Sabtu, 20 April 2024

Warga Batam …… Dam Duriangkang Terancam Stop Operasi

Berita Terkait

batampos.co.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam memiliki rencana untuk mengatasi krisis air bersih yang tengah menerpa Batam.

Antara lain, interkoneksi atau memasok air baku antar dam, terutama untuk dam yang debit airnya makin kritis.

Namun, ATB malah menyebut Dam Duriangkang, yang jadi andalan karena menyuplai kebutuhan air bagi sekitar 70 persen warga Batam, berpotensi dihentikan operasionalnya jika debit airnya terus menyusut dan tak ada penambahan air baku dalam beberapa waktu ke depan.

”Pipa Dam Duriangkang memang terkoneksi dengan Dam Mukakuning. Tapi Duriangkang sudah mau habis, mau disetop,” ujar Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus, Selasa (3/3/2020).

Sedangkan terkait interkoneksi Dam Tembesi dengan Dam Mukakuning yang direncanakan BP Batam, Maria belum mendapat gambaran mengenai rencana interkoneksi tersebut.

Menurut Maria, ATB juga dalam waktu dekat akan menggelar konferensi pers untuk menjelaskan duduk persoalan mengenai krisis air bersih ini.

”Harapan terbesar masyarakat Batam ada di Waduk Duriangkang. Namun terus mengalami penurunan dua sentimeter setiap harinya,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya mengajak agar masyarakat bersama-sama peduli dengan kelangsungan air di masa depan dengan menghemat penggunaan air.

”Gunakan air seperlunya. Dan kita juga berharap segera ada tambahan sumber air baku baru,” imbuhnya.

Mengenai Dam Tembesi sendiri, hingga saat ini proses tendernya belum berlanjut. Sehingga diperkirakan, operasionalnya masih lama lagi.

Sementara itu, Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan, mengatakan skema yang paling memungkinkan adalah memasok cadangan air baku dari Dam Tembesi yang masih banyak dan belum dioperasikan, menuju dam yang mengalami krisis air. Di antaranya, ke Dam Mukakuning.

Kondisi Dam Duriangkang. ATB berencana menghentikan suplai air dari dam tersbeut karena debit airnya yang terus menyusut. Foto: batampos.co.id/Dalil Harahap

”Interkoneksi dari Tembesi menuju Dam Mukakuning. Ini sedang diajukan,” kata Binsar, Selasa (3/3/2020).

Sayangnya, ia belum bisa menjelaskan secara detail mengenai rencana tersebut. Binsar mengatakan, masih harus melaporkannya ke deputi terkait.

Ia hanya mengimbau agar masyarakat melakukan gerakan hemat menggunakan air.

”BP akan sosialisasi penghematan pemakaian air untuk kebutuhan dasar saja sampai dengan turunnya hujan yang bisa menambah volume waduk,” tuturnya.

Sebelumnya, pergantian pimpinan BP Batam memengaruhi rencana pengelolaan Dam Tembesi.

Untuk diketahui, dalam kurun waktu sekitar tiga tahun, ada empat kali pergantian kepemimpinan di lembaga yang kini dirangkap oleh Wali Kota Batam, Muhammad Rudi ini.

Di tengah ancaman krisis air karena cadangan air baku di beberapa dam menipis dan jumlah pelanggan air yang terus meningkat, pengoperasian Dam Tembesi sangat ditunggu warga Batam.

Tapi sayangnya, realisasinya masih lambat karena proses tendernya terus tertunda.

Sebelumnya, Deputi IV BP Batam, Shahril Japarin, meng-ungkapkan bahwa solusi jangka pendek yang bisa dilakukan adalah interkoneksi antardam di Batam, yang biasanya dilakukan antara Dam Mukakuning dan Dam Tanjungpiayu.

”Dengan interkoneksi, maka kebutuhan air bisa terpenuhi. Untuk (mengakomodasi) kebutuhan air sendiri,” ucapnya.

Untuk jangka panjang, BP Batam akan membahasnya dengan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian. Termasuk, soal anggaran.

”Tapi itu tak bisa di sini, perlu izin Menko dan lain-lain. Ini keputusan skala besar, dampaknya juga luas. Selebih-nya adalah berdoa bersama agar turun hujan,” imbuhnya.

Dalam Tahap Persiapan

Dam Tembesi yang dipersiapkan sebagai waduk cada-ngan air baku di Kota Batam, belum juga beroperasi.

Waduk ini sudah lama dibangun, namun masih dalam tahap persiapan. Pantauan di lapangan Selasa (3/3/2020), waduk yang membentang dari wilayah Tembesi hingga ke Jembatan I Barelang itu, terlihat cukup luas dan lebar.

Lokasi waduk ini dulunya teluk yang berisi air laut, kemudian disekat di dekat pesisir pantai Jembatan Barelang.

Air laut ini diendapkan dan melewati proses desalinasi sehingga menjadi sumber air baku.
Pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam sebelumnya menyebutkan, waduk dengan luas 1.300 hektare ini digadang menjadi sumber cadangan air baku di Kota Batam.

Jika sudah beroperasi, waduk ini mampu menampung air baku hingga 56 juta meter kubik dan memproduksi 600 liter air per detik.

Namun, kondisinya saat ini terbilang masih jauh dari kata layak. Sebab, selain masih dalam tahap persiapan, aktivitas di lingkungan sekitar waduk juga tidak mendukung.

Banyak aktivitas ilegal seper-ti tambang pasir darat, pematangan lahan hingga pemalakan liar yang mengancam kelestarian waduk.

Air di sekitar dam tak begitu jernih sebab terkominasi dengan lumpur atau limbah aktivitas ilegal tadi.

Sejumlah petugas yang dijumpai di lokasi waduk mengakui memang masih banyak hal yang harus dibenahi agar dam itu bisa dipergunakan. Salah satunya adalah penertiban aktivitas ilegal di sekitar lokasi dam.

”Karena memang sangat berdampak. Tambang pasir itu misalkan, lumpurnya me-ngalir ke arah dam sehingga kedalaman dam semakin berkurang. Airpun jadi tambah keruh dan kotor,” ujar seorang pekerja yang tak mau nama-nya disebutkan.

Sebelumnya, pihak PT ATB juga menyampaikan hal yang sama. Lokasi tangkapan air di Dam Tembesi bermasalah.

Di mana, pada bagian hulu yang masuk dalam catchment area atau wilayah tangkapan air Dam Tembesi, terlihat banyak aktivitas manusia, hingga bangunan perumahan yang memberikan kontribusi akan munculnya kontaminasi air dam.

Sehingga Perlu penanganan serius agar waduk tersebut bisa dipergunakan. (leo)

Update