Sabtu, 20 April 2024

Malaysia dan Singapura Tutup Masjid 5 Hari

Berita Terkait

batampos.co.id – Masjid Darul Ghufran di Tampines, Singapura, Jumat (13/3) sepi. Tak ada salat Jumat di tempat ibadah yang baru direnovasi tersebut. Hanya ada beberapa petugas yang sedang bersih-bersih. Di area luar masjid berkapasitas 5.500 orang itu ada tali putih bertulisan do not enter yang mengelilingi.

”Bagi orang yang senang pergi ke masjid, ini menyedihkan,” ujar Arshad Abu Yamin seperti dikutip The Straits Times. Dia tidak tahu tentang kebijakan penutupan. Pria 71 tahun itu kecewa setelah sampai di depan masjid dan tak bisa masuk untuk beribadah.

Mulai kemarin hingga lima hari ke depan, seluruh masjid di Singapura ditutup. Jumlahnya mencapai 70 bangunan. Tempat ibadah umat Islam itu dibersihkan lebih dahulu sebelum diperbolehkan dipakai lagi. Hal tersebut berkaitan dengan penularan Covid-19 yang terjadi di Malaysia. Sebanyak 95 warga Singapura ikut dalam acara keagamaan di Selangor itu.

Acara itu dihadiri setidaknya 16 ribu orang dan 1.500 di antaranya adalah warga dari beberapa negara di luar Malaysia. Salah seorang peserta asal Brunei dipastikan positif Covid-19 beberapa hari setelah pulang dari acara tersebut. Dari 12 kasus penularan virus korona di Brunei, 11 di antaranya berhubungan dengan kegiatan di Selangor tersebut.

Malaysia belum mengambil tindakan penutupan masjid secara menyeluruh. Pemerintah pusat menyerahkan kebijakan tersebut kepada daerah masing-masing. Kemarin hanya Negara Bagian Perlis yang mengambil langkah seperti Singapura. Bukan hanya masjid yang tutup. Sehari sebelumnya uskup Katolik di Semenanjung Malaysia juga mengumumkan bahwa misa pada hari kerja dan akhir pekan dihentikan sementara. Yaitu pada 14-29 Maret.

Kebijakan seperti itu sudah lebih dulu diambil Iran ketika penularan Covid-19 di Negeri Para Mullah tersebut tak terkendali. Di Iran saat ini ada 11.364 kasus dan 514 kematian akibat korona. Selain itu, lebih dari 2.700 orang sudah dinyatakan sembuh.

Berbagai negara mengambil langkah pencegahan sedapat-dapatnya. Sebab, virus yang berasal dari Wuhan itu menyerang tanpa pandang bulu. Sophie Gregoire Trudeau, istri Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, Kamis (12/3) dipastikan positif tertular Covid-19. Gejala yang dialami Gregoire masih ringan. Dia mengalaminya setelah pulang dari Inggris. Trudeau di lain pihak tidak menunjukkan gejala apa pun dan kondisi kesehatannya bagus. Karena itu, dia tidak menjalani tes.

”Untuk berjaga-jaga dan mengikuti nasihat dokter, dia (Trudeau) akan dikarantina selama 14 hari.” Demikian bunyi pernyataan kantor PM Kanada.

Menteri Urusan Dalam Negeri Australia Peter Dutton juga sudah tertular kemarin. Saat bangun tidur suhu tubuhnya tinggi dan tenggorokannya sakit. Dutton langsung melakukan pengecekan Covid-19 di Departemen Kesehatan Queensland. Tak butuh waktu lama, siang harinya dia sudah dipastikan positif tertular. Sesuai kebijakan di Queensland, Dutton harus dirawat di rumah sakit. Tidak diketahui kapan dan di mana Dutton tertular.

Namun, pekan lalu dia berada di AS untuk menghadiri pertemuan anggota aliansi intelijen Five Eyes. Anggota aliansi itu adalah Australia, AS, Inggris, Kanada dan Selandia Baru. Pada Jumat (6/3) dia juga bertemu dengan Presiden AS Donad Trump dan putrinya, Ivanka Trump.

Sejak virus corona jenis baru ini merebak dan bermutasi, kontak fisik kian dibatasi. Kini jamak terlihat dalam berbagai pertemuan petinggi negara, mereka tak lagi berjabat tangan. Melainkan hanya mengatupkan kedua tangan di depan dada seperti gerakan namaste.

Di lain pihak penularan virus corona kian tidak terbendung. Kemarin virus mematikan itu sudah sampai di Kenya dan Ethiopia. Di Italia, angka kematian akibat Covid-19 sudah mencapai 1.016 orang. Itu meningkat 23 persen dibanding sebelumnya. Sedangkan mereka yang positif jumlahnya 15.113 dan mereka yang sudah sembuh mencapai 1.258 orang.

Tiongkok mencoba membantu Italia. Mereka mengirimkan 9 orang pakarnya dan beberapa ton bantuan medis.
Mereka juga mengirimkan bantuan serupa ke Iran dan Iraq. Para pakar yang dikirim itu adalah mereka yang sudah menangani Covid-19 di pusat penyebarannya. Mereka terdiri atas Wakil Presiden Palang Merah Tiongkok, pakar perawatan intensif cardiopul monary terkemuka, dokter anak dan para perawat yang bekerja menangani Covid-19 di negeri panda tersebut.

”Pertukaran pengalaman dengan para peneliti kami sangatlah penting,” ujar Presiden Palang Merah Italia Francesco Rossa seperti dikutip Agence France-Presse.(sha/dos/jpg)

Update