkin butuh waktu agak lama. Kita sama-sama berdoa saja,” ujarnya. Ia berharap Batam bebas dari virus corona. Karena bila ada kasus, akan berdampak besar terhadap pariwisata Batam.

Senada dikatakan Sekjen ASITA Kepri, Febriansyah. Dia menuturkan, kejadian saat ini mirip dengan kondisi 2012 silam. Saat itu, wabah virus SARS sedang melanda Tiongkok dan berbagai negara.

“Pariwsata juga berdampak kala itu. Butuh waktu berbulan-bulan untuk pulih kembali,” ucapnya.

Febriansyah mengatakan, roda pariwisata tetap bergerak. Namun dibutuhkan beberapa pemicu. Salah satunya menggalakkan pariwisata dalam negeri.

“Mengandalkan wisatawan domestik,” ucapnya.

Ia yakin dengan kebijakan tersebut, usaha pariwisata di Indonesia akan bangkit kembali. Ia menyabut kebijakan ini sudah dibahas di tingkat pusat.

“Intinya sesama orang Indonesia jalan-jalan,” ujarnya.

Kunci berjalannya pariwisata domestik, kata Febri, tiket pesawat harus murah. “Saya harap pihak airline mendukung, agar tetap bergerak ekonomi negeri kita,” terangnya.

Tak hanya Batam, kabupaten/kota lainnya di Kepri juga merasakan dampak penurunan jumlah wisman sejak kekhawatiran penyebaran virus corona asal Tiongkok itu.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, mengungkapkan dampak virus corona itu cukup berat kepada sektor pariwisata Batam.

“Warga negara asing yang dulunya berniat berwisata ke luar negeri akan memilih untuk menunda perjalanan mereka hingga waktu yang belum ditentukan,” katanya, kemarin (6/2).

Khusus untuk pelancong asal Tiongkok, selama ini, ternyata memberikan kontribusi cukup signifikan untuk Kepri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, wisman asal Tiongkok yang berkunjung ke Kepri pada 2019 sebanyak 286.512 kunjungan.

Jumlahnya mengalami peningkatan 10,49 persen dibanding 2018 yang tercatat 259.306 kunjungan. Total wisman asal Tiongkok menyumbangkan 10 persen terhadap jumlah wisman yang berkunjung ke Kepri. Namun, larangan masuknya warga negara Tiongkok, maka Kepri akan kehilangan 10 persen wisman dari Negeri Panda tersebut.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi usai rapat terbatas di kantor Presiden, kemarin (6/2), mengakui pembatasan akses untuk Tiongkok membuat pariwisata Indonesia terganggu. Karena itu, pemerintah membikin kebijakan baru untuk menarik wisatawan asing, selain Tiongkok.

Ada dua kebijakan yang diambil di sektor perhubungan untuk mendongkrak kunjungan wisata. Pertama, meminta maskapai memberikan diskon untuk perjalanan menuju tiga destinasi wisata. Yakni, Bali, Manado (Sulawesi Utara), dan Bintan (Kepulauan Riau).

’’Karena tiga daerah itu yang paling terdampak,’’ terang Menhub.

Dia menyebutkan, turis di tiga daerah tersebut langsung merosot sejak merebaknya kasus virus corona. Sebab, selama ini tiga daerah itu menjadi tujuan utama wisatawan asal Tiongkok saat berlibur ke Indonesia.

Diskon tarif tiket itu diharapkan menarik minat wisatawan lokal. Dengan begitu, celah yang ditinggalkan wisatawan asal Tiongkok bisa tertutup.

Penumpang Turun 20 %

Sementara itu, kedatangan wisman di pintu masuk di sejumlah pelabuhan di Batam terpantau sepi. Seperti di Pelabuhan Feri International Batam Center. Penurunan penumpang di pelabuhan ini mencapai 20 persen atau sekitar 1.000 orang.

“Penurunan memang sudah terasa saat ada informasi virus (corona) itu menyebar. Namun, sejak adanya warga Singapura yang terkena jadi bertambah sepi,” ujar Manajer Operasional PT Synergy Tharada, Nika Astaga, selaku pengelola Pelabuhan Feri Internasional Batam Center.

Dia menjelaskan, sepinya penumpang dari Singapura disebabkan larangan masuknya turis dari Tiongkok dan Korea Selatan. Sedangkan, mayoritas wisatawan ke Indonesia berasal dari negara tersebut.

“Seperti dari Xian, Shenzhen, Yunan. Maka dari itu yang masuk ke Batam menjadi sepi. Namun, untuk aktivitas kapal tetap normal,” tuturnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Sekupang Ferry Internasional (SFT). Pengelola SFT, Jumarly, mengatakan hingga kini angka kunjungan wisman mulai sepi.

“Walaupun belum ada temuan penderita corona di sini, namun cukup memberikan dampak jumlah wisman yang masuk,” kata dia, kemarin (6/2).

Di tempat terpisah, Kantor Imigrasi Batam juga ikut membantu antisipasi pencegahan penyakit menular ke masuk ke wilayah Indonesia. Kepala Kantor Imigrasi (Kakanim) Kelas I Khusus TPI Batam, Romy Yudianto, mengatakan Imigrasi ikut andil sesuai kapasitasnya, yakni melakukan pengawasan orang asing yang masuk.

“Orang asing yang menderita penyakit menular yang membahayakan kesehatan umum dapat ditolak”. “Kami melayani sesuai aturan yang berlaku,” ujar Romy, kemarin di kantornya. (*)

 

Update