batampos.co.id – Tindakan anarkis dilakukan sejumlah anggota TNI dengan merusak Kantor Polsek Pahae Jae, Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara. Bahkan, tindakan itu sampai melukai beberapa polisi.
Seperti dikutip Pojok Sumut (Jawa Pos Group), dari informasi dihimpun, peristiwa bermula saat Danki A Yonif 123/RW Kapten Inf Ridwan terlibat keributan dengan Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot Soala Gogo Nababan di Jalinsum Desa Salangkitang, Pahae Jae, Taput, Kamis (27/2) sekira pukul 13.30 WIB.
Ini berawal saat Ridwan melintas di sana setelah melakukan tugas dari Mako Yonif 123/RJW di Tapanuli Selatan. Sesampai di lokasi terjadi kemacetan panjang karena kecelakaan tunggal unit mobil truk fuso.
Saat itu, Ridwan dan Ramot saling adu mulut. Ramot mengaku ditampar dan mengadu kepada warga. Personel Koramil 25/Pahae mengamankan Ridwan dari amukan massa. Keduanyapun dimediasi oleh Babinsa Ramil 25/Pahae Jae.
Namun, pukul 13.43 WIB, pasukan Yonif 123/RJW sekira 30 orang datang dengan membawa senjata dan diduga melakukan pemukulan terhadap tiga personil Polsek Pahae Jahe dan tiga personil Polri Tapsel yang sedang melintas dan beberapa orang turun di Polsek Pahae Julu dan memecahkan kaca kantor Polsek.
Dua petinggi Kodam I Bukit Barisan dan Polda Sumut turun tangan demi membahas tuntas kasus ini lewat pertemuan Panglima Kodam I Bukit Barisan Mayjen Sabrar Fadhilah dan Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani di Makodam I Bukit Barisan, Jumat (28/2) siang.
Panglima Kodam I Bukit Barisan Mayjen Sabrar Fadhilah dan Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani usai pertemuan menyepakati kericuhan terjadi karena kesalahpahaman.
“Anggota kita ini kelihatannya buru-buru mengambil jalur pintas dengan melawan arah. Inilah yang menyebabkan kesalahapahaman yang berefek pada kejadian ini,” ujar Panglima Kodam I Bukit Barisan Mayjen Sabrar Fadhilah, kepada wartawan.
Dia memastikan bakal memproses dan menindak anggotanya yang bersalah. Ini ditandai dengan langkah Pihak Kodam I Bukit Barisan memeriksa personel yang terlibat kejadian itu.
“Saya sangat menyesali kejadian ini, selaku Pangdam, saya minta maaf, tidak hanya kepada Polda saja tapi kepada semua masyarakat. Kami melakukan pemeriksaan kepada anggota saya yang melakukan, siapa tokohnya hingga terjadi hal seperti ini,” bebernya.
Sabrar pun bersyukur kasus ini bisa selesai lewat permintaan maaf. “Alhamdulillah sudah selesai. Yang melakukan sudah bertemu dengan yang dianiaya dan sudah meminta maaf,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin mengamini penjelasan Pangdam. “Saya pastikan itu hanya kesalahpahaman. Yang kedua, tidak boleh ada kejadian seperti itu lagi,” tandasnya.
Dia mengatakan pihaknya telah menugaskan Kabid Propam Polda Sumut ke lokasi. Sementarw Pangdam I BB memerintahkan Komandan Pomdam dan Assintel ke sana. “Mudah-mudahan ke depan kita bisa merajut soliditas TNI Polri. Baju yang kita kenakan ini hanya warnanya saja yang berbeda karena sebenarnya kita NKRI,” pungkasnya.(jpg)