Kamis, 28 Maret 2024

Enam Siswa SMP Meninggal, Empat Masih Hilang

Berita Terkait

batampos.co.id – Nasib naas dialami enam siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta, akibat insiden luapan dan arus deras Sungai Sempor yang terjadi pada Jumat sore (21/2/2020), sekitar pukul 15.30 WIB.

Saat itu, sebanyak 256 siswa dan siswi mengikuti kegiatan susur sungai di Kali Sempor, dan sebagian peserta hanyut terbawa derasnya arus.

Kepala Dusun Dukuh, Desa Donotirto, Kecamatan Turi Sleman, Tartono, 54, menyatakan, ada 200 lebih peserta kegiatan outbond yang ikut di desa tersebut.

Mereka adalah siswa kelas 7 dan 8 SMPN 1 Turi. Dia mengatakan, kegiatan outbond digelar sekitar pukul 2 sore.

Sementara, untuk kejadian hanyutnya beberapa siswa tersebut diketahui sekitar pukul 3 sore.

Adapun kegiatan outbond memang diketahui pihak desa. Namun, kata Tartono, tidak dengan kegiatan susur sungai.

Dia menyatakan bahwa kegiatan susur sungai merupakan insiatif pihak sekolah yang belum dilaporkan kepada pihaknya.

Para siswa yang selamat dievakuasi di salah satu rumah warga. Nasib naas dialami enam siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta, akibat insiden luapan dan arus deras Sungai Sempor yang terjadi pada Jumat sore (21/2/2020), sekitar pukul 15.30 WIB. Foto: Jawa Pos

“Susur sungai di luar kegiatan outbond, saya justru malah belum tahu,” ujarnya di lokasi kejadian, Jumat (21/2/2020).

Saat kegiatan susur sungai, kondisi Sungai Sempor memang belum turun terlalu deras. Tartono menduga, air dengan debit cukup deras datang dari wilayah utara secara tiba-tiba.

Dari penuturan Tartono, Sungai Sempor memiliki kedalaman sekitar 1 – 1,5 meter dengan panjang aliran diketahui hingga Gilikerto.

Pantauan di lokasi

kejadian, saat ini kepolisian, BPBD dan Basarnas tengah melakukan pencarian korban. Cuaca hingga malam hari masih terpantau hujan cukup deras.

Kepala Basarnas Yogyakarta Wahyu Effendi menyatakan pihaknya tengah melakukan penyusuran melalui air dan darat. Total personel yang dilibatkan disebut sebanyak 100 orang.

Wahyu menyatakan, untuk saat ini dinyatakan enam siswa meninggal dunia. Sedangkan empat siswa masih dinyatakan hilang.

Pihaknya masih melakukan konfirmasi kepada pihak sekolah terkait apakah enam siswa tersebut benar terbawa arus sungai atau tidak.

Terkait dengan jumlah total siswa yang ikut dalam kegiatan outbond, Wahyu menyatakan ada sebanyak 256 siswa.

Dari total peserta enam siswa dinyatakan izin, kemudian enam siswa berada di Klinik Swa Desa Donotirto, dimana enam orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

“Masih empat orang yang belum diketahui keberadaanya. Kami tidak tahu apakah mereka terbawa arus atau tidak. Kami terus berusaha mengkonfirmasi pihak sekolah,” ujarnya.

Dikatakan, untuk model pencarian para siswa tersebut akan dilakukan dengan mengikuti alur sungai lalu di darat. Melibatkan personel dari berbagai elemen dan dibagi dari jalur darat serta air.

“Untuk kondisi sungai saat ini belum terlalu deras. Kami juga belum menemukan kendala serius,” katanya.

Wahyu menyatakan, untuk siswa yang sedang dalam perawatan di klinik dan puskesmas. Hanya mendapat luka ringan dan saat ini sedang dalam perawatan.

Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto, menyebutkan, ada empat siswa yang dinyatakan meninggal.

Adapun identitasnya, inisial SA siswa kelas 8, inisial A, siswa kelas 7, inisial NA siswa kelas 8, dan siswa inisial L.

“Jadi, siswa meninggal di RS SWA ada empat orang,” ujarnya.(*/inu/jpg)

Update