Rabu, 24 April 2024

Penyakit DBD Mengancam Warga Batam, Tiga Bulan Ada 131 Kasus

Berita Terkait

batampos.co.id – Meskipun musim kemarau, wabah demam berdarah dangue (DBD) tetap mengancam warga Batam.

Rumah kosong sering menjadi tempat berkembangnya nyamuk Aedes aegypti yang jadi penyebab penyakit DBD.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan, musim kemarau tetap bisa membuat nyamuk berkembang.

Meskipun, kasusnya tidak sebanyak ketika musim hujan terjadi.

”Harus tetap waspada. Sasaran berkembangnya nyamuk biasanya di ruangan kosong
dan ada genangan air bersih yang tidak dibersihkan,” kata Didi, Selasa (10/3/2020).

Berdasarkan data, memasuki triwulan pertama tahun ini, sedikitnya 131 kasus positif DBD sudah ditangani rumah sakit.

Jumlah ini turun bila dibandingkan dengan periode yang sama di 2019 yakni 205
kasus.

”Artinya, masyarakat sudah mulai sadar soal perilaku hidup sehat dan menjaga kondisi rumah agar tidak menjadi sarang nyamuk,” sebutnya.

Saat ini, perangkat RT/RW sudah sangat aktif menggelar kegiatan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan mereka.

Namun, upaya ini nyatanya belum berhasil membuat jumlah penderita DBD di Batam hingga nol kasus.

Namun, warga tetap bisa melakukan antisipasi dengan memasang kelambu di tempat  tidur atau menggunakan semprot nyamuk.

Selain tetap rutin mengecek penampungan air di sekitar pekarangan rumah.

”Kalau ada DBD, tim langsung turun. Biasanya perangkat RT/RW langsung menghubungi
petugas di puskesmas soal ini. Jadi kami langsung turun melakukan pengasapan,” im-
buhnya.

Memasuki musim kemarau, saat ini warga banyak yang mengisi penampungan air
mereka.

Untuk itu, warga juga diminta rajin mengecek dan bila perlu minta obat abate di puskesmas untuk mencegah adanya jentik di penampungan air.

”Sebenarnya kalau penampungan air ditutup tidak ada masalah. Namun untuk ber-
jaga-jaga, silakan minta di puskesmas,” imbaunya.

Didi menambahkan, jumlah penderita DBD Batam dengan Singapura hampir sama. Jika
melihat kondisi di Singapura yang sudah memiliki teknologi dan metode pencegahan, harusnya mereka lebih baik. Namun sejauh ini hasilnya sama.

”Itu artinya, langkah preventif yang kami sosialisasikan dan dilakukan masyarakat, cukup berhasil menekan penyebaran DBD,” jelasnya.

“Memang kami tidak bisa mengontrol semua, karena kembali lagi ke perilaku masyarakatnya,” ujarnya.

Didi menambahkan, beberapa kasus yang ditemukan periode Januari-Maret ini,
nyamuk berkembang biak di rumah kosong.

Hal ini mestinya juga menjadi perhatian warga. Namun, jika ada positif kasus di tempat tinggal, segera hubungi petugas kesehatan.

Sebab, harus dilakukan penyemprotan agar tidak ada penyebaran.

”Minimal radius 100 meter dari rumah korban. Jadi memang harus ada langkah cepat,” paparnya.

Karena itu lanjutnya, masyarakat diminta untuk memperhatikan lingkungan sekitar.

“Kami tetap mengutamakan 4M plus untukpencegahan,” tutupnya.(yui)

Update