Kamis, 28 Maret 2024

Begini Kesiapan Kawasan Industri di Provinsi Kepri Menyambut Relokasi Perusahaan Asal Amerika dan Jepang

Berita Terkait

batampos.co.id – Kawasan industri di Provinsi Kepri yaitu Batam, Bintan dan Karimun sudah bersiap-siap utnuk menyambut relokasi perusahaan asal Amerika Serikat dan Jepang dari Tiongkok.

Wakil Komtap Pengembangan Kawasan Berikat dan Kawasan Perdagangan Bebas Kadin Indonesia, OK Simatupang, mengatakan, kawasna industri Provinsi Kepri sangat siap untuk menampung relokasi perusahaan-perusahaan tersebut.

“Batam, Bintan dan Karimun memiliki letak geografis yang paling strategis di jalur perdagangan international,” jelasnya.

Selain itu kata dia, ketiga daerah tersebut telah diberikan insentif oleh pemerintah pusat sebagai Kawasan Perdagangan Bebas.

Namun, tanpa mengesampingkan peran Singapura yang merupakan base logistics hub terbesar di dunia.

“Kemudian dari sisi kawasan industrinya infrastruktur dan pengelolaannya sudah sangat teruji,” tuturnya.

Ilustrasi kawasan industri di Kota Batam. Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

Saat ini kata dia, di masih tersedia ratusan hektar lahan di kawasan industri di Batam.

Sementara di Bintan, masih ada ribuan hektar lahan yang bisa digunakan untuk perusahaan-perusahaan tersebut.

“Karimun juga siap untuk dikembangkan. Momentum ini tentu, harus kita manfaatkan sebagai sebuah peluang disaat pandemi COVID-19, agar PMA-PMA tersebut dapat merancang investasi di FTZ Batam, Bintan dan Karimun,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Provinsi Kepri, Tjaw Hioeng, menyambut baik
adanya rencana dari pemerintah untuk menarik perusahaan-perusahaan dari Tiongkok ke Indonesia, khususnya di kawasan Iindustri Batam, Bintan dan Karimun.

“Peruntukan industri di Batam Bintan dan Karimun sudah clear and clean, jadi tidak ada lagi permasalahan terkait lahan. Tinggal bagaimana cara kita memanfaatkan pembangunan gedung yang tersebar di masing-masing Kawasan industri baik di Batam, Bintan dan Karimun,” paparnya.

Ia menjelaskan, untuk infrastruktur dasar, infrastruktur industri dan sarana penunjang sudah sangat tersedia di masing-masing kawasan.

“Tinggal tahap pembangunan saja yang memerlukan waktu sekitar 6 sampai 10 bulan dan itu tergantung kapasitas yang dikehendaki,” jelasnya.(esa)

Update