Jumat, 19 April 2024

Angka Kematian karena Virus Korona di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

Berita Terkait

batampos.co.id – Pandemi virus korona jenis baru atau COVID-19 tak bisa lagi dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Berdasarkan data, Indonesia kini menjadi negara dengan angka kematian virus korona tertinggi di Asia Tenggara. Tentunya merujuk dari pernyataan pemerintah yang mengungkapkan adanya 19 kematian per Rabu (18/3).

Dilansir dari StraitsTimes dan South China Morning Post, Kamis (19/3), korban tewas sekarang di Indonesia sudah melampaui Filipina. Jumlah kematian di Filipina ada 17 kasus kematian. Sedangkan Malaysia, meski memiliki kasus positif terbanyak di Asia Tenggara yakni 790 kasus, tapi hanya ada 2 kematian.

Berikut data Indonesia menjadi negara dengan kasus kematian terbanyak di Asia Tenggara.

1. Indonesia : 19 Kasus Kematian
2. Malaysia : 2 Kasus Kematian
3. Filipina : 17 Kasus Kematian
4. Singapura : 0 Kasus Kematian
5. Thailand : 1 Kasus Kematian
6. Laos : 0 Kasus Kematian
7. Kamboja : 0 Kasus Kematian
8. Brunei Darussalam : 0 Kasus Kematian
9. Myanmar : 0 Kasus Kematian
10. Vietnam : 0 Kasus Kematian

Sedangkan untuk presentase angka kematian atau mortality rate di Indonesia berada di posisi kedua setelah Filipina. Ini berdasarkan data Worldometers adalah total jumlah kematian dibagi jumlah penderita dikali 100.

Indonesia, 227 Kasus, 19 Meninggal = 8,37 persen
Malaysia, 790 kasus, 2 meninggal = 0,25 persen
Singapura, 266 kasus, 0 meninggal = 0 persen
Thailand, 212 kasus, 1 meninggal = 0,47 persen
Filipina, 202 kasus, 17 meninggal = 8,41 persen
Brunei Darusalam, 56 kasus, 0 meninggal = 0 persen

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Untuk COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan, penambahan jumlah kasus akan trus terjadi setiap hari karena adanya pelacakan kontak (contact tracing) dari pasien sebelumnya. Lonjakan jumlah kematian juga karena rumah sakit tidak melaporkan kematian dari 12-17 Maret 2020. Sehingga tak heran jika akan terjadi penambahan pasien.

“Akan terus terjadi penambahan pasien karena kami terus lakukan contact tracing. Edukasi gencar dilaksanakan setiap hari. Masyarakat sudah mulai menyadari mereka harus waspada,” kata Yurianto kepada wartawan, Rabu (18/3).(jpc)

Update