batampos.co.id – Abdul Hamid kini berkalang tanah. Musababnya dia melakukan tindakan yang membahayakan aparat keamanan ketika diamankan ke kantor kepolisian, usai mengamuk di jalanan. Atas tindakan membahayakan yang dilakukannya, pria Kabupaten Meranti ini pun tewas mengenaskan akibat tertembus timah panas.
Menurut pihak kepolisian, sebelum melancarkan aksinya, Hamid diketahui sempat menebar ancaman melalui media sosial. Pelaku mengunggah status di akun Facebook-nya beberapa jam sebelum melakukan penyerangan terhadap polisi. Dalam status itu, Abdul Hamid menyampaikan, dirinya kecewa akibat ditilang oleh Polisi Lalu Lintas (Polantas), lantaran mengendarai motor tanpa mengenakan helm ketika mengantar anaknya ke sekolah.
“Selamat pagi bapak Kapolres bersama bapak kepala Pol lantas. Mohon maaf yg sebesar2 ya tadi saya antar anak sekolah lupa bawak helem jadi saya suruh jalan kaki cari helem. sekarg saya ber ada di jalan perjuangan gg Abdul Rahman belakang masjit tak wa, saya mohon yg menahan motr saya tadi di suruh memalukan kerumah kalo sampe jm 10 tidak di kemblikan saya tebas leher ya kalo jumapa nanti jagan salah kan saya ya pak kalo prajurit bapak ber gelimpagan nantai saat ber rajia Sekali lg maaf,” tulis Abdul Hamid di dinding medsosnya, seperti dikutip dari Riau Pos (Group Batampos Online), Jumat (13/3).
Terkait hal ini, Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto menyampaikan, terungkapnya peristiwa penghadangan yang dilakukan Hamid, bermula ketika anggota Brigaidr RK dalam perjalanan menuju Selat Panjang. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di Jalan Rintis dihadang seorang tak dikenal yang mengenakan baju warna hijau.
“Informasi dari warga, yang bersangkutan kerap melakukan penghadangan kepada setiap pengendara sepeda motor. Karena meresahkan masyarakat, yang bersangkutan diamankan ke Mapolres Kepulauan Meranti,” kata Sunarto.
Usai diamankan, pihak kepolisian mencoba menenangkan Hamid. Selain itu, pihak aparat juga menanyakan ke yang bersangkutan, kenapa melakukan perbuatan yang membahayakan orang lain. Atas pertanyaan tersebut, Hamid mengaku melakukan itu karena dirinya marah motornya ditilang saat mengantar anaknya sekolah. Selanjutnya pihak kepolisian pun meminta ijin untuk menggeledah tas nya, namun bukannya menurut, Hamid malah mengamuk.
Hami memukul meja SPK yang mengakibatkan monitor komputer terhempas. Melihat kelakuan Hamid, petugas kembali berupaya menenangkannya. Namun Hamid tak mau diam. Dia justru mau menyerang anggota kepolisian yang memeriksanya dengan paralon dan senjata tajam.
“Pelaku mengeluarkan Badik dari pinggangnya dan mencoba melukai petugas. Melihat situasi yang membahayakan, petugas melakukan tindakan tegas terukur, sehingga yang bersangkutan meninggal di tempat,” kata Sunarto.
Usia kejadian itu, pihak kepolisian segera berkomunikasi dengan Bupati Meranti, Irwan Nasir serta tokoh masyarakat untuk meredam isu yang tidak benar. Ia memastikan saat ini, situasi di Kabupaten Meranti kondusif.(jpg)