Jumat, 29 Maret 2024

Menghitung Hari Menuju Tumbangnya IPA Tanjungpiayu

Berita Terkait

batampos.co.id – Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjung Piayu akan berhenti beroperasi ketika elevasi air di waduk Duriangkang mencapai level minus 3,4 meter dari permukaan bangunan pelimpah.

Kondisi ini menyebabkan Batam kehilangan produksi air bersih sebesar 225 liter perdetik, sehingga ATB terpaksa harus melakukan penggiliran.

Menurut data yang dihimpun melalui Dashboard ATB Integrated Operation System, elevasi air di waduk Duriangkang telah mencapai minus 3,33 meter dari permukaan bangunan pelimpah pada Senin (23/3/2020).

Menurut perhitungan, tidak sampai 1 minggu lagi elevasi air akan mencapai minus 3,4 meter dari permukaan bangunan pelimpah.

Saat hal itu terjadi, pompa intake di IPA Tanjungpiayu telah menyentuh dasar waduk, sehingga tak bisa beroperasi.

“Dengan demikian, maka penggiliran yang berdampak pada setidaknya 21.642 pelanggan di wilayah Tanjungpiayu dan dan 32 ribu pelanggan di area Batam Centre tidak akan terhindarkan,” jelas Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus.

Intake IPA Tanjungpiayu telah turun lebih dari 3 meter akibat menyusutnya level air di waduk Duriangkang. Saat elevasi air mendapai minus 3,4 dari permukaan bangunan pelimpah, IPA ini akan berhentu beroperasi, dan Batam kehilangan produksi air bersih sebesar 225 liter perdetik. Foto: ATB untuk batampos.co.id

Dengan tumbangnya IPA Tanjungpiayu, maka Batam telah kehilangan produksi air bersih sebesar 225 liter perdetik.

Untuk meminimalisir dampak dari defisit tersebut, maka tidak ada skenario yang lebih baik selain melakukan penggiliran.

Usulan BP Batam agar ATB menyiapkan skema penggiliran sudah dipersiapkan dan disimulasikan. Termasuk memperhitungkan dampak–dampak yang muncul.

Salah satu skema yang dipersiapkan adalah menyalurkan air kepada pelanggan yang selama ini dilayani melalui IPA Tanjungpiayu melalui IPA Duriangkang selama 3 hari dalam seminggu dan 4 hari sisanya pelanggan di wilayah Tanjung Piayu tidak mendapat suplai air bersih.

Sementara di sisi lain, pelanggan yang dilayani melalui IPA Duriangkang akan berpotensi mengalami dampak selama 3 hari dan sebaliknya mengalir selama 4 hari.

Aliran air berpotensi mengecil hingga tidak mengalir sama sekali kepada sedikitnya 32 ribu pelanggan di wilayah Sei Panas dan sebagian Batam Centre.

Pelanggan juga akan mengalami pemulihan suplai setelah waktu penggiliran diberlakukan.

Akan ada beberapa pelanggan yang membutuhkan waktu beberapa hari hingga suplai kembali normal. Pemulihan suplai akan sangat bergantung kepada perilaku pelanggan.

“Kondisi pemulihan suplai akan semakin lama bila pelanggan yang berada dekat dengan IPA tidak bertoleransi dengan menampung air berlebihan. Ini bisa menyebabkan suplai kepada pelanggan diujung pipa dan tempat yang tinggi membutuhkan waktu yang lebih panjang,” paparnya.

Sementara opsi mengirimkan air melalui mobil tanki tidak mungkin dilakukan. Kehilangan 225 liter perdetik akibat berhentinya produksi IPA Tanjung Piayu, sama dengan kehilangan 17 ribu meter kubik air bersih.

Air sebanyak itu hanya bisa didistribusikan menggunakan 3.500 mobil tanki setiap harinya.

“Opsi mobil tanki itu mustahil. Jumlah armada yang dimiliki ATB sangat terbatas dan kita tidak akan mampu. Jadi, kita tidak akan melakukannya, kecuali untuk pelayanan rumah sakit,” jelas Maria.

Kondisi ini tidak bisa dihindari, karena kondisi air baku yang semakin terbatas.

Satu-satunya harapan agar Batam terhindar dari kondisi ini adalah turunnya hujan dengan intensitas yang memadai. ATB mendukung segala upaya yang dilakukan BP Batam agar hujan segera turun.

“Mari kita bantu upaya pemerintah melalui doa-doa kita, agar hujan segera turun. Tingkatkan toleransi dalam menggunakan air. Jangan berlebihan menampung air, kita harus peduli dengan sesama yang membutuhkan air bersih,” ajaknya.

ATB juga mengimbau pelanggan untuk lebih bijaksana di musim kemarau ini, dengan menggunakan air bersih untuk aktifitas yang penting saja.

Budaya 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sudah harus menjadi budaya bersama. Penggiliran tak terhindari mari budayakan toleransi untuk berbagi.(*)

Update