Selasa, 16 April 2024

Pasien Corona Menurun, Paramedis di Tiongkok Selebrasi Lepas Masker

Berita Terkait

batampos.co.id – Para pekerja medis di Wuhan, Tiongkok, melepas masker mereka setelah kota itu menutup rumah sakit sementara terakhir. Rumah sakit sementara itu dibangun dalam keadaan darurat untuk menampung pasien-pasien akibat wabah virus korona baru atau COVID-19 yang menggila di Tiongkok beberapa waktu lalu.

Sebagaimana diberitakan JawaPos.com yang dilansir dari BusinessInsider, Minggu (15/3), video viral para petugas medis (paramedis) yang melepas masker sebagai selebrasi dan bentuk kegembiraan pasien positif COVID-19 semakin menurun di wilayah tersebut telah ditonton lebih dari 13 juta kali. Dalam video yang dibagikan oleh akun Twitter @redfishstream itu, tampak sejumlah paramedis tampil berbaris dan penuh senyuman sembari melepaskan masker mereka.

Kota Wuhan diketahui membangun dua rumah sakit darurat awal Februari 2020 untuk menampung pasien yang terjangkit virus covid-19. Keduanya dilakukan dalam beberapa minggu, untuk menawarkan lebih dari 2.000 tempat tidur tambahan saat penyakit ini mulai merengkuh kota.

Para ahli meyakini wabah COVID-19 kemungkinan dimulai di Wuhan Desember lalu. Tiongkok sendiri telah berjuang paling lama dengan penyakit ini dan memberlakukan karantina yang belum pernah terjadi sebelumnya pada puluhan juta orang yang tinggal di negara itu untuk menahan penyebaran penyakit tersebut.

Para profesional kesehatan bekerja tanpa lelah untuk melawan penyakit di garis depan, mengambil langkah-langkah drastis untuk membantu ribuan pasien, termasuk mencukur kepala mereka dan mengenakan popok untuk mengurangi waktu yang mereka perlukan untuk mengurus masalah pribadi.

Ribuan dokter bahkan terinfeksi oleh penyakit itu sendiri. Provinsi Hubei, yang menjadi pusat episenter wabah, baru-baru ini mengalami beberapa hari pertama tanpa ada kasus tambahan karena negara mulai pulih dari dampak coronavirus.

Dalam skala global, virus korona yang menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai COVID-19, telah menginfeksi lebih dari 145.000 orang dan sekitar 5.400 orang meninggal.

Negara-negara lain juga mulai memberlakukan langkah-langkah ketat untuk mencegah penyebaran penyakit di tanah mereka, termasuk terjadi di bawah penguncian nasional.(jpc)

Update