Rabu, 23 Oktober 2024

Tolong Jaga Waduk, Karena Batam Tidak Memiliki Sumber Mata Air di Dalam Tanah

Berita Terkait

Membandel, Truk Tanah Akan Ditindak

Luhut Tambah Jabatan Lagi

batampos.co.id – Kota Batam merupakan kawasan strategis karena berada di Selat Malaka serta berbatasan langsung dengan dua negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia.

Namun keistimewaan Kota Batam akan sia-sia apabila tidak memiliki ketersediaan air.

Manager Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Hajad Widagdo, mengatakan, kondisi tanah di Kota Batam berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia.

“Jenis tanah di Batam sebagian besar tidak bisa banyak menyerap air, sehingga tidak ada cekungan air tanah,” jelasnya, Kamis (4/6/2020).

Menurutnya, jika biasanya di daerah lain dilakukan pengeboran dengan kedalaman tanah lebih dari 15 meter akan mendapatkan air bening, tapi di Batam tidak.

Dengan kondisi tanah tersebut, air hujan akan langsung mengalir ke laut atau ke waduk.

Infografis aliibenk/batampos.co.id

Selain itu lanjutnya, umumnya karena masuk wilayah pesisir, Batam tidak memiliki sungai yang dapat mengalirkan air sepanjang tahun.

Namun hal yang menguntungkan adalah Batam memiliki hutan-hutan di sekitar waduk.

Namun sayangnya, kata dia, banyak aktivitas ilegal di sekitar waduk dan menyebabkan kerusakan.

Seperti banyaknya kebun-kebun liar, memancing dan keramba jaring apung sampai illegal logging serta perambahan hutan.

Akibatnya waduk menjadi dangkal dan kualitas air waduk menjadi kurang baik.

“Sekarang ini di Duriangkang ada lebih dari 40 ribu bubu digenangan waduk dan sebagian sudah kami cabut. Tapi setelah itu dipasang lagi,” jelasnya.

Pihaknya berharap semua pihak dapat bersama-sama menyelamatkan waduk di Kota Batam.

Batam lanjutnya masih sangat beruntung karena curah hujan yang cukup tinggi rata-rata sekitar 2.400 milimeter per tahun.

“Inilah sumber (air hujan,red) yang kita tangkap di waduk-waduk kita,” paparnya.

Saat ini kata dia, Batam memilliki 9 waduk yaitu waduk Sei Ladi, Sei Harapan, Duriangkang, Muka Kuning, Sei Tembesi, Nongsa, Sei Rempang, Sei Baloi, Sei Gong.

“Namun saat ini waduk Sei Baloi tidak bisa kita gunakan lagi karena sudah menjadi toilet umum yg kualitasnya sangat buruk,” tuturnya.(esa/adv)

Update