Selasa, 19 Maret 2024

Tanggung Jawab Adalah Harga Kebebasan

Berita Terkait

Banyak orang tidak benar–benar menginginkan kebebasan, karena kebebasan berkaitan dengan tanggung jawab. Dan banyak orang takut untuk bertanggung jawab. (Sigmund Freud)

Penyebaran virus Corona di Indonesia sedang naik-naiknya. Pemerintah merespon ini dengan meminta warganya menjaga jarak. Istilah Social Distancing mendadak menjadi sangat populer karena kebijakan tersebut.

Kebijakan lain yang tak kalah populer adalah, pemerintah mengizinkan pegawainya untuk bekerja dari rumah. Bekerja dari rumah loh ya.

Bukan libur, tapi tetap kerja. Dengan bekerja dari rumah, diharapkan interaksi antar manusia menjadi semakin minim, sehingga mampu menekan potensi penyebaran virus corona.

Kebijakan ini membuat istilah Work From Home (WFH) juga makin populer. Walaupun sebenarnya, implementasinya sudah bukan barang baru. Sudah ada sejak tahun 1980-an dan dikenal dengan nama Telecommuting.

WFH, atau lebih tepatnya Telecommuting ini sebenarnya sangat populer. Hasil riset Global Workplace Analytics menyebutkan Telecommuting bertumbuh 115 persen sejak tahun 2005. Sekitar 10 kali lebih cepat dari yang lain.

Wajar saja memang, karena menurut data yang sama, 80 sampai 90 persen orang lebih suka bekerja dari jarak jauh.

Bahkan 36 persen diantaranya rela tak mendapat kenaikan gaji asal bekerja dari jarak jauh. Lebih gila lagi,  37 persen rela dipotong gajinya agar bisa bekerja jarak jauh.

Jarang-jarang ada orang yang mau dipotong gajinya. Biasanya pasti minta naik gajinya. Hehe!

Walaupun sangat populer, sejujurnya, telecommuting tidak tepat diimplementasikan kepada semua orang.

Hanya kepada pegawai yang telah memiliki indipendensi yang tinggi, bisa memotivasi diri sendiri dan memiliki akuntabilitas yang tinggi.

Jika syarat itu tidak dipenuhi, Anda jangan harap lebih. Malah bisa bikin masalah baru bagi Anda.

Selain itu, tidak semua pekerjaan bisa dilakukan dari jarak jauh.

Pekerjaan yang bisa dilakukan dari jarak jauh misalnya seperti marketing, pelayanan pelanggan, pendidikan dan training, atau yang berkaitan dengan informasi teknologi.

Banyak sekali praktisi IT yang bekerja dari rumah. Atau membuat software dimana saja, tanpa harus datang ke kantor.

Tapi mempersiapkan WFH, atau Telecommuting juga tak semudah membalikkan telapak tangan.

Anda butuh dukungan teknologi yang memadai. Anda tak bisa membiarkan pegawai Anda kerja jarak jauh tanpa termonitor dengan baik. Masalah disiplin akan jadi tantangan terbesar buat anda.

Diberi kesempatan WFH, malah tidur dari pagi sampai malam. Tak kerja. Di call buat meeting, gak bisa. Karena masih molor di kasur. Itu jadi masalah kan?

Anda juga butuh setidaknya GPS Tracking untuk memonitor posisi pegawai Anda.

Tanpa dukungan teknologi, siapapun ingin bebas. Ketika kesempatan bebas  itu datang, dia akan merasa bebas melakukan apapun, tanpa dibarengi dengan tanggung jawab.

Anda harus ingat, tidak semua orang akuntabel jika diberi kebebasan. Akuntabilitas seseorang Sangat tergantung kepada kematangan orang tersebut.

Kita juga perlu teknologi untuk bisa melakukan Video Confrence, atau teleconference dan platform saling berbagi data melalui Cloud.

Namun, pada saat yang sama Anda juga harus memperhatikan Privacy and Cyber Security.

Karena dengan melakukan kerja jarak jauh, maka akan berpotensi membuka rahasia perusahaan.

Ketika Anda menggunakan teknologi di Cloud, kita sedang memberikan ruang bagi orang lain untuk bisa masuk.

Sehingga, penting untuk memperhatikan Privacy and Cyber Security.

Disamping teknologi, harus ada aturan atau kebijakan yang matang untuk melakukan kerja jarak jauh.

Misalnya untuk mengatur siapa saja yang bisa bekerja jarak jauh? Seberapa sering mereka akan bertemu? Perlu ada kebijakan yang mengatur pertemuan periodik.

Serta batasan-batasan lainnya. Jadi gak bablas aja  gitu loh. Anda tak mungkin menerapkan WFH tanpa ada policy apa-apa.

Nah, apakah ketika pemerintah Indonesia memberikan kesempatan untuk WFH, kita sudah benar-benar siap? Sudahkah semua elemen yang tadi kita bahas di atas sudah benar-benar diperhatikan?

Tanpa itu semua, kita khawatir produktifitas malah menurun. Banyak pekerjaan yang lalai dikerjakan. Pelayanan akan mandek.

