Kamis, 28 Maret 2024

Li Wenliang, Dokter Pertama yang Mengungkap Virus Corona di Wuhan Wafat

Berita Terkait

Hari itu, 30 Desember 2019, Li kaget bukan kepalang setelah me-ngetahui pasien yang dia tangani terserang virus corona atau novel coronavirus. Ia langsung mengirimkan peringatan kepada sesama petugas medis di rumah sakit di Wuhan, tempat ia bekerja via WeChat. Ia juga mengingatkan bahwa virus corona itu bisa mewabah.

“Infeksi virus corona jenis baru sudah terkonfirmasi dan jenisnya sedang diidentifikasi. Beri tahu semua keluarga dan kerabat agar waspada,” demikian pesan dr Li di grup WeChat yang beranggotakan bekas teman sekolahnya pada 30 Desember 2019 seperti dikutip Caixin.

Dasar dokter Li memberi peringatan dini itu setelah melihat kasus 7 pasien yang terkena virus corona. Li melihat seperti SARS. Bahkan bisa lebih berbahaya karena bisa menular dari manusia ke manusia.

Namun, temuan dan peringatan dini yang ia sampaikan ke sesama tim medis diketahui polisi setempat. Li akhirnya ditangkap di rumahnya pada malam hari. Polisi mengatakan kepadanya untuk berhenti membuat komentar palsu (hoaks). Pada saat itu, Biro Kesehatan Kota Wuhan menyebut bahwa tidak ada bukti virus tersebut dapat ditularkan antarmanusia.

BBC, Jumat (7/2) melansir, Li mengaku sangat sedih dan teraniaya ketika polisi dari Biro Keamanan Publik menangkapnya dan memintanya menekan surat peringatan. Li diperingatkan untuk menjaga perilakunya. Jika terus mengulangi perbuatannya, dia akan berurusan dengan hukum.

Seorang warga meletakkan karangan bunga sebagai ungkapan duka atas meninggalnya dr Li Wenliang, orang pertama yang meng-ungkap virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Setelah menandatangani surat teguran, dr Li kembali bekerja. Dia kemudian menerima pasien yang terinfeksi virus corona. Tak lama kemudian, dr Li mengalami batuk pada 10 Januari 2020 dan kemudian demam pada hari berikutnya. Dia dirawat di rumah sakit pada 12 Januari 2020 dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Li adalah satu dari delapan orang yang berurusan dengan polisi karena dianggap menyebarkan desas-desus soal virus corona. Pihak berwenang setempat kemudian meminta maaf kepada Li, setelah prediksi Li ternyata benar.

Li pun menjadi terkenal di publik. Pemerintah Tiongkok pun akhirnya mengambil serangkaian kebijakan. Salah satunya dengan mengisolasi Wuhan dan beberapa kota lainnya di Provinsi Hubei yang endemi virus tersebut.

Terkait kematiannya, ada laporan yang berbeda. People’s Daily mengatakan, Li mening-gal pada pukul 02:58 dini hari waktu Tiongkok, Jumat (7/2). Namun, berita awal sempat mengungkapkan Li, 34, pada awalnya dinyatakan meninggal pada Kamis (6/2) pukul 21:30 waktu setempat dan berita itu memicu gelombang reaksi media sosial di Tiongkok.

People’s Daily mengirim tweet yang mengatakan kematian dr Li telah memicu kesedihan nasional. Global Times kemudian mengatakan dia telah diberi perawatan ECMO (oksigenasi membran ekstra-korporeal) yang berfungsi untuk memompa jantung dan menjaga darah tetap mendapat oksigen.

Dokter Li juga sempat mem-posting kisahnya di Weibo dari tempat tidur di rumah sakit, sebulan setelah mengirimkan peringatan awal terkait virus corona. Dalam unggahan di Weibo-nya dia menjelaskan pada 10 Januari dia mulai batuk. Pada hari berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dirawat di rumah sakit. Dia didiagnosis terinfeksi virus corona pada 30 Januari.

Dokter mata di Rumah Sakit Umum Pusat Wuhan, mening-gal pada Jumat (7/2) dini hari, di usia 34 tahun. Para dokter sempat bersusah payah menyelamatkannya, namun nyawanya tak tertolong.

“Di tengah peperangan menghadapi epidemi pneumonia akibat virus corona jenis baru, dokter ahli mata kami terinfeksi. Dia meninggal dunia setelah semua upaya untuk menyelamatkannya tidak menemui hasil. Kami sangat berduka cita,” demikian pernyataan resmi pihak RSUP Wuhan yang diunggah di akun Weibo.

Otoritas Tiongkok kemudian memutuskan untuk menyelidiki kematian Li yang dinyatakan akibat terinfeksi virus corona jenis baru itu. Komisi Pengawas Nasional China (NSC) mengirimkan tim ke Wuhan untuk melakukan investigasi.

Keputusan untuk melakukan penyelidikan terhadap kematian dr Li telah disetujui Komite Sentral Partai Komunis China (CPC) pada, Jumat (7/2).

Komisi Kesehatan China (NHC) dan Pemko Wuhan juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam seperti diberitakan Xinhua. “Dia pahlawan abadi,” komentar seorang warganet yang ditimpali warganet Tiongkok lainnya dengan menuliskan, “Dia masih muda, tidak seharusnya terjadi padanya.” Tanda pagar #LiWenlianghasPassedAway menjadi topik yang hangat di Weibo dan mencapai hingga 10 miliar.

“Yang saya tahu dia telah mengungkapkan kebenaran yang tidak pernah berani dilakukan oleh orang lain,” beber Wu Yan, dokter yang bekerja di poliklinik yang sama dengan dr Li, seperti dikutip South China Morning Post. (jpc)

Update