Kamis, 25 April 2024

Obat dan Produk Kesehatan Catatkan Infasi di Batam

Berita Terkait

batampos.co.id – Kota Batam mengalami deflasi pada Maret 2020. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 3 April 2020, Kota Batam mengalami deflasi sebesar 0,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,51 pada bulan lalu.

Kepala BPS Batam, Rahayuddin mengatakan, deflasi terjadi karena penurunan IHK dari 103,51 di bulan Februari 2020 menjadi 103,11 di Maret 2020. Sedangkan Inflasi tahun ke tahun (Maret 2020 terhadap Maret 2019) sebesar 1,06 persen.

“Kota Tanjungpinang sebagai salah satu dari kota IHK di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) juga mengalami deflasi sebesar 0,40 persen, sehingga IHK Provinsi Kepulauan Riau (Kota Batam dan Kota Tanjungpinang) menunjukkan deflasi sebesar 0,40 persen,” jelas Rahayuddin.

Dilihat dari kelompoknya, deflasi yang terjadi di bulan ini disebabkan oleh turunnya indeks empat kelompok. Yaitu, kelompok transportasi mengalami penurunan sebesar 3,26 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau turun sebesar 0,49 persen, kelompok pakaian dan alas kaki turun 0,06 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun sebesar 0,01persen.

Rahayuddin menambahkan, pada bulan ini, kelompok kesehatan IHK Kota Batam tercatat mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. Dari em- pat subkelompok yang menyusun kelompok kesehatan, tercatat hanya satu subkelompok yang mengalami inflasi.

Yaitu, subkelompok obat-obatan dan produk kesehatan naik sebesar 0,64 persen. Sedangkan subkelompok jasa rawat jalan, subkelompok jasa rawat inap, dan subkelompok jasa kesehatan lainnya, tidak mengalami perubahan indeks harga.

Sebaliknya, terdapat empat kelompok yang mengalami kenaikan yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 2,17 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,26 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran naik sebesar 0,2 persen, dan kelompok rekreasi, dan olahraga, mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen. “Sedangkan tiga kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks harga,” katanya.

Dari 24 kota IHK di Sumatera, tercatat 14 kota mengalami deflasi dan 10 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,79 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu dan Padang sebesar 0,02 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 0,64 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Pekanbaru sebesar 0,01 persen. Kota Tanjungpinang dan Kota Batam menduduki peringkat ke-5 dan ke-6 dari 14 kota yang mengalami deflasi di Sumatera.

Selanjutnya, bila dilihat dari 90 kota IHK, tercatat 47 kota mengalami deflasi dan 43 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Timika sebesar 1,91 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Tangerang sebesar 0,01 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 0,64 persen dan inflasi terendah di Pekanbatu, Surakarta, dan Surabaya sebesar 0,01 persen.

“Tanjungpinang dan Batam dari 47 kota yang mengalami deflasi se-Indonesia menduduki peringkat ke 18 dan ke 19,” tutup Rahayuddin. (rng)

Update