Yang paling serius, alih-alih memberikan nilai tambah dalam upaya pencegahan penyebaran virus Corona, kebijakan WFH justru membuat penularannya semakin tinggi.

Karena, banyak yang menganggap WFH sebagai liburan Massal dan memanfaatkannya untuk beramai-ramai berekreasi di tempat-tempat publik.

Bahaya kan?

ATB sendiri sebenarnya sudah mempersiapkan sistem yang mendukung kerja jarak jauh sejak lebih dari 10 tahun lalu. Terutama yang berkaitan dengan dukungan teknologi.

ATB memiliki fasilitas Office Communication System (OCS). Semacam aplikasi chatting yang juga bisa memantau aktifitas karyawan.

Saya bisa tahu karyawan saya sedang kerja atau tidak melalui aplikasi tersebut.

ATB juga sudah sudah menggunakan sistem GPS Tracking yang diimplementasikan pada personel dan peralatan-peralatan operasi di lapangan.

Jadi tak mungkin ada yang bisa main-main saat jamnya bekerja. Semua terpantau dengan realtime.

ATB juga sudah punya tools untuk melakukan Video Confrence, sehingga meeting jarak jauh bukan sebuah kendala. Kami bisa saling tatap muka tanpa harus datang ke kantor.

Tools itu sangat Handy, karena bisa diinstal di masing-masing telepon genggam. Jadi benar-benar mobile.

Urusan pembayaran tagihan air juga sebenarnya sudah bisa dilakukan secara online.

Anda sudah tak perlu ke kantor ATB lagi. Dari rumah melalui mobile banking juga bisa. Atau melalui Tokopedia, Shopee, Alfamart, Indomaret, Kantor Pos, juga bisa. Tinggal pilihlah.

Demikian juga pelayanan pelanggan. Anda bisa sampaikan keluhan lewat jalur mana saja. Mau lewat Webchat di www.atbbatam.com bisa.

Mau lewat sosial media juga bisa. Melalui jalur call centre bisa. Bahkan kami punya ATB Mobile Apps untuk pelayanan pelanggan. Silahkan Unduh.

Masalah terbesar bukan di teknologi. Bukan juga pada jenis pekerjaan. Meskipun teknologi ATB sudah memungkinkan semua hal dimonitor dan dan dikontrol dari jarak jauh, tetap butuh orang yang bisa mengerjakannya secara langsung.

Apalagi yang menyangkut produksi, distribusi dan penanganan kebocoran.

ATB saat ini masih belum  melakukan WFH. Karena butuh kesiapan kebijakan dan kesiapan mental dari karyawan itu sendiri. Masalah lainnya adalah terkait disiplin, motivasi diri dan akuntabilitas.

Selain itu, tak semua orang bisa kerja tanpa dibimbing. Ketika disuruh kerja dari rumah,  dia bingung. Saya ngerjain apa ya? Bagi orang-orang yang tak bisa independent, kerja tanpa bimbingan adalah masalah besar.

Lalu, apakah ATB tidak mengindahkan anjuran pemerintah untuk melakukan Social Distancing?

Tentu tidak. WFH, Konsep dasarnya adalah menjaga jarak  atau pengaturan waktu. Penggiliran itu sudah juga sama-sama mengurangi potensi penyebaran virus Corona, tapi dengan cara yang lebih terukur tanpa mengganggu pelayanan.

Anda bisa pilih, Isolasi bisa dilakukan atas dasar tempat, atau atas dasar waktu.

Isolasi dengan menggunakan waktu, misalnya dengan mengatur jam kerja. Siapa saja pegawai yang harus bekerja hari ini, siapa yang harus bekerja besok, siapa yang bekerja lusa.

Dengan demikian, interaksi juga bisa diminimalisir, tanpa menutup pelayanan sama sekali.

Isolasi tempat bisa juga dilakukan bagi perusahaan yang punya banyak kantor dengan membagi hari kerja. Bagi yang tak punya kantor cabang, bisa melakukan penggiliran berdasarkan hari kerja atau melalui pengurangan jam kerja.

Anda harus cerdas mengambil langkah untuk meminimalisir penyebaran virus corona. Tentu saja dengan tetap mengukur atau memanage resiko.

Jangan cuma ikut-ikutan tapi tidak siap. Karena hal seperti itu justru berpotensi menimbulkan masalah baru.

Terlepas dari seberapa efektif WFH yang ditetapkan oleh pemerintah, kita semua wajib mendukung program tersebut. Misi utama adalah lebih kepada mengurangi resiko penyebaran virus corona.

Marilah kita jalankan dengan disiplin dengan tetap menjaga jarak dan mengisolasi diri, sehingga Pandemi Virus Corona dapat segera berlalu.

Sudahkah kita disiplin untuk menjaga jarak ? sudahkah kita semua berkontribusi untuk mengurangi penyebaran dengan penuh tanggung jawab atas kebebasan yang kita terima?

Mari kita pikirkan. Salam Kopi Benny.(*)

Update