Kamis, 25 April 2024

Horor di Terminal 21, Dua Puluh Enam Orang Tewas Diberondong Peluru

Berita Terkait

batampos.co.id – Tok, tok, tok… Ketukan di pintu toilet perempuan lantai empat Terminal 21 itu terdengar seperti film horor. Di dalam ruang tersebut, Chanathip Somsakul dan beberapa pengunjung lainnya sedang bersembunyi. Bersembunyi dari tentara yang berkeliaran menembaki pengunjung.

”Seorang perempuan tanya siapa yang mengetuk. Tapi tak ada jawaban,” ungkap guru musik itu kepada Agence France-Presse.

Pada akhirnya, pengunjung yang bersembunyi sepakat untuk tak membuka pintu. Mereka sudah susah payah menjebol salah satu pintu bilik dan menggunakannya sebagai pengganjal. Kalau tenyata yang di balik pintu adalah sang penembak, hidup mereka tamat.
Perempuan 33 tahun itu cukup beruntung. Dia sedang makan di mal Terminal 21 bersama keluarga usai mengajar musik. Saat suara tembakan terdengar semua keluarganya, termasuk Chopin sang putri, berhasil menemukan suaka di toilet. Chopin masih berusia tiga tahun.

”Kebetulan teman saya bekerja di mal. Dia meminta petugas di CCTV untuk melihat lokasi penembak dan menyampaikan informasi itu ke kami,” jelas Chanathip.

Pengunjung lain tak seberuntung dia. Ada yang harus bersembunyi di bawah meja restoran, ruang persediaan toko, bahkan dalam lemari penyimpanan. Mereka tak tahu siapa yang mereka hadapi. Tapi mereka tahu bahwa penembak hari itu sangat menakutkan.

F. CHALINEE THIRASUPA / AFP
Warga Thailand meletakkan bunga untuk para korban penembakan massal yang menewaskan 26 orang pengunjung mal Terminal 21 di Nakhon Ratchasima, Thailand, Minggu (9/2).

“Kejadian ini seperti film Hollywood. Beberapa saat, tembakan meluncur tanpa henti,” ujar Mayor Jenderal Jirapob Puridet, ketua tim penanggulangan penembakan Terminal 21, kepada CNN.

Yang datang meneror pusat perbelanjaan di kota Nakhon Ratchasima alias Korat memang bukan orang biasa. Dia adalah Letnan Satu Jakrapanth Thomma dari 22nd Ammunition Battalion. Jakrapanth datang ke pusat perbelanjaan Sabtu sore dan menembak pengunjung yang terlihat.

Menembak acak bukan berarti menembak sembarangan. Diaw, salah satu pengunjung yang berhasil kabur, mengatakan sang penembak selalu membidik kepala dari korbannya.

”Dia menembak ke segala arah tapi tembakannya sangat akurat,” ujarnya kepada Amarin TV.

Selama 17 jam, prajurit tersebut berhasil menduduki pusat perbelanjaan di distrik Muang itu. Dia sempat bertahan di lantai empat dengan menawan beberapa sandera. Secara total, dia berhasil merenggut 26 jiwa dan melukai 57 lainnya. 12 korban luka harus menjalani operasi di rumah sakit dengan dua di antaranya melalui operasi otak.

Pada akhirnya, Jakrapanth harus dilumpuhkan dengan peluru tajam. Kepala Crime Suppression Division Kepolisian Thailand Jirabhob Bhuridej mengatakan Jakrapanth ditembak mati pukul 09.00. (*/bil)

Update