Rabu, 24 April 2024

Kasus Corona Melonjak, Warga Singapura Borong Kebutuhan Pokok

Berita Terkait

batampos.co.id – Masyarakat Singapura terkesan panik dengan adanya lonjakan kasus Covid-19. Mereka memborong kebutuhan pokok di supermarket. Kepanikan itu muncul setelah Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan penutupan sebagian besar tempat kerja dan sejumlah layanan publik.

Kebijakan tersebut untuk menghentikan penyebaran Coronavirus di negeri Temasek tersebut. Dalam pengumuman itu Lee Hsien Loong menyebut pasien Covid-19 lebih dari 1.000 kasus dengan 5 jumlah kematian.

Dilansir AsiaOne, warga Singapura yang kehabisan persediaan kebutuhan pokok mulai antre di sejumlah toko. Mereka menyetok kebutuhan untuk beberapa minggu ke depan. Tidak hanya kebutuhan pokok, mereka pun membeli mainan, elektronik, dan barang-barang lainnya.

Di mal yang belum tutup, antrean panjang dapat dilihat di luar outlet Toys ‘R’ Us, Popular and Challenger, dan sejumlah toko buku. Para orang tua bersiap untuk membeli buku-buku, mainan, bahkan laptop untuk mempersiapkan anak-anak belajar di rumah. Sebab, pemerintah Singapura menerapkan kebijakan tetap di rumah pada Rabu (8/4). Pengunjung Universal Studios Singapura pun ramai memakai masker.

Decathlon, salah satu pedagang toko alat olahraga mengatakan, penjualannya meningkat 43 persen dalam dua hari terakhir. Sejumlah barang yang diburu konsumen di antaranya dumb-bells, tikar yoga, dan toning band. Memborong kebutuhan olahraga itu supaya warga bisa olahraga di rumah.

Selasa (7/4) depan, restoran dan pusat jajanan di Singapura mulai menerapkan larangan makan di tempat. Mereka hanya melayani pembelian untuk dibawa pulang atau taka away.

William Lee, salah seorang warga yang makan di Clementi Market and Food Centre mengatakan, kini merasakan kurang nyaman saat terus berada di dalam rumah. Tetapi dia berusaha memahami situasi ini.

Seperti dilaporkan The Sunday Times, antrean panjang juga terlihat di supermarket. Beberapa pasar basah juga penuh sesak. Tidak semua pengunjung pasar yang mematuhi aturan dengan menjaga jarak aman.

Contohnya yang terjadi di Pasar Ghim Moh dan Pasar Bulat Tampines. Di sana terlihat ramai dan antrean pembeli. Pedagang daging begitu sibut melayani permitaan daging potong segar.

Normah Nonis, penjual sayur-sayuran di Pasar Geylang Bahru menuturkan, kebijakan menjaga jarak sulit dilakukan di pasar basah. “Kami memberi tanda di tanah, tetapi sulit untuk memastikan bahwa orang-orang melakukannya,” kata pria 53 tahun itu.

Badan Lingkungan Nasional Singapura memulai uji coba di pasar Taman Serangoon untuk membatasi jumlah pembeli yang diizinkan dalam satu waktu. Tujuannya untuk menghindari kerumunan di pasar.

Pihak berwenang telah mengimbau warga Singapura agar tidak meninggalkan rumah jika tidak ada keperluan mendesak di luar.

Dilansir Channel News Asia, Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong sebelumnya sudah menegaskan bahwa harus ada langkah serius menangani kenaikan kurva kasus covid-19. “Mengingat tren yang sangat mengkhawatirkan dalam penyebaran Covi-19, Singapura membuat langkah preemptive,” kata Wong.(jpg)

Update