batampos.co.id – Dalam beberapa hari terakhir, Batam dihantui menipisnya stok komoditas bawang putih.
Namun, persoalan ini diyakini akan selesai dalam waktu dekat karena satu importir telah mengantongi Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Hanya saja, bawang putih tersebut tetap didatangkan dari Tiongkok.
”Kami sudah mendapat RIPH. Kami dapat yang dari Cina (Tiongkok),” kata salah satu importir dari PT Frozen King Mulia, Anton, Rabu (12/2/2020).
Setelah mendapat RIPH ini, pihaknya menunggu izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Total, jumlah impor bawang putih yang diajukan yakni 700 ton untuk keperluan enam bulan ke depan.
”Jumlah yang disetujui belum diketahui. Sekarang kami tunggu Persetujuan Impor (PI) dari Kemendag,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, biasanya persetujuan tidak lama lagi akan keluar. Apalagi kini, bawang putih sangat dibutuhkan.
Anton melanjutkan, stok yang ada dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 20 hari.
”Kalau Kemendag keluarkan beberapa hari ini, (stok) akan aman, tidak akan terputus barang itu,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam, Mardanis, mengatakan, dengan masuknya bawang putih dari Tiongkok tersebut kelak stok komoditas yang masuk kategori sayuran ini akan aman.
Menurut dia, izin impor tingkat kementerian di Badan Pengusahaan (BP) Batam merupakan izin masuk ke wilayah perdagangan bebas atau Free Trade Zone (FTZ).
Setelah produk impor ini masuk, Mardanis menyebut akan ada kontrol harga dari pemerintah.
”Jadi, tak ada lagi kelangkaan itu. Maka selanjutnya, distributor harus menjual dengan harga sesuai arahan menteri,” jelasnya.
“Kalau tidak sesuai arahan menteri, informasinya tidak akan lagi diberi izin,” kata Mardanis lagi.
Menurut dia, harga dari distributor juga memengaruhi harga di tingkat pengecer.
Bahkan, Mardanis berani mengatakan harga di Batam harusnya lebih murah karena mendapat kemudahan saat memasukkan barang.
”Tadi (kemarin) harganya di tingkat pengecer sudah Rp 40 ribu per kilogram (kg), dengan adanya stok baru, secara bertahap akan normal kembali,” pungkasnya.(iza)