Sabtu, 20 April 2024

Begini Cara Hotel di Batam Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Berita Terkait

batampos.co.id – Beragam upaya dilakukan bisnis perhotelan agar bisa bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19 di Batam.

Sebagian besar hotel memilih untuk membuka bisnis baru yang momennya disesuaikan dengan kehadiran Bulan Ramadan.

Dari mulai jualan takjil, membuka jasa laundry hingga melayani penyemprotan disinfektan.

Salah satunya adalah Hotel Aston Batam. Hotel yang berlokasi di Nagoya, Batam ini memilih untuk berbisnis kuliner hingga penyemprotan disinfektan.

”Bermain di bisnis katering ini karena mumpung lagi Ramadan, dan sekarang juga tak boleh kumpulkumpul. Makanya buka bisnis ini untuk makanan buka puasa, takjil, healthy bos dan makanan sahur. Bisa diantar ke rumah si pemesan,” kata General Manager Hotel Aston Batam, Yanuar Deddy, Senin (11/5).

Selain kuliner buka puasa dan sahur, Hotel Aston juga menyediakan layanan laundry. Jika total berat dari seluruh pakaian yang dicucikan seberat lima kilogram, maka pihak Aston akan menjemputnya langsung ke rumah.

Kemudian ada layanan penyemprotan disinfektan. Adapun ongkosnya dihitung tiap penyemprotan per meter.

”Ini merupakan langkah-langkah yang kami lakukan untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19,” jelasnya.

Hotel Aston di Kota Batam. Foto: Suprizal Tanjung/batampos.co.id

Meskipun memprioritaskan lini usahanya pada bidang kuliner, Aston tetap tidak melupakan bisnis utamanya yakni berjualan kamar.

Namun, karena situasi global imbas dari pandemi Covid-19 yang memukul dunia pariwisata, Aston tidak bisa berharap banyak dari penjualan kamar.

”Kamar juga tetap jualan. Tapi untuk lebih menarik minat konsumen, kami sediakan private voucher dengan harga mulai dari Rp 650 ribu. Voucher tersebut berlaku sampai dengan akhir 2021. Secara garis besar, kami juga tidak membuka semua lantai di hotel,” jelasnya.

Dan terakhir ada spuckation package yang sebenarnya sama dengan berjualan kamar. Perbedaannya terletak pada tujuannya.

Dengan spuckation package, konsumen bisa memilih tiga opsi, yakni menginap di hotel selama 7 hari, 14 hari hingga 30 hari.

Meski secara tidak langsung diungkapkan, tapi penawaran ini berlaku bagi tamu-tamu
yang ingin melakukan isolasi mandiri. Bujetnya mulai dari Rp 9.750.000 untuk menginap selama tujuh hari.

”Sebenarnya spuckation package ini untuk tamu-tamu yang sehat, tapi merasa was-was dan tak nyaman akibat virus coroba. Sehingga memilih untuk isolasi mandiri untuk memastikan kesehatannya,” katanya.

Selama di hotel, tamu tidak boleh keluar sama sekali dari kamarnya. Tapi sebelum itu, tamu harus menjalani protokol kesehatan umum, seperti cek suhu tubuh dan lainnya.

”Karyawan yang akan mengantarkan makanan juga harus dilengkapi masker dan sarung tangan,” ucapnya lagi.

Senada dengan Yanuar, ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Batam, Muhammad Mansyur mengatakan pengusaha bidang perhotelan sekarang harus pintar-pintar menyiasati diri agar bisa bertahan hidup.

”Pandemi ini ke bisnis hotel sangat berdampak. Lihat Singapura dan Malaysia yang belum pulih, pasti akan berpengaruh ke Batam,” ungkapnya.

Adapun hotel yang masih bertahan untuk tetap beroperasi harus menelan pil pahit. Sebab okupansi yang rendah. Okupansi tertinggi paling hanya 20 persen dan itupun jarang terjadi.

“Yang masih beroperasi ini juga menerapkan kebijakan cuti tanpa digaji bagi sebagian karyawannya. Ada juga yang jam kerja dikurangi Dengan demikian pendapatan pe
kerja juga berkurang,” sebutnya lagi.

Ia juga menyebut dilakukan promosi di media sosial. Selain itu, hotel-hotel juga banyak yang bergantung dari tamu asing yang tak bisa kembali ke negaranya karena lockdown, imbas dari pandemi Covid-19.

”Hotel yang sekarang ini banyak yang pertahankan tamunya,” tuturnya.(leo)

Update